Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Strategi Kemendikbud-Ristek Bidik Ceruk Industri Kreatif Indonesia

Syarief Oebaidillah
21/11/2023 19:48
Strategi Kemendikbud-Ristek Bidik Ceruk Industri Kreatif Indonesia
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek Kiki Yulianti berbicara dalam forum Merdeka Innovation Summit 2023.(Ist)

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) berkomitmen mendukung pengembangan industri kreatif di Indonesia. Berbagai strategi telah disiapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi bidang industri kreatif melalui Merdeka Belajar serta penyelenggaraan pendidikan vokasi berbasis dual system atau sistem ganda.

Di bawah payung kebijakan Merdeka Belajar, satuan-satuan pendidikan vokasi mulai dari sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), hingga lembaga kursus dan pelatihan (LKP) terus beradaptasi dengan berbagai keilmuan di bidang kreatif, seperti produksi konten gim, komik, film, musik, dan lainnya. 

Ribuan hingga jutaan talenta vokasi bidang industri kreatif diberikan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi industri kreatif melalui pendidikan vokasi sistem ganda yang terus ditekankan di satuan-satuan pendidikan vokasi.

Berbicara dalam forum Merdeka Innovation Summit 2023, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek Kiki Yuliati mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pihaknya berkomitmen untuk mendorong industri kreatif di berbagai bidang dengan melahirkan talenta-talenta di bidang tersebut. 

Menurut dia, setidaknya ada tiga jalur pendidikan vokasi yang telah disiapkan, yakni melalui level pendidikan menengah, pendidikan tinggi, serta kursus dan pelatihan. "Saat ini ada lebih dari 3.329 dari 14.478 SMK di Indonesia yang menangani bidang industri kreatif dan hampir 339.279 siswa SMK yang  saat ini sedang belajar di bidang-bidang yang terkait dengan industri kreatif seperti boga, multimedia, dan sebagainya," kata Kiki di Jakarta, Jumat (17/11).
 
Selain itu, lanjut dia, ada sekitar 13.432 LKP yang bergerak untuk mendukung industri kreatif serta sekitar 21 ribu mahasiswa yang saat ini belajar untuk mendukung sektor industri kreatif di berbagai bidang.

Secara khusus dan spesifik, Kemendikbud-Ristek, lanjut Dirjen, juga  dituntut untuk melahirkan lebih dari 10 juta talenta digital sampai 2024. Talenta-talenta digital tersebut nantinya dipersiapkan untuk mendukung industri kreatif, termasuk untuk memperkuat industri gim dan keamanan siber. 

Mengingat industri kreatif yang begitu dinamis, Ditjen Pendidikan Vokasi juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat pendidikan vokasi agar tetap kontekstual dan relevan dengan perkembangan industri kreatif yang begitu dinamis. 


Baca juga: Transformasi Dibutuhkan untuk Sistem Masa Depan Dunia yang Lebih Baik


"Di bawah Merdeka Belajar, pertama, kita menyesuaikan kurikulum. Berkolaborasi dengan industri kita punya PBL (project based learning), teaching factory. Kita menyelenggarakan pembelajaran-pembelajaran yang sangat kontekstual dengan mengerjakan PBL bersama industri," kata Kiki dalam keterangan yang diterima Selasa (21/11). 

Menurut dia, melalui skema teaching factory, saat ini banyak SMK ataupun politeknik di Indonesia yang memiliki fasilitas laboratorium sekelas rumah produksi yang digunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek seperti animasi bersama industri.

"Kami juga mengundang praktisi untuk mengajar serta mendorong peningkatan kesempatan bagi mahasiswa vokasi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi," katanya.

Transformasi kurikulum juga dilakukan dengan mengadopsi kurikulum vokasi sistem ganda, di mana model pendidikan vokasi ini memberikan porsi yang berimbang antara pendidikan di kelas dengan praktik langsung di industri. Dengan demikian, diharapkan lulusan yang dihasilkan bisa tetap relevan dengan kebutuhan industri, dalam hal ini adalah industri kreatif.

"Jadi, misalnya mereka D-4, empat tahun maka dua tahunnya mereka bisa bersama-sama industri. Jadi, anak didik kita didik bersama di industri," imbuhnya.

Dari sisi pengajar, Ditjen Pendidikan Vokasi juga memiliki unit pelaksana teknis (UPT) atau balai-balai vokasi untuk melakukan upskilling dan reskilling bagi para guru, instruktur, maupun dosen-dosen vokasi. 

"Tapi khusus untuk dosen, kami lebih mendorong untuk pelatihan maupun sertifikasi di industri maupun di kampus-kampus di luar negeri," ujar Kiki.

Sementara itu, dalam sesi forum yang sama, Director of Business Development YG Entertainment & Executive Director Encast Co Ltd, Charlie Cho, mengatakan bahwa sebagaimana Korea Selatan, Indonesia juga memiliki kekuatan ekonomi kreatif yang cukup besar. Meski demikian, hal itu memerlukan kerja keras dan kemauan yang kuat serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan potensi besar tersebut. 

Hal itu setidaknya seperti yang dilakukan Korsel untuk membangun industri kreatif. Menurut Charlie, keberhasilan Korsel dalam membangun industri kreatif tidak dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan kolaborasi dan banyak faktor pendukung. Menurutnya, negeri ginseng tersebut telah gencar mendorong kemajuan industri kreatif sejak dua puluhan tahun lalu. (RO/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya