Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KEMENTERIAN Agama akan segera menggelar acara seleksi untuk tenaga pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1445 H/2024 M. Skema penyelenggaraan seleksi ini dibahas bersama dalam Rapat Koordinasi Rekrutmen Tanag Pendukung PPIH Arab Saudi 1445 H/2024 M.
Rakor yang digelar secara daring itu diikuti Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Kasubdit Bina Petugas Haji Hanif, Kasubdit Data dan Sihdu Hasan Affandi, Perwakilan KBRI negara-negara di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir, Yordania, Tunisia, Maroko, Yaman, UEA, Syria, Libya, Libanon), serta pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) negara-negara di Timur Tengah.
“Kita akan segera laksanakan seleksi Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi. Insya Allah pendaftaran akan dibuka dalam waktu dekat ini, pada awal Februari 2024,” ungkap Dirjen PHU Hilman Latief dilansir dari keterangan resminya, Jumat (2/2).
Baca juga : Banyak Lansia, Wapres Minta Petugas Haji Utamakan Jemaah
Hilman mengatakan, Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi termasuk unsur petugas yang sudah tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 dan bertugas di Arab Saudi. Tenaga Pendukung ini terdiri atas para mahasiswa Indonesia yang kuliah pada sejumlah perguruan tinggi di negara Timur Tengah dan warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi.
“Seleksi Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi akan dilakukan secara transparan dan akutntabel. Tujuan seleksi untuk memilih para petugas yang profesional dan berkompeten,” lanjutnya.
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menambahkan, pihaknya sengaja menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan KBRI dan PPMI di masing-masing negara Timur Tengah untuk memastikan proses rekrutmen berjalan dengan baik. Proses pendaftaran dilakukan secara online melalui Pusaka Superapps dengan menu ‘Pendaftaran Petugas Haji’.
Baca juga : Kemenkes Buka Rekrutmen Tenaga Kesehatan Haji
“Pendaftaran segera dibuka. Insya Allah tes akan digelar pada 20 Fabruari 2024,” sebut Arsad.
“Seleksi menggunakan CAT (Computer Assested Test) dan wawancara pendalaman bidang tugas. Sistem CAT ini dalam upaya digitalisasi seleksi petuga haji. Keduanya akan dilakukan secara online,” sambungnya.
Dalam rapat koordinasi ini, dibahas beberapa hal teknis terkait proses seleksi, misalnya: rambu-rambu seleksi tenaga pendukung PPIH Arab Saudi, proses yang jelas dan terukur, serta meminimalisir kesulitan dalam proses pelaksanaan seleksi.
Baca juga : 3 Faktor Kenaikan Biaya Haji 2024
Terobosan Ditjen PHU menggelar rapat koordinasi jelang pelaksanaan seleksi disambut positif oleh perwakilan KBRI, antara lain dari Yordania dan Libya. Rakor dinilai sangat positif untuk kelancaran rekrutmen tenaga pendukung PPIH Arab Saudi.
Perwakilan KBRI juga menginformasikan bahwa jumlah mahasiswa di negara-negara Timur Tengah semakin banyak. Sehingga, jumlah kuota petugas dari unsur mahasiswa diusulkan untuk bisa ditambah. (Z-6)
Baca juga : 2 Jemaah Haji Lansia Masih Dirawat di Arab Saudi
Mengacu pada data Kementerian Agama, saat ini jumlah waiting list atau daftar tunggu jamaah haji Indonesia mencapai 5,2 juta jamaah.
Usulan pertama adalah terkait kuota haji khusus menjadi minimal 8% bukan maksimal 8%.
Budi mengatakan, pembagian itu berkaitan dengan kasus dugaan korupsi penyelenggaraan dan pembagian kuota haji di Kemenag.
Laporan masyarakat menyebut setiap jamaah diminta membayar US$4.000–5.000, setara Rp60 juta–75 juta, demi memuluskan keberangkatan di luar mekanisme resmi.
WAKIL Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) sudah tidak lagi mengurus haji dan akan lebih fokus pada layanan keagamaan serta pendidikan agama.
WAKIL Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat menyampaikan apresiasi atas sukses penyelenggaraan haji 2025 saat mengunjungi PPIH Daker Mekah.
KANTOR Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Mekah menerima kunjungan Wakil Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Abdul Fattah Mashat.
Hingga hari ini, jemaah Debarkasi Padang yang wafat di tanah suci berjumlah 13 orang, 9 diantaranya jemaah Sumbar dan 4 jemaah Bengkulu. Satu diantaranya wafat di pesawat.
Skema pemberangkatan jemaah berbasis hotel menyulitkan penataan dan penempatan jemaah yang diatur berdasarkan markaz dan syarikah.
Ada tiga penyakit yang umum diderita jemaah haji Indonesia yang wafat. Ketiga penyakit itu adalah jantung, pernafasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat.
Pada pelaksanaan kesehatan haji saat di Armuzna akan disediakan layanan konsultasi medis oleh dokter umum dan spesialis, obat dan perbekkes, fasilitas rujukan, dan ambulans.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved