Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INDONESIA kembali menunjukkan komitmen global dalam conference of the parties (COP-28) yang dilaksanakan di Dubai tahun ini. Dalam pertemuan itu, Indonesia menekankan untuk mencari berbagai solusi yang dapat mengakselerasi masalah perubahan iklim.
Menurut National Focal Point UNFCCC untuk Indonesia Laksmi Dhewanthi, beberapa hal yang akan menjadi fokus Indonesia dalam negosiasi di antaranya ialah mitigasi pendanaan iklim, ambisi, dan transisi energi.
“Selanjutnya akan ada long term climate finance yang belum dipenuhi di masa lalu. Ada tiga kelompok besar adaptasi, mitigasi dan implementasi. Suara negara berkembang menguat untuk negara maju guna menarik investasi di tingkat nasional,” kata Laksmi saat ditemui di Dubai Expo, Dubai, Rabu (29/11).
Baca juga : Menteri LHK: COP28 Jadi Titik Balik Akselerasi Penanganan Krisis Iklim
Menurut Laksmi, tahun ini Indonesia akan menjadikan COP-28 sebagai katalis, mobilisasi ekosistem pemerintah, korporasi, multilateral, akademisi, investor dan perusahaan rintisan utuk mendorong perubahan dalam pengemban,gan dan penerapan solusi iklim untuk membawa dunia kembali ke lintasan 1,5 derajat celcius dan mengurangi penderitaan bagi populsai dan ekosistem yang paling terkena dampak.
“Perlu ada transformasi lebih besar daripada revolusi industri. Tema teknologi dan inovasi akan menjadi inti dari segala hal yang dilakukan,” beber Laksmi.
Baca juga : Paus Fransiskus Batal Hadir di COP28 karena Flu
Selain itu, pembahasan mengenai keuangan juga sangat penting. Dari sisi pembiayaan akan dibahas lebih jauh mengenai ketahanan air dan pangan hingga pemberdayaan pemuda, kesetaraan gender, dinamika perdagangan, energi terbarukan dan sistem bantuan yang berketahanan.
“Pentingnya mobilisais sumber daya keuangan dan mekanisme pendanaan inovatif,” imbuhnya.
Selain itu, Indonesia juga akan mengajak pemuda, pengusaha, kelompok gender, dan masyarakat adat untuk ikut serta dalam proses yang lebih inklusif dibandingkan COP Sebelulmnya.
“Dalam COP kali ini diharapkan tackling gaps karena kurangnya inklusi sistematis, kurangnya peningkatan kapasitas organsiasi kecil emngenai cara melakukan dekarbonisasi, memberdayakan generasi berikutnya dan mereka yang paling terkena dampak transisi menuju ekonomi rendah karbon,” ucap Laksmi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, dalam agenda World Climate Action Summit (WCAS) yang akan dihadiri oleh kepala negara para pihak konvensi kerangka kerja PBB untuk perubahan iklim, Indonesia akan menyampaikan sejumlah national statement.
Di antaranya posisi Indonesia terhadap Global Stocktake, lalu inklusivitas pencapaian target kolektif dan implementasi aksi mitigasi serta adaptasi perubahan iklim yang memerlukan keterlibatan seluruh pihak dari berbagai elemen masyarakat, serta pentingnya keseimbangan antara aksi dan pendanaan mitigasi dengan aksi dan pendanaan adaptasi.
“Selain itu, pentingnya keseimbangan peningkatan ambisi dengan pemenuhan janji dukungan pendanaan dan spirit leading by example dari Indonesia,” kata Siti, Rabu (29/11).
Menurut dia, Uni Emirat Arab (PEA) sebagai Presidensi COP 28 berkomitmen untuk memastikan agar penyelenggaraan COP 28 berjalan lancar dan dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang bermakna (meaningful). Hal itu sejalan dengan visi Presiden COP 28, yaitu Global Stocktake (GST) pertama atas implementasi Persetujuan Paris yang merupakan highlight dari COP28.
Di samping itu, COP28 juga menekankan panggilan aksi bagi semua pihak untuk memainkan peran dalam upaya global course-correcting dan meningkatkan solusi yang tercermin pada hasil perundingan serta pada COP28 Presidential Action Agenda dan memfokuskan tindakan melalui Four Paradigm Shifts.
Empat hal itu ialah mempercepat transisi energi dan menurunkan emisi sebelum 2030, transformasi pendananan iklim dengan menagih janji lama dan membuat framework baru soal perjanjian pendanaan.
Selain itu mengedepankan alam, manusia, dan keberlanjutan dalam aksi perubahan iklim serta mengedepankan COP yang paling inklusif sepanjang sejarah.
“Pesan yang ditegaskan oleh Presiden COP 28 UEA, menggarisbawahi tentang be positive and be prepared. Juga ditegaskan tentang semangat tersebut meliputi memulihkan trust terhadap multilateralisme, memungkinkan just and responsible energy transition, memperbaiki pendanaan iklim dan membuat lebih tersedia, terjangkau dan mudah diakses dan ,elindungi alam, kehidupan dan mata pencaharian serta memastikan pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan, adil dan untuk semua,” pungkas Siti.
Terpisah, Pakar Iklim, kehutanna Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dari IPB University Daniel Murdiyarso mengungkapkan, dirinya justru tidak berharap banyak dengan penyelenggaraan COP kali ini, khususnya dalam penurunan emisi. Menurut Daniel, hal itu disbabkan karena pelaksana COP memiliki kepentingannya sendiri.
“Presiden COP yang petinggi perusahaan minyak raksaa UAE ADNOC suadah bilang dia akan gunakan COP untuk membahas bisnis. JETP mungkin akan naik daun sementara NbS akan meredup,” kata Daniel. (Z-5)
Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mengimplementasikan target-target iklim dalam FOLU Net Sink 2030, dengan estimasi sebesar USD 14.5 miliar.
Grant Thornton menjelaskan perlu adanya langkah konkret dari perusahaan seperti perlunya memulai investasi dalam teknologi hijau, dan energi terbarukan.
Semua orang harus punya akses pada air bersih dan untuk ketahanan pangan. Karenanya perlu disiapkan policy yang mengikuti kebutuhan dan dinamika global, serta implementasinya perlu dilakukan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka (UT) Jakarta Imam Pesuwaryantoro bagaimana mendorong hilirisasi sampah plastik secara virtula pada COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
kesadaran bahwa momen kesempatan dalam menanggulangi perubahan iklim itu harus diambil.
Indonesia saat ini juga tengah menyiapkan Second NDC untuk target penurunan emisi yang lebih ambisius yang rencananya akan disampaikan 2025.
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved