Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak Dwi Mutia Ramdhini dari RSUP Nasional dr Cipto Mangunkusumo mengatakan memperbaiki cara menyikat gigi anak dapat mencegah timbulnya karies dan gigi keropos akibat endapan sisa makanan dalam mulut.
"Sisa makanan atau sisa susu yang menempel di gigi dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan gigi keropos," kata Dwi, dikutip Rabu (13/9).
Dwi mengatakan cara sikat gigi yang masih belum benar dan tidak mengenai semua permukaan gigi, dapat menyebabkan gigi anak berlubang.
Baca juga: Ini Saat yang Tepat Mengenalkan Menyikat Gigi pada Anak
Makanan yang mengandung manis dan lengket dapat bertahan di dalam gigi dan mulut, sehingga sisa makanan di dalam mulut tersebut akan menyebabkan terjadinya karies gigi, jika tidak dibersihkan secara menyeluruh dan benar.
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan 93% anak Indonesia berusia 5-6 tahun sudah mengalami karies gigi, karena masih banyak orangtua yang menganggap gigi karies atau berlubang suatu hal yang wajar karena gigi susu pada anak akan berganti saat dewasa.
Padahal, gigi susu anak memiliki banyak manfaat pada tumbuh kembangnya. Yang paling utama adalah sebagai alat mengunyah saat makanan bernutrisi masuk melalui rongga mulut, yang dapat memengaruhi masa bertumbuhnya.
Baca juga: Bau Mulut Saat Berpuasa, Ini Cara Mencegahnya
Jika gigi anak berlubang, fungsi pengunyahannya menjadi tidak maksimal sehingga berdampak pada asupan nutrisinya yang menjadi tidak baik dan kurang, efeknya pertumbuhan dan perkembangan anak pun menjadi tidak baik.
Selain itu, gigi juga sebagai nilai tambah dari fungsi estetika, jika gigi anak ompong atau hitam karena karies dapat memengaruhi kepercayaan diri anak.
Gigi yang copot sebelum waktunya pun, kata Dwi, juga akan memengaruhi gigi selanjutnya yang akan tumbuh menjadi tidak beraturan dan berantakan.
"Kalau misalnya dia berlubang atau sampai lepas sebelum waktunya nanti gigi penggantinya akan tumbuh jadi kehilangan arah bahkan menjadi sempit ruangan yang seharusnya ada atau rahang giginya ini menjadi sempit karena gigi sudah lepas sebelum waktunya, nanti efeknya gigi permanen yang akan tumbuh itu menjadi berantakan," kata Dwi.
Untuk mencegah meningkatnya risiko gigi berlubang pada anak, orangtua harus tegas untuk membatasi konsumsi makanan manis dan lengket seperti permen atau coklat setidaknya seminggu sekali, dengan tetap disiplin menyikat gigi.
Batasi juga konsumsi susu formula maupun ASI sebelum tidur atau sebagai pengantar tidur. Karena ASI sekalipun dapat menyebabkan gigi berlubang.
Dwi mewajibkan orangtua menyikat gigi anak pada malam sebelum tidur agar kuman sisa minum susu tidak menggerogoti gigi.
"Kalau buat anak yang dikasih susu sebelum tidur oke enggak apa-apa tapi baiknya tetap sikat gigi sebelum tidur, atau di lap pakai kasa lembab giginya," ucap dokter yang tergabung dalam Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini.
Dwi mengatakan terapkan juga kebiasaan rutin menyikat gigi pada anak bahkan saat anak belum memiliki gigi sekalipun, dengan rutin membersihkan rongga mulut dan gusi sehabis mengonsumsi ASI atau susu formula menggunakan kasa lembut atau waslap.
Jika anak sudah memiliki gigi, mulailah menyikat gigi dengan pasta gigi berflouride dalam takaran dosis yang aman untuk anak, yakni sebesar biji beras.
Meskipun anak belum bisa berkumur, kandungan fluoride pada pasta gigi anak masih aman jika tertelan selama masih sesuai dosis yang disesuaikan.
"Saran dari FDI dan WHO sikat gigi harus mulai dari gigi pertama tumbuh dan jangan lupa harus menggunakan pasta gigi yang ada fluoridenya, walaupun tertelan itu masih aman, tapi efeknya untuk proteksi giginya itu sangat berpengaruh banget mencegah supaya gigi nggak karies," ucap Dwi.
Dwi juga mengatakan usahakan menyikat gigi anak pagi dan malam sebelum tidur, dan pakai sikat berbulu lembut. Orangtua juga perlu mendampingi anak untuk sikat gigi setidaknya hingga usia enam tahun untuk memastikan semua area gigi tersikat dengan baik.
Bila perlu jika gigi anak sudah ada tanda-tanda menguning, kunjungi dokter gigi untuk diberikan pasta fluoride dengan dosis tinggi agar tidak semakin melebar dan menjadi karies. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved