Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai secara efisien serta menjaga integritas struktural dan fungsionalitasnya.
Tim peneliti di Rice University yang dipimpin T.T. and W.F. Chao Professor of Chemistry and Professor of Materials Science and Nanoengineering, James Tour, sedang mengatasi tantangan lingkungan untuk mendaur ulang baterai ion litium secara efisien karena penggunaannya terus meningkat.
Tim tersebut telah memelopori metode baru untuk mengekstrak bahan aktif yang dimurnikan dari limbah baterai sebagaimana dijelaskan secara rinci dalam jurnal Nature Communications pada 24 Juli. Temuan mereka berpotensi memfasilitasi pemisahan dan daur ulang bahan baterai yang berharga secara efektif dengan biaya minimal, sehingga berkontribusi pada produksi kendaraan listrik (EV) yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga : Prancis Manfaatkan Ilmu Nuklir untuk Daur Ulang Baterai Mobil Listrik
"Dengan melonjaknya penggunaan baterai, khususnya pada EV, kebutuhan untuk mengembangkan metode daur ulang yang berkelanjutan semakin mendesak," kata Tour dilansir dari Scitechdaiy.com.
Teknik daur ulang konvensional biasanya melibatkan pemecahan bahan baterai menjadi bentuk unsurnya melalui proses termal atau kimia yang membutuhkan banyak energi, mahal, dan berdampak signifikan terhadap lingkungan.
Tim tersebut mengusulkan bahwa sifat magnetik dapat memfasilitasi pemisahan dan pemurnian bahan baterai bekas.
Baca juga : Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Inovasi mereka menggunakan metode yang dikenal sebagai pemanasan Joule kilat bebas pelarut (flash Joule heating atau FJH). Teknik yang dirancang oleh Tour ini melibatkan pengaliran arus melalui bahan yang cukup resistif untuk memanaskan dan mengubahnya dengan cepat menjadi zat lain.
Dengan menggunakan FJH, para peneliti memanaskan limbah baterai hingga 2.500 Kelvin dalam hitungan detik, menciptakan fitur unik dengan cangkang magnetik dan struktur inti yang stabil. Pemisahan magnetik memungkinkan pemurnian yang efisien.
Selama proses tersebut, katoda baterai berbasis kobalt--biasanya digunakan dalam EV dan dikaitkan dengan biaya finansial, lingkungan, dan sosial yang tinggi--secara tak terduga menunjukkan magnetisme di lapisan oksida kobalt spinel luar. Ini memungkinkan pemisahan yang mudah.
Pendekatan para peneliti menghasilkan hasil pemulihan logam baterai yang tinggi sebesar 98% dengan nilai struktur baterai yang dipertahankan.
"Yang perlu diperhatikan, pengotor logam berkurang secara signifikan setelah pemisahan sambil mempertahankan struktur dan fungsionalitas material," kata Tour. "Struktur massal material baterai tetap stabil dan siap untuk dibentuk kembali menjadi katode baru." (Z-2)
Momen ini juga secara tegas menjawab keraguan sebagai batas 'kemustahilan dalam teknologi keselamatan'.
Meningkatnya permintaan nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, membuat perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia
Tidak hanya mengeluarkan asap saja, menurut pengakuan yang diterima di lapangan juga terdengar adanya ledakan.
Akselerasi yang sering dilakukan saat mengendarai mobil listrik akan mendorong baterai untuk cepat habis.
Perawatan sepeda listrik berbasis baterai Lithium tidak berbeda jauh dengan sepeda nonlistrik lainnya, termasuk cara mencucinya.
Smelter Merah Putih PT Ceria mengusung teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Erafone Jaga Bumi ini juga sebagai bagian komitmen dan implementasi ESG Erajaya group.
Sejak 1993, lanjut Arif, Danone Indonesia melalui AQUA, telah menjadi pionir dalam program daur ulang dan pengumpulan botol plastik paska konsumsi melalui Program AQUA Peduli.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
RealCycle Cup menggunakan lapisan nanopartikel besi (II) oksida, material tahan panas, tak beracun, dan mudah dipisahkan dari sampah pakai magnet
Dari daur ulang hingga kopi, pelaku kreatif di pinggiran Jakarta mengubah keterbatasan menjadi harapan. Inilah wajah baru ekonomi kreatif dari akar rumput.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved