Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Masyarakat Perlu Diberikan Edukasi Penggunaan Plastik Secara Aman

Media Indonesia
06/12/2023 22:49
Masyarakat Perlu Diberikan Edukasi Penggunaan Plastik Secara Aman
Sejumlah narasumber berfoto bersama usai diskusi HowtoUnderstand BPA Information Correctly, di Jakarta, Rabu (6/12).(Ist)

PEMERINTAH perlu memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat mengenai penggunaan plastik yang aman, sehat, dan tidak membebani secara ekonomi.

Hal itu penting agar masyarakat tidak bias informasi mengenai jenis plastik yang mengandung zat kimia dasar dalam penggunaan kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Edukasi ini bisa diberikan melalui pendidikan formal seperti di negara maju Jepang dan Inggris," ujar Pakar Polimer ITB Ir Akhmad Zainal Abidin MSc PhD pada diskusi bertema HowtoUnderstand BPA Information Correctly, di Jakarta, Rabu (6/12).

Baca juga: Dokter dan Ahli Biokimia Sebut Tubuh Mampu Bersihkan BPA

Sebagai informasi, beberapa waktu terakhir isu mengenai Bisphenol A (BPA) beredar di media sosial. BPA adalah zat kimia dasar yang tidak terlepas dari keseharian baik barang pakai maupun konsumsi produk makanan dan minuman.

Bahan utama pembuatan plastik polikarbonat adalah senyawa BPA. Isu yang beredar menyatakan ada kaitan antara BPA dan penyakit seperti gangguan hormonal, obesitas dan kardiovaskuler, kanker, gangguan perkembangan dan syaraf anak, infertilitas serta kelahiran prematur.

Menurut Akhmad, reaksi dari bahan beracun seperti BPA dan phosgene setelah diproses menjadi polikarbonat adalah senyawa yang aman karena merupakan polimer.

"Sifat kimianya berubah, tidak seperti komponen penyusunnya serta aman dan cenderung tidak reaktif," kata dia.

Baca juga: Pengusaha Depot Air Minum Tolak Pelabelan BPA

Akhmad mengatakan migrasi BPA dari wadah makanan dan minuman bisa saja terjadi jika kondisi kemasan rusak, kontak langsung antara makanan dan kaleng, makanan dengan lemak tinggi, kemasan yang lebih tipis, serta waktu kontak dan kemasan makanan yang mengalami peningkatan suhu.

Akhmad menyarankan selain edukasi, masyarakat perlu memastikan saat menggunakan kemasan dari plastik, benar-benar terjamin sisi higienisnya.

Dokter spesialis gizi klinik Dr Karin Wiradarma MGizi SpGK menambahkan metabolisme BPA pada tubuh manusia setelah diserap saluran cerna, akan ditransfer ke hati.

Sebanyak 90% bentuk tidak aktif, dan selanjutnya dikeluarkan melalui urine dan feses, sedangkan 10% ialah bentuk aktif yang memberikan pengaruh negatif pada tubuh.

"Namun, mengingat jumlahnya amat kecil ketimbang batas yang ditetapkan berbagai lembaga pengawasan makanan dan minuman dunia atau Badan POM di Indonesia, maka kiranya masih dibutuhkan kajian ilmiah lebih lanjut dalam hubungannya dengan kesehatan manusia," tutup dia.

Baca juga: Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang, Cara Mengetahui Kemasan (Bebas Bisphenol A)

Ketua Anguis Institute for Health Education Dr Nurhidayat Pua Upa MARS juga menilai masyarakat perlu diberi informasi dan edukasi yang tepat mengenai BPA agar tidak terjadi asimetri informasi yang membuat bingung.

Pada diskusi yang digelar Anguis Institute for Health Education dan Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (LR-IDI) dengan moderator Dr Aditiawarman Lubis MPH dari LR-IDI ini disimpulkan masih perlu banyak penelitian terkait BPA. Sebab, penelitian yang ada masih menggunakan hewan sebagai obyek penelitian dan level of evidence juga perlu ditingkatkan.

Pada kesempatan itu, diluncurkan buku berjudul Review BPA 'How To Understand BPA Information Correctly' kerja sama Anguis Institute dan Primkop IDI. Buku ini dipersembahkan bagi masyarakat untuk memberikan edukasi yang tepat mengenai apa dan bagaimana BPA serta jadi jembatan informasi kepada masyarakat dalam menghadapi asimetri informasi BPA.

Anguis Institute for Health Education adalah forum yang dipelopori para aktivis Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bersifat terbuka dan independen dengan kepesertaan dari lintas pelaku dan sektor serta memiliki perhatian pada pembangunan kesehatan di Indonesia. (RO/S-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya