Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan rapid communication atau informasi cepat tentang obat pencegah tuberkulosis (TB) dalam upaya menekan laju kasus global. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Profesor Tjandra Yoga Aditama Minggu (18/2) mengatakan tuberkulosis adalah masalah kesehatan penting di dunia dan juga di Indonesia.
Bahkan Indonesia kini menjadi negara penyumbang kasus ke dua terbanyak TB di dunia, yang tadinya di perangkat ke tiga. Walapun sudah ada InPres No. 67 tahun 2021 untuk TB, imbuhnya, tetapi target eliminasi tuberkulosis di tahun 2030 jelas masih merupakan tantangan amat besar.
Rapid communication yang dikeluarkan pada 14 Februari 2024 itu menjelaskan tentang Obat Pencegahan Tuberkulosis. "Ini suatu aspek yang menarik, karena biasanya kita hanya bicara tentang mengobati yang sudah jatuh sakit, tetapi kembali ditegaskan bahwa ada obat untuk mencegah tuberkulosis," ujar Tjandra Yoga.
Baca juga : Sidang MK, Saksi Sebut Pembahasan RUU Kesehatan Libatkan Banyak Pihak
Dalam publikasi WHO ini disampaikan lima hal yang bukan saja perlu diketahui tetapi juga harus diterapkan di Indonesia.
Pertama, sekitar seperempat penduduk dunia sudah pernah kemasukan / terinfeksi kuman tuberkulosis, bahkan untuk Indonesia mungkin saja angkanya lebih tinggi.
"Memang mereka belum tentu akan jatuh sakit, baik karena fenomena bakteri TB yang dorman dan juga karena daya tahan tubuh. Nah, berbagai penelitian menunjukkan sekitar 5-10% dari mereka ini kemudian akan benar-benar sakit TB, dan utamanya penyakit akan muncul pada 2 sampai 5 tahun sesudah infeksi awal," jelas Guru Besar FK UI ini.
Ke dua, WHO secara jelas menyebutkan bukti ilmiah menunjukkan bahwa pengobatan pencegahan tuberkulosis (“TB preventive treatment) pada mereka yang risiko tinggi akan secara progresif menurunkan risiko untuk penyakit TB nya muncul. Pada September 2023 di pertemuan dunia “UN High Level Meeting on Tuberculosis” disepakati komitmen untuk meningkatkan pengobatan pencegatan TB sampai ke 45 juta orang. "Indonesia harus jadi bagian dari pencapaian angka dunia ini, sementara cakupan kita saat ini masih rendah," ujarnya.
Baca juga : Kasus Covid-19 Naik, Kemenkes: Masih Level Aman
Ke tiga, khusus untuk pengobatan pencegahan tuberkulosis untuk mereka yang kontak dengan pasien TB dengan resistensi berganda / resstensi rifampisin (MDR/RR-TB), maka di tahun 2024 ini WHO merekomendasikan memasukkan penggunaan obat levofloxacin selama 6 bulan, ini sejalan dengan hasil penelitian terbaru dari Afrika Selatan dan Vietnam. Tentu akan bagus kalau di masa datang hasil penelitian Indonesia juga akan dapat jadi acuan dunia juga.
Ke empat, ada perubahan dosis pada regimen pengobatan pencegahan tuberkulosis pada obat levofloxacin dan rifapentine, dan juga penggunaan bersama (“co-administration”) dengan obat dolutegravir, ini sesuatu hal baru yang diharapkan memberi pencegahan lebih baik.
Ke lima, ada integrasi rekomendasi “WHO screening guidelines” 2021 dengan WHO guidelines on new tests of TB infection”. Juga ada pembaruan algoritme bagaimana pengobatan pencegahan tuberkulosis ini dilakukan pada mereka yang kontak dengan pasien TB, kelompok ODHA serta kelompok risiko tinggi lainnya.
Baca juga : Sidang MK, 5 Organisasi Profesi Sebut UU Kesehatan Cacat Formil
Tjandra berharap jumlah yang mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis di Indonesia dapat terus ditingkatkan secara bermakna, sehingga masyarakat benar-benar dapat terlindung dari penyakit tuberkulosis yang kini membunuh 16 orang Indonesia pada setiap jamnya. (H-1)
Baca juga : Diare Penyebab Kematian Tertinggi Anak setelah Pneumonia
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Laporan WHO terbaru menyebutkan bahwa mulai pertengahan April 2025 sirkulasi varian LP.8.1 mulai berkurang dan varian baru NB.1.8.1 meningkat, yang diberi nama varian Nimbus
AKHIR Mei yang lalu peningkatan kasus covid-19 kembali terjadi di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan Malaysia. Banyak negara juga mulai bersiap.
TERJADI lonjakan kasus covid-19 di berbagai negara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19.
Otoritas kesehatan terkemuka AS dan Argentina juga meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai ‘sistem kesehatan internasional alternatif’ yang terpisah dari WHO.
Salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan masyarakat saat ini adalah daya tarik produk tembakau, nikotin, dan turunannya seperti rokok dan vape, terutama bagi anak muda.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menilai komunikasi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin harus segera diperbaiki.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengatakan, melatih dokter umum untuk melakukan operasi caesar pada ibu hamil bisa menjadi opsi terakhir.
Konsep yang disebutkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa PPDS bisa melakukan praktik dokter umum sebenarnya merupakan konsep yang lama.
IDI Jawa Barat (Jabar) mengecam keras tindakan dokter kandungan berinisial MSF di Garut, Jabar. Dia diduga melakukan pelecehan seksual pada pasien
Profesi dokter tidak boleh digunakan untuk mempromosikan suatu produk yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit, meningkatkan kesehatan konsumen, atau menambah kecantikan pengguna.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved