Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Obat Antihipertensi Dipastikan tidak Sebabkan Gagal Ginjal

Basuki Eka Purnama
05/12/2023 04:45
Obat Antihipertensi Dipastikan tidak Sebabkan Gagal Ginjal
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Prof Idrus Alwi menegaskan obat antihipertensi atau obat tekanan darah tinggi tidak menyebabkan gagal ginjal.

"Kami memberikan atau mengendalikan hipertensi dengan obat-obatan justru demi melindungi ginjalnya," ujar Idrus Alwi, dikutip Selasa (5/12).

Ia menjelaskan penyebab terbanyak kasus gagal ginjal di Indonesia adalah hipertensi yang tidak terkendali. Jadi, kata Idrus, dengan mengendalikan tensi para penderita tekanan darah tinggi, ginjal pasien pun akan terlindungi.

Baca juga: FIK UI Ajak Atasi Lansia Hipertensi melalui Social Support Family Caregiver Training

Oleh karena itu, obat antihipertensi justru mencegah terjadinya komplikasi pada ginjal dan bukan penyebab dari gangguan ginjal.

"Tentunya, kita harus memantau fungsi ginjalnya secara berkala," kata Idrus.

Idrus mengatakan pengobatan antihipertensi biasanya dianjurkan oleh para dokter untuk dikonsumsi seumur hidup.

Baca juga: Pengendalian Faktor Risiko dapat Cegah Kejadian Stroke

Tujuannya, kata dia melanjutkan, tidak hanya memberi proteksi kepada jantung dan pembuluh darah, tetapi memberi perlindungan kepada ginjal sebagai organ target lainnya.

"Mengenai kombinasi obat antihipertensi dengan terapi alternatif, misalnya jamu, yang penting kita harus tahu isinya apa," ucap Idrus.

Akibatnya, Idrus tidak memberi jaminan keamanan terkait kombinasi obat antihipertensi dengan jamu sebagai pengobatan alternatif.

"Yang paling dianjurkan adalah konsumsi sayur dan buah-buahan, itu dianjurkan," kata dia.

Selain itu, juga terdapat pengobatan alternatif untuk para penderita darah tinggi, seperti mengonsumsi seledri atau timun.

"Boleh-boleh saja, tetapi ini bukan obat utama. Jadi, itu merupakan terapi pelengkap, tapi bukan obat utama," ujar Idrus.

Dia kemudian berpesan kepada para penderita darah tinggi untuk tidak mengganti obat utama yang diberikan oleh dokter dan menggantinya dengan terapi alternatif.

"Jangan sampai menimbulkan risiko komplikasi," pungkas Idrus. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya