Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
STAF Khusus Presiden Diaz Hendropriyono melangsungkan acara peluncuran buku di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat mulai dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Hodong, TGB Zainul Majdi, Raam Punjabi, Deddy Corbuzier, Ario Bayu, Hamish Daud, hingga Ivan Gunawan.
Baca juga: Setengah dari Gletser di Pegunungan Andes di Peru telah Mencair
Dalam kesempatan ini, Diaz Hendropriyono memaparkan ancaman nyata pemanasan global dan perubahan iklim sekaligus merekomendasikan pembentukan kementerian baru yang mampu di depan terkait penanganan pemanasan global.
“Harus ada leading sector, siapa yang paling pas? Kita butuh kementerian baru yang bernama Kementerian Ekologi Republik Indonesia siapa pun Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nantinya,” ujar Diaz lewat keterangan yag diterima, Sabtu (25/11).
Baca juga: PBB akan Mengamati Dampak Krisis Iklim di Antartika
Menanggapi hal itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengapresiasi Diaz yang telah menemui dan mempertemukan banyak ecopreneurs yang fokus pada inovasi menangani dampak perubahan iklim.
“Saya diundang untuk mendengarkan rekomendasi yang pertama, yaitu untuk membangun rumah yang rendah emisi. Terima kasih atas bukunya, dengan penjelasan beliau yang sangat gamblang, mudah-mudahan bisa menjadi referensi Kementerian PUPR untuk mengembangkan konstruksi yang rendah emisi. Kami akan undang para ecopreneurs ini,” tandas Basuki.
Buku dengan judul Dangerous Humans: Towards Zero eMissions? ini, selain membahas pemanasan global turut menceritakan perjalanan Diaz Hendropriyono selama dua tahun untuk menemui para ecopreneurs.
“Pemerintah memiliki target penurunan emisi, tetapi tidak dapat kerja sendiri. Perlu aktor-aktor di berbagai sektor memiliki inovasi, baik teknologi dan produk ramah lingkungan. Untuk itu, harus ada kementerian teknis yang menaungi mereka semua,” papar Diaz.
Acara ini juga turut dihadiri oleh sejumlah anggota DPR dari berbagai fraksi, seperti Helmy Faishal dari fraksi PKB, Dave Laksono dari fraksi Golkar, Eddy Soeparno dari fraksi PAN, dan Muhammad Farhan dari fraksi Nasdem. (P-3)
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved