Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Usman Sumantri membagikan waktu yang tepat memperkenalkan anak-anak untuk menyikat gigi, yaitu sejak mereka sudah bisa diajak bermain dan saat giginya sudah tumbuh.
"Kalau saya memperkenalkan sikat gigi itu justru saat anak sudah bisa main. Sekarang ada mainan-mainan dokter-dokteran itu sudah ada sikat giginya. Itu sudah memperkenalkan menyikat gigi," kata Usman, Selasa (12/9).
Usman mengatakan, ketika anak sudah tumbuh gigi, orangtua atau orang dewasa di sekitar mereka harus memperkenalkan menyikat gigi sebelum tidur demi menghindari plak tertinggal di gigi.
Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Sikat Gigi
Menurut dia, memperkenalkan anak menyikat gigi sejak dini merupakan hal penting demi membentuk kebiasaan menyikat gigi termasuk sebelum tidur.
"Karena delapan jam itu sudah membentuk plak, apalagi kalau makan jenis-jenis permen, makanan yang gampang melekat itu harus betul-betul dihilangkan supaya tidak tertinggal," tutur Usman.
Berbicara dampak buruk malas menyikat gigi, Usman mengingatkan tentang sakit gigi semisal gigi berlubang yang salah satunya bisa mengancam nyawa.
Baca juga: Sikat Gigi saat Puasa di Pagi Hari, Begini Penjelasannya
"Orang yang meninggal karena giginya berlubang, tidak dirawat bernanah, didiamkan bisa ke jantung, ginjal. Jadi, menyebabkan kematian, indirect to death, tidak menjadikan kematian langsung," tutur dia sambil menyarankan orang-orang memeriksakan gigi ke dokter setidaknya enam bulan sekali.
Terkait gigi berlubang, dalam acara yang sama, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof Suryono mengatakan dampaknya pada organ tubuh lain seperti jantung dan lainnya.
"Saat kondisi tubuh mengalami kelelahan atau imunitasnya menurun maka dia (kuman yang berasal dari gigi berlubang) akan menyebar mengikuti pembuluh darah, bisa ke jantung, ginjal," kata dia.
Dia merujuk beberapa studi menuturkan, saat kondisi kebersihan mulut seseorang buruk maka akan memacu zat-zat inflamasi menyebabkan terjadinya kenaikan kadar gula darah.
Namun, saat kadar gula darah bisa dikendalikan, maka kesehatan gigi dan mulut yang tadinya goyah bisa baik kembali baik.
Selain itu, masih berdasarkan studi, ada hubungan antara penyakit sistemik seperti diabetes melitus dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut.
Mereka yang kadar gulanya tinggi biasanya memiliki ciri salah satunya periodontitis yakni infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.
Selain itu, aroma napas orang dengan kadar gula tinggi yakni seperti cairan pembersih kuteks. (Ant/Z-1)
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Morning sickness dapat menyebabkan asam lambung menggerogoti email gigi, sehingga gigi mudah rusak.
IDEC menggarisbawahi perlunya ekosistem dalam industri kesehatan gigi dan mulut demi terciptanya kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
Mouth wash disebut dapat mengurangi setidaknya 99,9% kuman penyebab bau mulut dan plak.
Fasilitas ruang tunggu AUDY Kids memiliki playground sehingga senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya.
Lebih dari 56% masyarakat memiliki permasalahan gigi, tapi hanya 11,2% yang merawat gigi ke tenaga medis.
Tingkat kesadaran masyarakat terkait gigi dan mulut di masih sedikit. Sehingga dibutuhkan edukasi kesehatan masyarakat semakin diperluas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved