Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Penyakit Tropik Infeksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lie Khie Chen mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan indikasi agar mengurangi resistansi bakteri terhadap antibiotik.
"Penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tidak sesuai indikasi sudah waktunya kita hentikan," ujar Lie Khie Chen, Jumat (10/11).
Menurutnya, kebiasaan asal mengonsumsi antibiotik tanpa memperhatikan anjuran dokter membuat beberapa jenis bakteri menjadi semakin kebal terhadap efek antibiotik. Hal itu karena bakteri akan terus mencari cara guna beradaptasi dan bertahan hidup saat terpapar antibiotik.
Baca juga: Ini Tanda Anak Anda tidak Perlu Diberi Obat Meski Batuk Pilek
Lie Khie Chen mengatakan beberapa adaptasi yang dilakukan bakteri adalah dengan menghasilkan enzim yang membuat antibiotik tidak bisa bekerja, mengeluarkan kembali antibiotik yang telah masuk ke tubuhnya, serta mengubah tempat kerja antibiotik pada tubuhnya sehingga zat tersebut tidak berefek.
Ia pun menuturkan terlalu sering mengonsumsi antibiotik serta menggunakan antibiotik tidak sesuai dosis dan indikasi juga dapat mematikan bakteri-bakteri berguna dalam tubuh manusia yang disebut mikroflora normal, sehingga tubuh lebih mudah terserang bakteri jahat.
"Penggunaan antibiotik bukan untuk indikasi infeksi menyebabkan semakin sering bakteri terpapar oleh antibiotik, sehingga bakteri-bakteri yang seharusnya menjadi pelindung kita justru mati dan bakteri yang kebal terhadap obat ini dengan leluasa menggandakan diri," ucap dokter RSCM tersebut.
Baca juga: Anda tidak Sembuh Usai Minum Antibiotik? Ini Mungkin Penyebabnya
Oleh karena itu, dia menyatakan pentingnya mendapatkan diagnosis yang tepat sebelum mengonsumsi antibiotik karena masing-masing obat memiliki spesifikasi kegunaan terhadap bakteri tertentu.
Selain itu, alumnus Universitas Indonesia ini juga menyoroti penggunaan antibiotik pada sektor nonmedis, misalnya sebagai growth promoter di bidang peternakan, yang juga menjadi perhatian pemerintah agar dapat dikurangi penggunaannya.
"Jadi, jika antibiotik ini tidak perlu kita gunakan, jangan digunakan, karena itu akan merugikan dan berdampak pada kita," kata dia.
Lie Khie Chen menuturkan, selama 10 tahun terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan untuk menekan resistansi bakteri terhadap antibiotik karena diperkirakan 10 juta orang meninggal karena infeksi bakteri pada 2050.
Oleh karena itu, ia mengajak para tenaga medis serta masyarakat luas untuk menyebarkan informasi mengenai penggunaan antibiotik yang tepat agar bakteri tidak kebal terhadap zat tersebut sehingga antibiotik masih dapat menjadi sarana penyembuhan yang efektif.
"Antibiotik adalah suatu aset bagi umat manusia untuk bisa membunuh bakteri dan ini harus kita lestarikan fungsinya sampai kapanpun. Kalau tidak, anak cucu kita nanti tidak akan bisa merasakan manfaat antibiotik," pungkas Lie Khie Chen. (Ant/Z-1)
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan, yakni Shana Gofferdi yang berasal dari Occidental College, mencatat bahwa laba-labat laut tidak hanya mampu bertahan hidup saja
Setelah satu dekade misteri, ilmuwan mengungkap bakteri Vibrio pectenicida sebagai penyebab sea star wasting disease di Pantai Barat Amerika Utara.
Jangan buru-buru injak kecoa! Temukan 6 alasan ilmiah mengapa membunuh kecoa hingga hancur berbahaya dan cara aman membasminya di rumah.
Apabila keringat berlebih dari aktivitas tersebut bertemu dengan bakteri di ketiak, maka muncullah bau ketiak.
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Tim ilmuwan Tiongkok berhasil mengidentifikasi spesies bakteri baru yang belum pernah ditemukan di Bumi. Mikroorganisme ini terdeteksi di dalam Stasiun Luar Angkasa Tiangong
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Kondisi ini memicu merebaknya kasus batuk serta infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Departemen Kesehatan Masyarakat South Carolina, menyebut paparan ameba ini kemungkinan terjadi di Danau Murray, Colombia.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Tjandra Yoga menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para jemaah dan petugas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved