Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEHADIRAN rokok elektronik atau vape diharapkan dapat menghentikan kebiasaan merokok. Ironinya peralihan ke vape malah membawa dampak negatif yang tak terduga. Penggunaan vape justru meningkatkan tingkat kecanduan dengan menawarkan sensasi tarikan halus, uap hangat, dan beragam rasa di mulut.
Berbicara tentang vape sebagai alternatif yang aman, harapan ini kandas ketika penelitian dan peringatan dari para dokter menunjukkan adanya potensi risiko serius. Dari kanker hingga cedera paru-paru, bahkan risiko kematian. Pada akhirnya, apa yang dianggap sebagai solusi untuk berhenti merokok justru membawa risiko kesehatan yang lebih besar.
Dalam pengembangan terkini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengambil sikap tegas dengan mendesak negara-negara untuk melarang semua jenis vape beraroma. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti urgensi penerapan aturan ketat terkait vape. Tedros secara tegas menyuarakan keprihatinan terhadap rekrutmen anak-anak pada usia dini ke dalam penggunaan vape yang berisiko nikotin. Ini menjadi sorotan penting, karena generasi muda rentan terhadap pengaruh negatif vape.
Baca juga: Elfbar Kini Punya Teknologi Terbaru Quaq Mesh
Pentingnya tindakan ini diperkuat oleh pemahaman akan risiko kesehatan yang terkandung dalam cairan vape. Nikotin, formaldehida, dan akrolein yang dihirup dapat merugikan fungsi pernapasan dan kardiovaskular. Bahkan, partikel-partikel kecil dan perasa dari vape dapat memicu peradangan paru-paru, mengurangi efisiensi pernapasan, dan menghasilkan risiko kesehatan tambahan.
Lebih lanjut, WHO menyatakan perlunya langkah-langkah di negara-negara yang mengizinkan vape sebagai produk konsumen. Larangan pada semua rasa vape, pengaturan konsentrasi dan kualitas nikotin, serta penerapan pajak dianggap sebagai langkah penting untuk mencegah penggunaan vape dan mengatasi kecanduan nikotin.
Baca juga: Jumlah Perokok Indonesia Bertambah 8,8 Juta dalam 10 Tahun
Dalam pernyataannya, WHO menekankan urgensi langkah-langkah ini sebagai tindakan mendesak untuk melindungi anak-anak, non-perokok, dan untuk mengurangi dampak kesehatan pada populasi secara keseluruhan. Lebih dari sekadar produk konsumen, vape diakui sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, yang membutuhkan perhatian dan langkah-langkah preventif yang serius.
“Vape sebagai produk konsumen tidak terbukti efektif dalam penghentian merokok secara menyeluruh, bahkan muncul bukti yang mengkhawatirkan mengenai dampak kesehatan yang merugikan bagi masyarakat," demikian pernyataan WHO, menekankan perlunya langkah-langkah global untuk melawan permasalahan serius ini. (Z-3)
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara membakar salah satu ujung rokok dan mengisap asapnya melalui ujung lainnya.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara menghirup asap melalui mulut, lalu menghembuskannya keluar dari mulut atau hidung.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
rancangan peraturan daerah (raperda) kawasan tanpa rokok (KTR) di Jakarta, salah satunya memuat denda merokok di tempat umum di DKI Jakarta yang mencapai Rp250 Ribu.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Virus Chikungunya sedang menyebar ke wilayah Samudera Hindia, Eropa, hingga wilayah lain. WHO mengeluarkan seruan mencegah terjadinya pandemi virus Chikungunya
Tank Israel memasuki Deir al-Balah di Gaza tengah untuk pertama kalinya dalam 21 bulan perang. PBB perkirakan 80 ribu warga harus dievakuasi.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved