Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Minimnya Pendisiplinan Bisa Sebabkan Anak Lakukan Perundungan

Basuki Eka Purnama
02/3/2024 09:45
Minimnya Pendisiplinan Bisa Sebabkan Anak Lakukan Perundungan
Ilustrasi(Freepik)

KELOMPOK Staf Medis KSM Psikiatri RSUP Nasional dr Cipto Mangunkusumo Prof Tjhin Wiguna mengatakan lingkungan psikososial anak yang permisif dan memiliki kebiasaan pendisiplinan yang kurang bisa menjadi penyebab anak merasa boleh berbuat nakal dan berlaku seenaknya.

"Lingkungan sekolah atau rumah permisif jadi kalau berbuat nakal nggak apa-apa, kadang mereka melakukan ke orang lain karena kebiasaan lingkungannya. Atau bisa juga terjadi karena faktor sekolah kalau pendisiplinannya kurang bisa membuat anak bisa berbuat seenaknya karena tanpa konsekuensi yang jelas," jelas Tjhin, dikutip Sabtu (2/3).

Ia mengatakan anak pelaku bullying atau perundung memang sering kali adalah anak yang terlihat lebih nakal atau lebih nekat, dan bisa jadi anak yang memiliki kecenderungan khusus seperti hiperaktif. 

Baca juga : Siswa Pembakar Gedung Sekolah di Temanggung Jalani Pemeriksaan Psikologi

Anak menjadi berbuat nakal karena tidak ada konsekuensi yang jelas dari pihak orangtua atau guru terhadap perbuatan mereka, dan merasa lebih kuat dari lawannya yang menjadi korban perundungan.

Pengalaman masa kecil yang pernah menjadi korban, juga bisa menjadi dampak seseorang melakukan perundungan. Hal itu berdampak pada perilakunya ketika dewasa dan selalu mencari cara untuk menekan korban.

"Pengalaman masa kecil terhadap bullying bisa berdampak pada perkembangan kepribadian seseorang, ada pengaruhnya, kalau dewasa perlu konsultasi ada masalah atau gangguannya apa," katanya.

Baca juga : Ini Tanda-Tanda Anak Anda Jadi Korban Perundungan di Sekolah

Selain itu, anak dengan kecenderungan khusus seperti gangguan mental dan perilaku hiperaktif impulsif atau ADHD juga bisa menjadi korban perundungan maupun pelakunya. Karena anak tersebut tidak bisa mengontrol perilaku seperti tidak bisa diam dan bisa mendorong temannya.

Pelaku yang selalu melakukan perundungan meskipun sudah didamaikan, kata Tjhin, perlu dikonsultasikan karena nanti bisa jadi masalahnya tidak akan selesai dan korban akan terus bertambah. 

Pelaku tersebut perlu mendapatkan konsultasi terkait masalah atau gangguan yang dialaminya.

Baca juga : Tenaga Pendidik Diharapkan Berikan Konseling Tepat kepada Korban Bullying

Ia mengatakan dampak perundungan pada korban bisa dibilang tidak main-main. Korban bisa timbul berbagai masalah emosi, perilaku, dan berbagai macam kondisi mental yang berujung cemas, depresi dan kegagalan baik akademis maupun kehidupan sosial di sekolah.

Sejauh ini, Tjhin mengatakan belum ada penelitian apakah pelaku perundungan bisa sembuh dan tidak mengulang perbuatannya. Namun dukungan keluarga serta peran serta guru di sekolah sangat dibutuhkan guna membina anak yang menjadi perundung maupun korban agar masing-masing bisa berdamai.

"Tentunya perlu guru atau siswa lainnya ada nggak sih dukungan siswa yang mengalami bullying, kalau bicara keluarga kita harus lihat apakah keluarga itu bisa memberikan dukungan atau penentraman juga nggak terhadap siswa yang mengalami bullying," pungkasnya. (Ant/Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya