Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
RAMBUT merupakan bagian yang signifikan dari jati diri kita, sehingga kehilangan rambut selama terapi kanker dapat menjadi momen yang sangat menyedihkan di waktu yang sudah berat.
Namun, ini bisa diartikan sebagai tanda bahwa kemoterapi efektif, dan rambut umumnya akan tumbuh kembali pasca pengobatan, menurut Desmond Tobin, seorang ahli dermatologi di Charles Institute, University College Dublin.
Rambut mungkin terlihat berbeda setelah kemoterapi, ungkap Tobin.
"Dalam kebanyakan situasi, setelah terapi selesai, rambut akan tumbuh kembali dengan baik dan mirip dengan keadaan sebelumnya," ujarnya. "Namun, pada awal pemulihan, struktur dan penampilan rambut mungkin mengalami perubahan."
Perubahan yang sering kali dilaporkan oleh pasien yang telah menyelesaikan kemoterapi adalah munculnya "chemo curls," yaitu rambut yang tumbuh kembali menjadi keriting sementara sebelumnya lurus. Biasanya, pergeseran ini bersifat sementara dan rambut akan kembali seperti semula dalam waktu sekitar satu tahun, kata Tobin.
Untuk memahami chemo curls, kita terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana rambut tumbuh secara normal. Rambut manusia terdiri dari serat panjang yang berasal dari sel-sel kulit mati, yang sebagian besar terbuat dari protein keratin, kata Sunny Wong, profesor dermatologi di University of Michigan Medical School.
Setiap helai rambut dihasilkan oleh folikel rambut — semacam "pabrik" kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel — yang selalu mengalami siklus pertumbuhan, periode istirahat, dan rontok.
Di sisi lain, bentuk folikel rambut menentukan gaya — dan dengan demikian tekstur — setiap helai rambut: folikel yang berbentuk bulat menghasilkan rambut lurus, folikel yang berbentuk oval pipih menghasilkan rambut keriting, dan bentuk di antaranya menghasilkan rambut bergelombang.
Lalu, apa dampak obat kemoterapi terhadap folikel rambut? Terapi kanker menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat, sehingga folikel rambut — yang juga memiliki sel punca untuk pertumbuhan rambut — sangat rentan terhadap kerusakan.
"Folikel rambut adalah salah satu jaringan yang paling aktif membelah di dalam tubuh, mungkin hanya kalah dari sumsum tulang atau usus, sehingga sangat mudah terpengaruh," kata Tobin.
"Itulah yang menyebabkan folikel rambut mengalami respons stres yang sangat tinggi," lanjutnya.
Akibatnya, kemoterapi menghentikan siklus pertumbuhan rambut, memaksa folikel untuk melepaskan helai rambut di fase pertumbuhan atau memasuki fase tidur.
Namun, setelah pengobatan selesai, sel punca dalam folikel rambut mulai kembali aktif. Siklus pertumbuhan pun dimulai perlahan, memungkinkan rambut tumbuh kembali — meskipun terkadang dengan penampilan yang sedikit berbeda.
"Paparan kemoterapi dapat merusak folikel rambut yang ada dan mengubah bentuknya sehingga menghasilkan helai rambut dengan bentuk atau panjang yang berbeda, mungkin lebih tipis," jelas Tobin. "Ini tergantung bagaimana folikel rambut bereaksi terhadap efek obat tersebut."
Demikian pula, dampak kemoterapi pada sistem tubuh lainnya — seperti sistem endokrin yang berperan dalam hormon — dapat sementara merubah proses produksi pigmen, yang mengakibatkan perubahan warna rambut.
Tubuh manusia memiliki kekuatan luar biasa, dan folikel rambut yang mengalami kerusakan akibat terapi kanker dapat sepenuhnya sembuh. Para ahli merekomendasikan pasien agar tidak melakukan perawatan yang dapat merusak rambut baru, seperti mewarnai atau meluruskan secara kimia.
"Rambut biasanya tumbuh sekitar satu sentimeter setiap bulan di kulit kepala, namun asupan nutrisi yang baik dan aliran darah yang lancar akan membantu memperkaya 'tanah' tempat folikel rambut tumbuh serta mempercepat proses pemulihan," ujar Tobin. (Live Science/Z-1)
Pola makan sehat berperan penting dalam mendukung pemulihan pasien kemoterapi. Temukan 7 jenis makanan terbaik berikut.
Dengan layanan ini, pasien dapat menjalani terapi tanpa harus menginap di rumah sakit, sehingga mengurangi waktu rawat inap.
DALAM rangka menyambut Hari Natal, diharapkan ada kesadaran masyarakat untuk anak penderita kanker yang berjuang untuk tetap hidup.
Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan yang umum digunakan dalam penanganan kanker. Obat ini bertujuan untuk membunuh atau memperlambat sel kanker.
Pada kasus-kasus pasiennya itu sudah berusia 60 tahun ke atas, kita tidak lagi melakukan kemoterapi intensif karena risiko kematian dan kegagalannya tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved