Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KALI ini kisah hikmah datang dari Imam Malik dan Imam Syafii. Diketahui, Imam Syafii pernah belajar kepada Imam Malik. Pada satu kesempatan, dua imam besar mazhab ini berdiskusi tentang konsep rezeki dan tawakal.
Imam Malik berkata, "Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab. Cukup dengan bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan rezeki. Lakukan bagianmu, lalu biarkan Tuhan yang mengurus sisanya."
Imam Syafii bertanya, "Jika seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia mendapat rezeki?" Guru dan murid itu pun tetap teguh dalam pendapat masing-masing.
Baca juga : Mengenal Imam Al-Muzani Murid Imam Syafii dan Penolong Mazhab
Suatu ketika Imam Syafii pergi berjalan-jalan dan melihat sekelompok petani sedang memanen buah anggur. Beliau juga membantu mereka.
Setelah pekerjaannya selesai, Imam Syafii menerima imbalan berupa beberapa ikat anggur. Imam Syafii senang bukan karena mendapat anggur, tetapi karena hadiah itu menguatkan pendapatnya.
Baca juga: Nabi Muhammad Jawab Aisyah tentang Istri yang paling Dicintai
Imam Syafii akhirnya bergegas menemui gurunya Imam Malik. Sambil meletakkan semua anggur yang didapatnya, beliau menceritakan, dan sedikit mengeraskan kalimatnya, ”Jika saya tidak keluar dari gubuk dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu anggur tidak akan pernah sampai ke tangan saya."
Mendengar perkataan Imam Syafii, gurunya Imam Malik tersenyum sambil mengambil anggur dan mencicipinya.
Kemudian Imam Malik berkata dengan lembut, "Hari ini saya tidak keluar, hanya mengambil pekerjaan sebagai guru dan sedikit berpikir alangkah baiknya jika di hari yang panas ini saya bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang membawakanku beberapa buah anggur segar. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa alasan. Cukup dengan tawakal kepada Allah, pasti Allah akan memberikan rezeki. Lakukan bagianmu, lalu biarkan Allah yang mengurus sisanya.”
Baca juga : Akidah Iman kepada Allah Ada tanpa Tempat
Akhirnya, guru dan murid itu saling tertawa. Begitulah cara para ulama melihat perbedaan, bukan dengan menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapat mereka. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Wallahu a'lam bishshawab. (Z-2)
Umat Muslim pun diajarkan bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan dunia maupun akhirat kepada Allah SWT setelah melakukan ikhtiar.
Dilihat dari asal mula kata, tawakal berasal dari bahasa Arab tawakkul yang berarti berserah atau bersabar.
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti sama dengan berusaha.
Dalam ajaran Islam, ada pemahaman tentang takdir yang bersifat pasti (mubram) dan takdir yang bersifat bersyarat (muallaq).
Nah, untuk memahaminya lebih detail, selengkapnya di bawah ini penjelasan terkait hal itu.
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Agar puasa Ramadan tetap sah ketika suatu saat lupa berniat, sebaiknya pada malam pertama Ramadan berniat taklid kepada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadan sebulan.
Ada beberapa hukum berkurban menurut sejumlah ulama. Hukum kurban dalam empat mazhab besar yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali pun memiliki sejumlah perbedaan.
Berikut kumpulan dalil Allah ada tanpa tempat dari Al-Qur'an, hadis Nabi Muhammad shallalaahu alaihi wasallam, dan ijmak (ketetapan) ulama mulai dari abad pertama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved