Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERKEMBANGAN teknologi informasi yang ditandai semakin tingginya pengaruh artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI) menjadi tantangan tersendiri sekaligus peluang bagi jurnalis dalam menjalankan tugas dan profesinya dalam mengabarkan informasi dan berita secara lengkap dan akurat.
Jadi, berita harus ramah pembaca dalam arti, tetap memberikan informasi terkini yang akurat, valid, dan mencerahkan.
“Kuasai teknologi informasi dan melakukan transformasi menyeluruh di semua lini, termasuk penggunaan AI atau kecerdasan buatan. Jika ini tidak dilakukan, jurnalis ekana mengalami kesulitan dan kalah bersaing dengan yang lain,” ujar dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Drs.Suradi, MSi, dalam keterangan pers, Senin (26/2).
Baca juga : Penggagas Aplikasi Habuds Irena Tanihaha Ajak 500 Warga Bogor Yoga Bareng
Pernyataan disampaikan Suradi ketika memberikan pelatihan jurnalistik di SMA Plus PGRI Cibinong, Bogor, akhir pekan ini.
Acara ini juga sekaligus mengenalkan kampus ATVI kepada siswa untuk masuk dalam industri media digital yang sangat dinamis.
Suradi yang juga praktisi media dan telah 30 tahun bekerja sebagai jurnalis, menjelaskan dengan perkembangan teknologi informasi ditambah makin tingginya kebutuhan AI, pola kerja berubah, sikap, dan kecepatan, serta ketepatan dalam menyampaikan berita.
Baca juga : Cegah Hoaks, Dosen UPNVJ Edukasi Siswa SMA dan SMK di Depok
“Belum lagi pesaing jurnalis adalah media sosial yang berlomba mengabarkan berbagai informasi dan peristiwa. Jurnalis kini bersaing ketat dengan media sosial,” jelas Suradi.
“Jurnalis harus menjadikan media sosial sumber berita alternatif, minimal membaca situasi perkembangan di masyarakat untuk ditindaklanjuti dalam reportase,”kata Suradi
Pelatihan yang dikemas dalam kegiatan bernama “Student Day Jurnalistik” sebanyak 45 siswa kelas X-XI SMA Plus PGRI Cibinong mengikuti dengan serius dan aktif dalam sesi diskusi pelatihan dengan tema “Tantangan Pers Era Smart Society 5.0 Profesi Jurnalis di Era Smart Society 5.0 dan Literasi Media Digital Media Massa Tantangan Pers, Khususnya Jurnalis”.
Baca juga : Kenalkan Bidang Telekomunikasi, PLN Icon Plus Gelar Kegiatan Goes to School
Dalam kegiatan ini para siswa didampingi Pembina Studentday Jurnalistik SMA Plus PGRI Cibinong, Dian Adesti dan juga guru pembina, Ibu Wirya Aini.
Setelah acara pelatihan selesai pun, peserta masih bersemangat untuk menanyakan berbagai hal terkait dengan perkembangan teknologi informasi yang amat berpengaruh pada cara kerja jurnalis.
Terkait peran dan tantangan jurnalis di era 5.0, Pembina Student Day Jurnalistik SMA Plus PGRI Cibinong, Dian Adesti menjelaskan, diskusi ini diikuti oleh seluruh siswa yang tergabung di kelas jurnalistik dan digelar untuk mengenal seperti apa peran dan tantangan jurnalis era Society 5.0 yang dihadapkan pada perkembangan teknologi yang super cepat.
Baca juga : Hampir 1.000 Siswa Diundang 'Satu Hari Jadi Mahasiswa' di Kampus UTama
Menurut Dian, jurnalis media massa ke depan menghadapi tantangan yang berat. Di tengah berbagai kemudahan yang ditawarkan teknologi, dan melimpahnya informasi.
Di sisi lain, jurnalis di media massa juga harus tetap mampu menyajikan informasi yang berkualitas, menjadi pembeda di antara menjamurnya berbagai platform sosial media.
Karena itu, diskusi jurnalistik dengan mengundang praktisi seperti ini menjadi salah satu hal yang bisa meningkatkan wawasan siswa.
Baca juga : SMK PPN Sajikan Produk Unggulan pada Millennial Indonesia Agropreneurs 2023
“Saya berharap siswa dapat terbuka wawasan mengenai tantangan dan peluang profesi jurnalis di era digital. Supaya menjadi jurnalis yang memiliki kredibilitas dan selalu bersemangat untuk terus memberikan informasi positif kepada masyarakat,” tutur Dian.
Hal senada juga dituturkan Salma Nurhaliza, siswi kelas XI SMA Plus PGRI Cibinong. Ia mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan seperti ini.
“Seru banget, ternyata banyak banget ilmu yang baru aku tau lewat diskusi tersebut. Misalnya, tentang strategi atau kiat kiat agar eksistensi dari peran jurnalis tidak hilang tergantikan sama zaman yang semakin modern” tuturnya. (S-4)
Memberikan pengalaman baru dengan melukis di atas nylon bag bisa membantu mengembangkan daya kreativitas sejak dini.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
KEGIATAN belajar mengajar kembali digelar di wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Senin (8/1). Para siswa menjalani kegiatan dengan metode beragam cara.
Kegiatan belajar mengajar dengan cara lesehan sudah dilakukan sejak 2014. Meja dan kursi di kelas itu rusak dan tidak kunjung diperbaiki.
Selain pembatasan usia, minimnya siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar tersebut juga akibat akses menuju sekolah yang berada di daerah terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk.
Pelatih Tim Nasional U-20, Indra Sjafri mengatakan kompetisi ini tidak hanya menciptakan panggung bagi para pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka,
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meresmikan acara pendidikan yang menjadi tradisi tahunan SMAN 8 Jakarta yakni Education Fair atau Edufair, melalui zoom, Senin (19/7).
Wagub DKI berpesan agar para lulusan SMAN 8 Jakarta tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga mendalami agama sebagaimana mengutip ucapan ilmuwan Albert Einstein.
Anies Baswedan mengatakan, universitas itu pada intinya tempat untuk menumbuhkan minat dan potensi, sehingga jenjang pendidikan S1 harus dilihat sebagai pembelajaran dari segala aspek.
Kegiatan vaksinasi Covid-19 dapat terlaksana berkat kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) Jaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved