Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BERAT badan Anda mulai naik? Coba cek apakah Anda banyak mengonsusmi gorengan.
Menurut dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra, terlalu banyak mengonsumsi hidangan yang digoreng alias gorengan bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
"Pastinya akan ada penambahan berat badan. Hal itu karena di dalam gorengan ada karbohidrat juga selain minyak," ujar Yohan, dikutip Jumat (2/2).
Baca juga : Anda Boleh Makan Gorengan, Asalkan...
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu mengatakan kalori yang ada di dalam minyak hampir dua kali lipat lebih tinggi ketimbang yang ada pada karbohidrat dan protein.
Saat 1 gram karbohidrat dan protein memiliki kalori total empat, pada minyak dalam satu gramnya memiliki total kalori sembilan.
Tidak hanya berat badan, terlalu banyak mengonsumi gorengan bisa menyebabkan munculnya gangguan metabolik seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi.
Baca juga : Setelah Libur Panjang, Saatnya Medical Check Up
Tingginya jumlah kolesterol jahat atau Low Density Lipoporetin (LDL) dalam tubuh tidak menampilkan gejala khusus. Padahal, LDL meningkatkan risiko penyakit, salah satunya penyakit jantung.
Untuk mengetahui kadar LDL, Anda harus melakukan pemeriksaan di laboratorium.
"Tidak ada gejala khas untuk kolesterol tinggi. Seandainya LDL Anda tinggi maka sudah pasti Anda kebanyakan lemak atai minyak yang jelek. Jika High Density Lipoportein (HDL) yang tinggi berarti lemak yang Anda kondusmi cukup baik kondisinya," papar Yohan.
Baca juga : Ingin Diet Namun Tetap Sehat? Ini Caranya
Indonesia, beradasarkan studi yang dirilis pada 2020 merupakan negara dengan jumlah pengonsumsi minyak goreng terbesar di dunia.
Konsumsi minmyak goreng yang tinggi itu menyebabkan meningkatnya masalah kesehatan yang dialami warga Indonesia, misalnya hipertensi, kolesterol tinggi, dan asam urat. (AFP/Z-1)
Baca juga : Ini Cara Meningkatkan Berat Badan yang Benar
Menjaga suhu minyak tetap pada kisaran ideal 175-190°C dapat membantu mencegah gorengan menyerap terlalu banyak minyak.
Gorengan populer sebagai camilan atau makanan pendamping, terutama di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.
Meski enak dan gurih, gorengan sebaiknya dikonsumsi secara terbatas, karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk bagi kulit wajah, jantung, dan pencernaan
Plastik mengandung beberapa zat-zat kimia berbahaya, seperti Bispehenol-A (BPA) dan PVC (Polyvinyl chloride). Zat ini tidak larut, sukar terurai, dan dapat berpindah saat terkena panas.
Paparan terhadap senyawa akrilamida dari makanan yang digoreng seharusnya menjadi perhatian serius. Zat ini memiliki sifat karsinogenik dan berpotensi menyebabkan kanker
Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta Ida Gunawan mengingatkan umat muslim untuk tidak berbuka uasa dengan mengonsumsi gorengan.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Kesiapan tenaga kesehatan perlu dilakukan lebih dulu sebelum implementasi teknologi kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved