Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PARA peneliti telah mengungkapkan paparan berkepanjangan terhadap polusi udara partikulat halus (PM2.5) dapat meningkatkan risiko hospitalisasi akibat penyakit kardiovaskular di kalangan orang dewasa atau tua.
Penelitian di Amerika Serikat (AS), yang dipimpin para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan mengungkapkan, ketika paparan kronis terhadap PM2.5 berada antara 7 dan 8 mikrogram per meter kubik tingkat rata-rata nasional, saat ini, risiko rata-rata hospitalisasi akibat penyakit kardiovaskular pada orang tua adalah 3,04% setiap tahunnya.
Dikutip dari Medical Daily, Selasa (27/2), dengan menurunkan tingkat rata-rata tahunan PM2.5 dari 7-8 mikrogram per meter kubik menjadi di bawah 5 mikrogram/meter kubik, hospitalisasi kardiovaskular secara keseluruhan dapat dikurangi sebesar 15%.
Baca juga : Polusi Udara Bunuh Ratusan Ribu Orang Eropa sepanjang 2021
Rilis temuan studi ini bersamaan dengan pembaruan teranyar oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) tentang Standar Kualitas Udara Ambien Nasional. Standar yang direvisi bertujuan untuk menurunkan tingkat rata-rata PM2.5 tahunan yang diperbolehkan di negara tersebut dari 12 mikorgram/m3 menjadi 9 mikrogram/m3.
"Waktu dari studi kami tidak bisa lebih kritis lagi, dan implikasinya sangat mendalam. Temuan kami mengkuantifikasi manfaat dari menerapkan kebijakan kontrol polusi udara yang lebih ketat bahkan lebih ketat dari standar baru Badan Perlindungan Lingkungan, yang jauh lebih tinggi daripada standar 5 mikrogram per meter kubik yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia," kata penulis utama Yaguang Wei, peneliti di Departemen Kesehatan Lingkungan.
Temuan tersebut diperoleh setelah menguji catatan rumah sakit dan tingkat paparan PM2.5 dari hampir 60 juta penerima Medicare antara 2000 dan 2016. Para peserta semuanya berusia di atas 65 tahun.
Baca juga : PBB: Perubahan Iklim Perburuk Gelombang Panas dan Kualitas Udara
Para peneliti mengembangkan peta prediktif tingkat PM2.5 di seluruh negara dari berbagai sumber data polusi udara dan menghubungkannya dengan kode pos tempat tinggal penerima.
Para peserta diikuti hingga masuk rumah sakit pertama kali untuk salah satu dari tujuh subtipe penyakit kardiovaskular (CVD) utama: penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, gagal jantung, kardiomiopati, aritmia, dan aneurisma aorta toraks dan abdominal.
"Studi ini menemukan bahwa paparan rata-rata tiga tahun terhadap PM2.5 berkaitan dengan peningkatan risiko masuk rumah sakit pertama kali untuk semua kondisi kardiovaskular, terutama penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, gagal jantung, dan aritmia. Untuk CVD gabungan, studi ini menemukan bahwa ketika paparan kronis terhadap PM2.5 berada antara 7 dan 8 mikrogram/m3, yang mewakili tingkat rata-rata nasional saat ini, rata-rata risiko hospitalisasi untuk penyakit kardiovaskular pada orang tua adalah 3,04% setiap tahun," ungkap para peneliti.
Baca juga : Polusi Udara Bisa Memperpendek Usia Harapan Hidup
Ketika paparan kronis terhadap PM2.5 memenuhi pedoman WHO di bawah 5 mikrogram/m3, risiko hospitalisasi untuk CVD ditemukan sebesar 2,59% setiap tahunnya.
Selain itu, para peneliti mencatat bahwa tidak ada ambang batas aman yang ditetapkan untuk paparan kronis terhadap PM2.5.
Risiko kesehatan tetap signifikan setidaknya selama tiga tahun setelah paparan kronis, dengan dampak yang tidak proporsional pada individu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, akses terbatas ke perawatan kesehatan. (Ant/Z-1)
Saat tidur, tubuh melakukan pemulihan dan pengaturan beragam fungsi penting, seperti tekanan darah, detak jantung, dan keseimbangan hormon.
PREVALENSI penyakit kardiovaskular semakin tinggi di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) meluncurkan "Deklarasi InaPrevent 2025"
Sebuah penelitian menyebutkan, wanita yang pernah mengalami komplikasi kehamilan lebih berisiko mengalami serangan jantung di kemudian hari.
Daging merah olahan seperti sosis, nugget, dan daging asap telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Kebiasaan duduk terlalu lama atau yang sering disebut dengan 'mager' atau malas gerak, dapat memicu berbagai penyakit dan membuat angka harapan hidup lebih rendah alias rentan mati muda.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved