Kebutuhan Mendesak untuk Aksi Iklim Nyata

Media Indonesia
30/12/2023 09:37
Kebutuhan Mendesak untuk Aksi Iklim Nyata
CCEP Indonesia berkomitmen untuk bekontribusi mengurangi emisi dan berkolaborasi di seluruh rantai nilainya memitigasi perubahan iklim.(Ist)

Dunia tengah menghadapi krisis iklim, dengan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan peningkatan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem.

Sebagai perusahaan minuman terkemuka, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) berkomitmen untuk bekontribusi mengurangi emisi dan berkolaborasi di seluruh rantai nilainya untuk memitigasi perubahan iklim.

Strategi Keberlanjutan CCEP

Menangani perubahan iklim merupakan hal sentral dari rencana aksi keberlanjutan CCEP, “This is Forward.” Selaras dengan harapan masyarakat, strategi bisnis jangka panjang ini menetapkan komitmen tentang iklim, kemasan, air, minuman, rantai pasokan, dan dampak pada komunitas. Pada pilar iklim, CCEP bertujuan untuk beralih ke energi 100% terbarukan dan mengurangi emisi GRK rantai nilai sebesar 30% pada tahun 2030.

Memimpin Melalui Inovasi

Prioritas utama adalah meningkatkan kandungan daur ulang dalam kemasan. Bekerja menuju 100% botol PET daur ulang membantu mewujudkan ekonomi sirkular sekaligus mengurangi jejak karbon.

Di Indonesia, CCEP telah meluncurkan botol yang terbuat dari 100% PET daur ulang (tidak termasuk tutup dan label) untuk merek termasuk Coca-Cola, Fanta dan Sprite. Ini secara signifikan mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan emisi karbon.

Botol daur ulang diproduksi di fasilitas daur ulang kelas dunia yang didirikan oleh Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan mitra Dynapack Asia di Bekasi, Jawa Barat.

Fasilitas ini juga rumah bagi Yayasan Mahija Parahita Nusantara, inisiatif penting yang dipimpin CCEP untuk memajukan hasil sirkular untuk kemasan PET di Indonesia melalui pengumpulan berkelanjutan dan stabilitas pasokan bahan baku daur ulang.

Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Di area operasi CCEP, CCEP bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, ini berarti memberikan pelatihan keterampilan, jaringan dan peluang ekonomi untuk membangun ketahanan, kepercayaan diri dan pertumbuhan ekonomi.

Berkolaborasi pemangku kepentingan utama dari pemerintah, bisnis, akademisi dan masyarakat sipil melalui model kolaborasi sembilan pemangku kepentingan utama atau disebut “Nona-Helix”, CCEP menerjemahkan keberlanjutan ke dalam aksi lokal nyata dengan memastikan tidak ada siapapun yang tertinggal.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya