Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Setiap pergantian tahun atau malam tahun baru, langit malam selalu diwarnai atraksi kembang api yang memukau, memberikan sebuah tontonan indah dan mempesona bagi masyarakat di seluruh dunia. Namun, di balik keindahan sinar warna-warni itu, ternyata tersembunyi ancaman serius bagi lingkungan.
Waktunya bagi kita menghadapi kenyataan pahit yang menyertai keindahan sementara ini, serta merenungkan kembali penggunaannya dalam merayakan momen-momen spesial.
Kembang api, selain menawarkan pertunjukan visual yang menakjubkan, juga mengeluarkan sejumlah besar polutan yang merugikan kualitas udara. Senyawa seperti sulfur dioksida, logam berat, dan partikel mikroskopis dapat dilepaskan ke atmosfer, menciptakan risiko kesehatan yang serius bagi manusia dan hewan. Udara yang tercemar ini tidak hanya berdampak pada manusia yang merayakan, tetapi juga pada lingkungan sekitar yang tak bersuara.
Tidak hanya itu, debu kimia yang jatuh ke tanah atau air dapat mencemari ekosistem lokal. Perairan yang terkena dampak dapat mengalami pencemaran air yang serius, merugikan kehidupan ikan dan organisme air lainnya.
Baca juga: Masyarakat Diimbau Pakai Transportasi Publik saat Rayakan Malam Tahun Baru
Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan dampak kembang api terhadap satwa liar. Hewan-hewan, terutama burung dan mamalia kecil, dapat terkejut dan stres akibat suara keras dan kilatan cahaya yang tiba-tiba. Pada beberapa kasus, hewan-hewan ini bahkan dapat meninggalkan habitat alaminya untuk menghindari gangguan yang terus-menerus.
Berdasarkan laporan yang dikutip dari Forbes, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 mengevaluasi dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi akibat kembang api. Temuan dari penelitian ini menghadirkan gambaran yang mengkhawatirkan, di mana risiko kematian kardiovaskular meningkat secara signifikan selama periode tertentu.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa risiko relatif kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat drastis hingga mencapai 125,11%. Lebih lanjut, risiko relatif morbiditas kardiovaskular juga menunjukkan peningkatan mencolok sebesar 175,16% selama hari musim dingin biasa. Temuan ini mencerminkan dampak serius dari paparan polutan yang dihasilkan oleh kembang api terhadap kesehatan manusia, khususnya pada sistem kardiovaskular.
Baca juga: Malam Tahun Baru di Jakarta, Akan Ada 11 Panggung Hiburan di Lokasi Ini
Selain itu, konsekuensi kesehatan yang timbul dari pertunjukan kembang api turut tercermin dalam lonjakan penerimaan rumah sakit. Data menunjukkan bahwa rumah sakit melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah pasien yang datang dengan kasus asma dan masalah pernapasan lainnya pada hari setelah pertunjukan kembang api. Hal ini menandakan bahwa paparan asap dan partikel berbahaya selama pertunjukan dapat secara langsung memengaruhi kesehatan saluran pernapasan masyarakat, terutama individu yang rentan terhadap masalah pernapasan.
Maka dari itu, pertanyaan etis muncul tentang sejauh mana kita berhak mengorbankan keberlanjutan lingkungan demi momen kilau dan gemerlap yang singkat. Mungkin saatnya bagi kita untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam merayakan kegembiraan kita, seperti pertunjukan laser atau proyeksi cahaya yang tidak meninggalkan dampak negatif yang bersifat permanen.
Seiring kita memasuki era kepedulian lingkungan, penting bagi kita untuk mempertimbangkan keputusan kita dalam merayakan momen-momen istimewa. Kembang api yang begitu diidamkan sebagai simbol kebahagiaan dan kegembiraan, rupanya menyimpan kisah yang lebih kompleks dan serius. Apakah kita bersedia membuat perubahan untuk melindungi planet ini sambil tetap merayakan keindahan? Itulah pertanyaan yang harus kita jawab saat kita menatap langit malam yang penuh dengan warna dan kilau kembang api di malam tahun baru nanti. (Z-11)
Insiden itu berawal terjadi ketika IR dan IG membawa sisa petasan yang berukuran 8 kilogram yang belum diledakkan pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Ledakan terjadi saat penghuni rumah istirahat sambil merokok tidak jauh dari tempat dia meracik petasan.
SEORANG bocah berinisial RFA,12, warga Jetis, Caturharjo, Sleman, hari Sabtu (15/3) pagi dilarikan ke RSA UGM setelah mengalami luka-luka akibat ledakan petasan.
Kebakaran yang menghanguskan 30 rumah di Jalan Tegal Amba, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat (1/3) sore, diduga akibat petasan.
KEBAKARAN hebat melanda kawasan Blok A Pasar Raya Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (7/5) sekitar pukul 13.44 WIB. Kobaran api masih melahap sejumlah bangunan.
POLRES Metro Jakarta Pusat kembali mengamankan remaja yng melakukan konvoi dan menyalakan petasan dengan dalih bagi-bagi takjil pada Kamis (4/4) kemarin.
Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta menawarkan paket menginap New Year, New Fortune dengan harga spesial Rp999,888 nett per malam.
Jacklevyn Frits Manuputty mengucapkan terima kasih kepada jajaran Kepolisian RI, yang menurutnya berhasil melaksanakan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat saat Natal dan Tahun Baru.
Lyto Pictures mengawali tahun 2025 dengan menghadirkan film terbarunya, Pengantin Iblis. Film ini akan tayang pada 29 Januari di bioskop.
Tiongkok juga sudah memastikan tidak ada warga negaranya yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Hailey Baldwin Bieber rayakan tahun baru 2025 dengan penuh gaya, mengenakan bikini pink, mantel bulu bercorak macan tutul, dan sepatu ugg, di samping suaminya, Justin Bieber.
Atraksi drone diterbangkan pada perayaan tahun baru 2025. Sebagian masyarakat yang masih bertahan di Bundaran HI kembali mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momentum tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved