Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perokok Pasif Punya Risiko Kena Kanker Paru hingga 4 Kali Lipat

Andhika Prasetyo
29/2/2024 16:23
Perokok Pasif Punya Risiko Kena Kanker Paru hingga 4 Kali Lipat
Ilustrasi(Antara)

Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta, Mariska Pangaribuan, mengugnkapkan perokok pasif memiliki risiko terkena kanker paru hingga empat kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar asap rokok sama sekali.

"Orang yang tidak merokok, tapi menghirup asap rokok, memiliki empat kali lipat risiko terkena kanker paru dibandingkan yang tidak merokok," ujar Mariska dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (29/2).

Ia mengatakan risiko kanker paru membesar menjadi 13 kali lipat pada perokok aktif, dibandingkan dengan orang yang tidak merokok sama sekali. Risiko penyakit itu bisa muncul lantaran asap rokok mengandung sekitar 4.000 senyawa kimia dan 400 zat berbahaya yang terhirup ke dalam jaringan epitel yang berada di paru-paru.

Baca juga : Belajar dari Perjuangan Kiki Fatmala Melawan Kanker: Pentingnya Hidup Sehat

"Ada 43 zat karsinogenik atau zat yang bisa menyebabkan kanker, yang apabila terhirup dapat menyebabkan perubahan DNA atau kerusakan DNA pada sel, yang pada ujungnya akan menyebabkan keganasan pada sel yang rusak tersebut," ungkapnya.

"Kalau merokok kan tidak cuma sekali. Itu bertahun-tahun. Sehari bisa satu bungkus, dua bungkus. Itu lama-lama, sel tadi tidak bisa kembali bagus lagi. Dia menjadi sel yang rusak dan menjadi sel yang anomali, menjadi sel yang ganas."

Sel ganas tersebut, kata Mariska, dapat membelah diri menjadi sel ganas yang lebih banyak lagi, sehingga kanker dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. Untuk itu, ia menegaskan kepada masyarakat yang masih merokok untuk dapat berhenti dari kebiasaan tersebut.

Baca juga : Support System untuk Pasien Kanker Paru Jadi Kunci dalam Mempertahankan Kualitas Hidup

"Karena kebiasaan itu berbahaya, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang lain," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin telah menyatakan agar masyarakat melakukan skrining kanker, sehingga penyakit tersebut dapat diketahui sejak dini dan bisa disembuhkan.

"Pesan saya untuk masyarakat, jangan takut untuk skrining dan periksa kanker, karena itu masalah," kata Budi.

Menkes Budi menilai menunda-nunda pemeriksaan kanker justru akan menyebabkan penyakit kanker menjadi semakin parah, semakin kecil peluang kesembuhannya, serta semakin banyak menghabiskan biaya. (Ant/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya