Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
Sebuah studi kohort besar yang dipublikasikan dalam jurnal Thorax (Juli 2025) mengungkap bahwa konsumsi tinggi makanan ultra-olahan (ultra-processed foods/UPF) secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru, termasuk non-small cell lung cancer (NSCLC) dan small cell lung cancer (SCLC).
Penelitian yang melibatkan 1.706 partisipan dari Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian (PLCO) Cancer Screening Trial selama rata-rata 12,2 tahun ini menemukan:
UPF, seperti daging olahan, minuman ringan, roti putih, dan makanan instan, cenderung rendah serat dan nutrisi, namun tinggi gula, lemak jenuh, dan aditif. Risiko tetap signifikan meski telah disesuaikan dengan faktor seperti usia, kebiasaan merokok, IMT, dan kualitas diet.
“Pembatasan makanan ultra-olahan berpotensi menjadi strategi penting untuk mencegah kanker paru secara global,” ujar Prof. Yongzhong Wu dari Chongqing University Cancer Hospital.
Meski bersifat observasional, studi ini memperkuat urgensi kebijakan kesehatan masyarakat untuk membatasi konsumsi UPF secara luas. (Z-10)
American Heart Association (AHA) keluarkan pedoman baru tentang makanan ultra-proses yang masih bisa dikonsumsi dengan bijak.
Sebuah studi terbaru mengungkap konsumsi lebih dari 11 porsi makanan ultra-olahan per hari dapat meningkatkan risiko munculnya gejala awal penyakit Parkinson hingga 2,5 kali lipat.
Sebuah studi internasional terbaru menunjukkan konsumsi makanan ultra-proses (UPF) secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini.
MENGONSUMSI makanan ultra-proses dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi atau memperpendek umur yakni produk berbasis daging, unggas, dan makanan laut siap saji,
PENELITIAN terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi makanan ultra-olahan atau ultra process food dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved