Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
KETETAPAN hidup adalah anugerah yang berasal dari Tuhan dan tidak ada manusia yang dapat mengubahnya. Dalam ajaran Islam, ada pemahaman tentang takdir yang bersifat pasti (mubram) dan takdir yang bersifat bersyarat (muallaq).
Konsep ini juga dikenal sebagai qadha dan qadar dalam Islam. Kepercayaan kepada takdir Allah SWT, atau qadha dan qadar, merupakan salah satu pilar keimanan yang penting yakni termasuk rukum iman keenam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takdir memiliki makna sebagai ketetapan Tuhan, ketentuan Tuhan, atau nasib. Dengan demikian, segala peristiwa yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh Allah Swt. Keputusan-Nya tidak dapat diubah atau ditolak oleh siapa pun.
Baca juga:
Meskipun seseorang telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, jika Allah Swt. berkehendak lain, manusia itu harus meyakini bahwa hal itu merupakan takdirnya.
Sedangkan dalam ajaran Islam, takdir terbagi menjadi dua yakni takdir mubram dan takdir muallaq.
Takdir mubram adalah segala peristiwa dalam kehidupan manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak awal penciptaan dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contoh dari takdir mubram ini mencakup segala aspek kehidupan, termasuk kebahagiaan dan kesedihan, serta semua peristiwa yang terjadi selama perjalanan hidup manusia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang terkandung dalam surah An-Nisa ayat 78
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Arab Latin: Aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min 'indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min 'indik, qul kullum min 'indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā
Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Sedangkan takdir muallaq adalah Takdir yang penerapannya sangat dipengaruhi oleh upaya manusia, namun dalam pelaksanaannya mengikuti hukum sebab dan akibat (sunnatullah) yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk kehidupan di dunia ini. Artinya, takdir muallaq memiliki kemungkinan untuk berubah sesuai dengan usaha atau doa seseorang.
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang terkandung dalam surah Ar-Ra’ad ayat 11
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ١١
Arab latin: lahû mu‘aqqibâtum mim baini yadaihi wa min khalfihî yaḫfadhûnahû min amrillâh, innallâha lâ yughayyiru mâ biqaumin ḫattâ yughayyirû mâ bi'anfusihim, wa idzâ arâdallâhu biqaumin sû'an fa lâ maradda lah, wa mâ lahum min dûnihî miw wâl
Artinya: Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dilihat dari pengertian di atas, takdir mubram adalah segala sesuatu yang sudah di tetapkan dengan ketetapan Allah SWT yang tidak bisa diubah. Ada beberapa contoh takdir mubram diantaranya:
Kita tidak mampu mengubah identitas jenis kelamin secara alamiah. Meskipun ada beberapa individu yang berupaya mengalami perubahan jenis kelamin melalui operasi, hasilnya tetap tidak dapat mengubah hakikatnya. Mereka tidak akan pernah mencapai identitas gender yang diinginkan karena setiap gender memiliki kemampuan khusus yang tidak dapat disubstitusi.
Hal ini terkandung dalam hadis Abdullah ibn Mas’ud RA, yang berbunyi
"Allah SWT melaknat orang-orang perempuan yang membuat tato dan yang meminta membuat tato, memendekkan rambut, serta yang berupaya merenggangkan gigi supaya kelihatan bagus, yang mengubah ciptaan Allah. (HR Bukhari)
Waktu kematian setiap manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT dan tidak dapat dimodifikasi oleh manusia. Sebagai manusia, kita hanya dapat berusaha untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan baik dan mengumpulkan amal baik sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, upaya kita harus difokuskan pada peningkatan amal perbuatan yang baik dan menjauhi segala bentuk tindakan yang tidak baik.
Kematian ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 185 yang berbunyi
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Arab Latin: Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kehadiran seseorang ke dunia merupakan takdir yang sudah ditentukan. Manusia tidak dapat mengubah atau mengendalikan waktu dan tanggal kelahiran seseorang sesuai keinginan mereka. Meskipun di era modern ini, kelahiran dapat diatur melalui tindakan operasi caesar, namun secara alamiah, proses kelahiran tetap menjadi misteri yang tergantung pada kehendak Tuhan.
Musibah merupakan ketentuan yang tidak dapat disangkal kehadirannya, seperti yang diungkapkan dalam firman Allah SWT dalam surah QS. At-Tagabun Ayat 11 berikut ini:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ١١
Arab latih: mâ ashâba mim mushîbatin illâ bi'idznillâh, wa may yu'mim billâhi yahdi qalbah, wallâhu bikulli syai'in ‘alîm
Artinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dalam menghadapi takdir yang sudah ditetapkan, penting bagi kita untuk tetap bersabar dan pasrah. Dengan menyadari bahwa segala aspek kehidupan, seperti usia, musibah, jodoh, dan lainnya, merupakan keputusan Allah SWT terhadap hamba-Nya, kita dapat menjalani keseharian tanpa terlalu banyak kegelisahan dan ketakutan.
Hari kiamat adalah bentuk takdir mubram, di mana tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya hari kiamat akan terjadi. Dalam konteks agama, seorang Muslim memang diberikan tanda-tanda mengenai munculnya kiamat. Namun, tidak ada kepastian mengenai waktu, jam, atau bulan yang memprediksikan kapan kiamat itu muncul.
Terdapat dua perbedaan antara takdir mubram dan muallaq, yaitu:
Takdir Mubram tidak dapat diubah oleh doa manusia. Namun, doa memiliki kemampuan memberikan kelembutan dari Allah dalam menghadapi takdir yang sudah ditakdirkan. Sedangkan takdir Muallaq masih terbuka untuk dipengaruhi oleh doa.
Takdir Mubram merupakan keputusan pasti yang telah ditetapkan oleh Allah dan tidak dapat diubah. Sebaliknya, Takdir Muallaq adalah keputusan yang masih dapat berubah karena keterlibatan doa dan tindakan manusia. (Z-10)
Umat Muslim pun diajarkan bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan dunia maupun akhirat kepada Allah SWT setelah melakukan ikhtiar.
Pada satu kesempatan, Imam Syafii dan Imam Malik berdiskusi tentang konsep rezeki dan tawakal.
Dilihat dari asal mula kata, tawakal berasal dari bahasa Arab tawakkul yang berarti berserah atau bersabar.
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti sama dengan berusaha.
Nah, untuk memahaminya lebih detail, selengkapnya di bawah ini penjelasan terkait hal itu.
Jaga lisanmu! Temukan cara menjaga lisan menurut Islam agar terhindar dari dosa ghibah, fitnah, dan perkataan buruk lainnya. Tips praktis ada di sini!
Suami istri ideal dalam Islam? Temukan peran & tanggung jawab masing-masing! Tips harmonis & berkah di keluarga Islami. Klik sekarang!
Oleh karena itu, Prabowo mengingatkan pemimpin negara Islam untuk tidak mudah dipengaruhi oleh pihak yang ingin mengadu domba.
Said Aqil mengingatkan pentingnya membangun koneksi ruhani yang mendalam dengan Allah di tengah dunia yang semakin sekuler.
Remisi khusus (RK) narapidana dan pengurangan masa pidana pada Nyepi dan Idulfitri mampu menekan pengeluaran pemerintah untuk biaya makan warga binaan sampai Rp81 miliar lebih
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved