Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERHIMPUNAN Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) mengatakan pemeriksaan fungsi ginjal dan urine (air kencing) merupakan cara yang efektif untuk mencegah terkena penyakit ginjal kronis.
"Untuk mendeteksi itu gampang, cek kreatinin untuk lihat fungsi ginjal, cek kencing untuk melihat kebocoran apakah ada protein di dalam urine. Kalau normal enggak apa-apa, enggak usah dicek setiap bulan, bisa setahun sekali," kata Sekretaris Jenderal InaSH Djoko Wibisono, dikutip Selasa (27/2).
Dokter yang melangsungkan praktik di RSPAD Gatot Subroto Jakarta itu menjelaskan, ketika melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, dokter akan memeriksa darah untuk melihat kreatinin dan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
Baca juga : Meski Hanya Punya Satu Ginjal, Anda Tetap Dapat Hidup Normal
Sedangkan pada pemeriksaan urine dilaksanakan dengan melihat kadar albumin atau protein dengan pemeriksaan Urine Albumin Creatinin Ratio (UACR) untuk melihat adanya kebocoran ginjal. Ia menyarankan pemeriksaan urine dilakukan saat pagi hari.
"Deteksi dini penyakit ginjal kronik harus dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal dan UACR sekaligus. Jika ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan pertama, wajib dilakukan pemeriksaan kedua tiga bulan kemudian," katanya.
Menurutnya, kedua pemeriksaan tersebut menjadi amat penting mengingat penyebab penyakit ginjal yang paling sering ditemukan di Indonesia berkaitan dengan diabetes dan hipertensi.
Baca juga : Obat Antihipertensi Dipastikan tidak Sebabkan Gagal Ginjal
Selain melakukan pencegahan lewat dua pemeriksaan tersebut, Djoko menyebut penyakit ginjal kronik bisa juga dicegah dengan gaya hidup yang sehat. Dari cara yang mudah, masyarakat bisa menjaga tekanan darah tetap pada batas normal dan menjaga berat badan tetap ideal.
Kemudian disarankan untuk meminum air putih delapan sampai 10 gelas air putih per hari, tidak merokok, jaga kadar gula darah tetap normal, rajin berolahraga serta tidak mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter.
Dalam kesempatan itu, Djoko meminta masyarakat agar dapat memahami bahwa penyakit gagal ginjal kronis adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Baca juga : Setelah Transplantasi Ginjal, Pasien Wajib Kontrol Rutin
Pada awalnya, tidak ditemukan gejala yang khas, sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Namun masyarakat bisa mewaspadai gejala seperti adanya tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah serta sulit tidur.
Gejala lainnya, yakni kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi dan timbul rasa gatal hingga sesak dan mual atau muntah.
"Jadi supaya tidak kecolongan, saya mohon cek fungsi ginjal dan kebocorannya. Kalau sudah terkena, biasanya pasti di jantung ada sesuatu, UACR itu menandakan pembuluh darah sudah kena, itu tidak hanya ginjal, itu menandakan di mata ada sesuatu, di jantung sudah mulai terkena termasuk di otak," pungkas Djoko. (Ant/Z-1)
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Kendalikan tekanan darah, jangan sampai hipertensi! Salah satu caranya ialah dengan membatasi asupan garam.
Dengan aktif bergerak dan menjaga pola makan dengan membatasi konsumsi natrium dapat menurunkan risiko hipertensi
Hasil studi yang diterbitkan jurnal Environmental Health Perspective menunjukkan bahan kimia yang ditrmukan pada kosmetik dapat meningkatkan risiko hipertensi saat kehamilan.
"Mau minum zat komponen apapun yang katanya alami sekalipun, itu hanya menangani gejala. Tapi dasarnya adalah gaya hidup harus diubah,"
Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu tertinggi di Indonesia.
Kriteria calon residien yang akan menerima transplantasi ginjal ialah mereka yang masuk dalam kondisi gagal ginjal tahap akhir, baik yang sudah atau belum menjalani dialisis.
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Tiga organ yang paling berperan dalam mengatur keseimbangan air dalam tubuh itu adalah otak, jantung, dan ginjal
Beberapa laporan kasus menunjukkan buah belimbing bisa menyebabkan gangguan yang cukup berbahaya, baik pada ginjal yang sudah terganggu maupun yang masih sehat.
PEMPROV DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan RS-RS yang akan menjadi rujukan untuk menangani pasien anak-anak yang mengalami gejala gagal ginjal akut.
Kasus itu tidak hanya melibatkan perusahaan farmasi saja. Menurutnya, pihak kepolisian harus mampu menganatomi perkara tersebut dengan cermat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved