Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PETUGAS penyelamat terus mencari seorang pekerja yang masih hilang setelah kebakaran di pabrik baterai lithium di Hwaseong, selatan Seoul, salah satu kecelakaan pabrik kimia terburuk di negara itu.
Setidaknya 22 pekerja, sebagian besar warga negara Tiongkok, tewas dalam kebakaran yang melanda pabrik pembuat baterai lithium Aricell di Hwaseong, 45 kilometer selatan Seoul, hari sebelumnya.
Delapan lainnya juga mengalami luka, dua di antaranya parah.
Baca juga : Gedung Kantor Pabrik di Cengkareng Ludes Terbakar
Dengan satu pekerja lagi yang belum ditemukan dari kebakaran itu, operasi pencarian telah dilanjutkan semalam di dalam pabrik yang terbakar.
Otoritas pemadam kebakaran berencana untuk memobilisasi 100 personel dan dua anjing penyelamat selama hari ini untuk melanjutkan pencarian.
Semua korban yang meninggal ditemukan di lantai dua pabrik, tempat kebakaran pertama kali terjadi, saat mereka sedang memeriksa dan memaket produk baterai yang sudah jadi.
Baca juga : Kebakaran Landa Pabrik Mebel Kayu Kuno, Petugas Damkar Butuh Alat Berat
Mereka termasuk 18 warga Tiongkok, dua warga Korea, dan satu warga Laos, sementara kewarganegaraan korban lainnya tidak diketahui.
Sebuah tim dari polisi, pemadam kebakaran, pekerja forensik, dan pejabat pemerintah lainnya akan meluncurkan penyelidikan bersama di lokasi kebakaran dalam hari ini untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut.
Polisi telah meminta autopsi pada jenazah untuk menentukan penyebab kematian.
Identitas hanya dua warga Korea di antara korban telah dikonfirmasi sejauh ini, karena jenazah lainnya hancur parah dalam kebakaran dan tidak dapat dikenali.
"Kami berencana untuk mengonfirmasi identitas korban dengan mengumpulkan DNA dari tubuh mereka," kata seorang pejabat polisi, menambahkan bahwa proses ini mungkin memerlukan waktu karena korban sebagian besar adalah orang asing. (Yonhap/Z-3)
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
Gara-gara menggelapkan kerupuk senilai Rp3 miliar, tiga orang karyawan PT Tanindo Prima Multi ditangkap Polresta Tangerang di Tangerang, Banten.
Pabrik pembuat tinner milik PT Wana Prima di Jalan Padat Karya, Kampung Pabuaran, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, terbakar pada Kamis sekitar pukul 12.00 WIB.
Kapolsek Cikarang Komisaris Mustakim mengatakan tidak ada korban jiwa dari kebakaran itu. Namun, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Sebelumnya pada 2022 UMK Kota Bekasi ditetapkan sebesar Rp4,8 juta.
Pabrik cat di Jalan Terusan Bandengan, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (8/5) sore, hangus dilalap si jago merah.
Kobalt merupakan komponen utama dalam baterai litium ion yang digunakan pada ponsel pintar dan perangkat elektronik lainnya.
Amerika Serikat telah mengadopsi Inflation Reduction Act (IRA) yang berisi investasi, subsidi, dan pemotongan pajak senilai US$370 miliar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
PRESIDEN Bolivia Luis Arce mengumumkan rencana kebijakan sumber daya litium bersama negara-negara Amerika Latin lainnya, demi menangguk cuan sebanyak-banyaknya.
Perusahaan Gochin dari Tiongkok telah menjalin kontrak dengan Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Afghanistan sebesar USD 10 miliar untuk mengelola litium Afganistan
BADAN Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa pasar mineral yang sangat penting untuk transisi energi bersih melonjak menjadi US$320 miliar pada tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved