Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) telah mempersiapkan berbagai penanganan dan pencegahan kebencanaan terutama tanah longsor memasuki musim Nataru 2023. Hal itu dilakukan dengan memperkuat sistem pengaduan, operasi SAR berbasis partisipasi serta sejumlah inovasi teknologi canggih untuk mengantisipasi bencana.
“Untuk mengantisipasi bencana khususnya Nataru ini, kita kaitkan dengan cuaca yang relatif mulai banyak hujan dan ada kalanya perubahan ini sangat ekstrem tentunya akan membawa dampak salah satunya longsor. Untuk personel pergerakan mereka dalam menerima layanan informasi di 115, kita punya waktu kecepatan dan ketepatan, khusus dalam waktu di bawah 25 menit,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo di Jakarta pada Rabu (27/12).
Kisworo memaparkan bahwa sepanjang 2023, bencana longsor relatif terjadi di Indonesia. Hal itu menjadi salah satu bahan evaluasi bersama untuk meningkatkan operasi SAR.
Baca juga : Waspadai Banjir, Tanggul Bengawan Solo di Tuban Segera Dibangun
“Kita telah belajar dari berbagai kejadian khususnya di (Humbang Hasundutan) Medan, Sumatera Utara kemarin untuk itu kita selalu meningkatkan dan mengevaluasi pergerakan personil,” jelasnya.
Sementara itu, Kusworo mengatakan untuk peralatan pendeteksi korban reruntuhan longsong hingga kini pihak Basarnas memiliki 2 alat yang mampu membantu mendeteksi korban hingga kedalaman 20 meter.
“Demikian juga alat-peralatan yang dibawa, jadi kalau kaya di kemarin kejadian di Medan, mereka kan alat peralatannya mungkin ada kalanya yang tidak dipunyai yaitu korban reruntuhan, karena kita baru punya 2, Alat tersebut mampu mendeteksi korban reruntuhan ini bisa mendeteksi di kedalaman 20 meter,” ujar Kusworo.
Baca juga : Kolaborasi Kunci Utama Mitigasi dan Penanggulangan Bencana
Kusworo juga menyiapkan teknologi berupa drone thermal yang bisa dioperasikan baik siang maupun malam hari. Selain itu, akan disiapkan para personil khusus terlatih pada operasi SAR di darat.
“Mengantisipasi tanah longsor, di tiap-tiap SAR ini kita sudah berkali dia punya drone thermal ada 2 unit, tentunya sudah dilatihkan secara operasional. Bahkan mungkin saya sampaikan bahwa dioperasionalkan tidak hanya siang hari, ternyata dia ada yang sampai malam hari, yang relatif bisa memantau perkembangan tersebut,” ungkap Kusworo.
Lebih lanjut Kusworo mengatakan teknologi drone tersebut dapat membantu dalam menentukan lokasi bencana sebelum dilakukan proses penyelamatan. Hal tersebut lantaran lokasi bencana longsor sangat rawan tanpa perencanaan.
“Tentunya ini akan membantu kita mengurangi potensi risiko, karena sebelum kita tentunya menolong, dengan suatu kondisi yang belum pasti, belum tahu, karena memang relatif masih rawan pergerakan longsor, itu kita gunakan dengan drone. Tapi kalau sudah yakin dan pasti untuk tempat bergerak operasi SAR-nya sendiri, kita akan langsung tangani,” ucapnya. (Dev/Z-7)
Dengan telah ditemukannya tiga orang, tinggal dua lagi yang saat ini masih dicari, yakni satu korban tanah longsor Gang Barjo dan satu korban terseret arus di Jalan Dadali.
Sebanyak 200 petugas tim SAR gabungan di Kota Bogor, Cibinong, sampai Manggarai bergerak serentak mulai pagi hingga sore hari.
Korban ditemukan dalam keadaan terapung dalam radius 3 kilometer dari lokasi kejadian tenggelam
Tim gabungan mengerahkan delapan kapal untuk mencari warga negara (WN) Taiwan yang hilang.
Larangan terbaru itu jelas membuat khawatir puluhan ribu warga Afghanistan, yang telah dijanjikan suaka di luar negeri, setelah bekerja sama dengan pasukan asing pimpinan AS.
Kondisi geografis juga menjadi tantangan dalam operasi pencarian pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines, yang jatuh pada Senin (21/3) lalu.
Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Ciwalen meluap. Kondisi itu mengakibatkan pondasi Jembatan Cibogo tergerus hingga akhirnya roboh
Rata-rata kerusakan terjadi pada bagian atap rumah karena terbawa angin kencang saat hujan deras melanda.
Kerusakan pada bagian atap terjadi di Pasar Hanggar Cokelat dan Pasar Rakyat Jabar Juara.
Persiapan sudah dilakukan, terutama melengkapi semua peralatan guna mempercepat evakuasi di titik lokasi bencana,
BMKG memperkirakan musim hujan datang merata di Garut pada akhir November.
Harus segera disiapkan langkah-langkah antisipatif demi meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman potensi berbagai jenis bencana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved