Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEMI menghadapi perubahan iklim yang berdampak signifikan terhadap produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mencari solusi tepat guna, salah satunya mempercepat penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah meminta seluruh jajarannya agar sigap menurunkan EGK dengan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan mitigasi dan adaptasi yang diperlukan.
Sejalan dengan arahan tersebut, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, perlu adanya strategi pembangunan rendah karbon untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan.
"Implementasi kebijakan yang mendukung praktik-praktik pertanian berkelanjutan perlu diterapkan. Kolaborasi seluruh stakeholder sangat penting agar seluruh pihak dapat berpartisipasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dalam pencapaian target nasional (NDC) sebesar 29% dengan usaha sendiri dan hingga 41% dengan dukungan internasional dibandingkan dengan skenario baseline emisi GRK tanpa kebijakan mitigasi dari tahun 2010 hingga 2030," ujar Andi dalam siaran resminya, Sabtu (18/11).
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Perburukan Kondisi Iklim Dunia
Langkah dalam penurunan emisi GRK harus selaras dengan penyelenggaraan nilai ekonomi karbon sehingga tercatat penurunan emisi karbon. Pencatatan nilai ekonomi karbon menjadi integritas usaha yang telah dilakukan oleh Indonesia. Selain itu dengan mengatur nilai ekonomi karbon, pemerintah dapat mengawasi dan mengelola emisi GRK dari berbagai sektor ekonomi, termasuk pertanian.
Andi Nur menambahkan bahwa upaya untuk mencapai target Nationally determined contribution (NDC) melalui penyelenggaraan Mitigasi, Adaptasi Perubahan lklim, dan NEK yang dilaksanakan secara akurat, konsisten, transparan, dan berkelanjutan yang dapat dipertanggungjawabkan.
”Lima sektor yang menjadi target pengurangan emisi karbon GRK 2030 (NDC) meliputi FOLU (Forestry and Other Land Uses), Energi, Limbah, IPPU (Industrial Process and Production Use) dan Pertanian,” jelasnya.\
Baca juga: Program Dekarbonisasi Mind Id Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Pada kesempatan tersebut, Andi Nur meminta pemerintah daerah berperan aktif dan berkontribusi memberikan informasi kepada masyarakat, stakeholder, dan pelaku usaha dalam implementasi penurunan emisi karbon.
“Saya harap agar seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan instansi terkait sehingga menghasilkan kontribusi nyata terhadap percepatan pembangunan nasional bebas emisi karbon,” harap Andi Nur.
Perlu diketahui, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) melaksanakan kerja sama Biocarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF-ISFL) 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak perubahan iklim di sektor perkebunan, mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca, dan mendukung upaya pelestarian hutan dan lingkungan di wilayah tersebut.
Baca juga: Rencana Revisi Taksonomi Hijau Indonesia, Kemunduran dalam Transisi Energi Bersih
Rencana tindak lanjut kegiatan BioCF-ISFL 2024 antara lain melakukan pembuatan demplot terkait nilai ekonomi karbon dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman instansi terkait dan stakeholder mengenai nilai ekonomi karbon pada subsektor perkebunan, pembentukan satgas untuk melakukan pengawalan dan monev, serta melakukan sinergi dan kolaborasi dengan instansi terkait maupun stakeholder, sehingga nilai ekonomi karbon memberikan dampak bagi pembangunan nasional. (RO/S-3)
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP).
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Indonesia tertinggal dalam mitigasi gas rumah kaca (GRK) kendaraan bermotor. Ketertinggalan itu mencakup tidak diaturnya standar karbon kendaraan dan elektrifikasi kendaraan bermotor.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Dominic James Robert Jermey mengapresiasi upaya KLHK di bawah kepemimpinan Siti Nurbaya selama 10 tahun terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved