Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
REKTOR Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma’mun Murod MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Politik, Kamis (9/11). Prosesi pengukuhan dilakukan di Aula KH A Azhar Basyir Gedung Cendekia dengan khidmat ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Ketua Senat UMJ Prof Dr Masyitoh Chusnan MAg.
Ma’mun ditetapkan sebagai Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 37257/M/07/23. Ma’mun merupakan guru besar ke-20 yang dimiliki UMJ dengan angka kredit sebesar 851,50.
Wakil Rektor I UMJ Dr Muhammad Hadi MKep mengatakan bahwa dikukuhkannya Prof Ma’mun menjadi kebanggaan bagi UMJ karena Ma’mun merupakan dosen produktif yang pemikirannya banyak dirujuk melalui buku, jurnal dan tulisan di media massa.
Baca juga:
Peryataan tersebut diakui oleh Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof Dr Abdul Mu’ti MEd. Dalam sambutannya Mu’ti menyebut bahwa Ma’mun merupakan dosen yang sangat produktif dan gagasan yang disampaikan pada orasi ilmiah dinilai luar biasa dan mengandung kritik tajam.
“Dengan pengukuhan ini kami yakin bahwa perkembangan kampus UMJ akan semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Mu'ti, pengukuhan ini menunjukkan bahwa dua sayap besar Islam di Indonesia telah melahirkan intelektual yang dapat melintas dua ormas yaitu Ma’mun, kader Muhammadiyah yang berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Jakarta Kukuhkan Dua Guru Besar
“Kita dalam berbagai hal memang harus memperkuat kekuatan-kekuatan yang didukung oleh sayap Islam yang moderat. Ini menjadi bagian penting dari peningkatan kualitas UMJ untuk mencerdaskan umat dan kehidupan bangsa,” pungkas Mu’ti.
Hal senada disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc. Menurutnya pengukuhan Prof Ma’mun merupakan prestasi dan kebanggaan bagi LLDIKTI Wilayah 3. “Prof. Ma’mun telah membuktikan kemampuan, keahlian dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu politik,” ungkapnya.
Toni bertutur bahwa Ma’mun adalah akademisi yang layak dijadikan teladan bagi anak bangsa karena dapat memadukan dunia akademis, aktivis, dan pesantren. Terlebih saat ini telah menyandang gelar Guru Besar yang memiliki peran penting sebagai bagian dari penentu arah kehidupan bangsa.
Baca juga: UMJ Tandatangani Kesepakatan dengan Delapan Universitas Tiongkok
“Dunia politik Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dan persoalan kompleks seperti korupsi dan lain-lain. Oleh karenanya dibutuhkan peran Guru Besar untuk turut serta dalam mengupayakan politik berkeadaban agar menghasilkan pemimpin berkualitas dan jujur,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Toni mengharapkan agar gelar Guru Besar dapat mendorong semangat Ma’mun untuk berperan dalam mengupayakan perubahan pelembagaan demokrasi di Indonesia ke arah yang lebih baik.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir yang hadir di acara pengukuhan, menyatakan bahwa orasi ilmiah Prof Ma’mun bertajuk Dialektika Islam dan Pancasila: Dari Ideologi Menuju Aktualisasi, menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila.
Menurutnya, Guru Besar ke-283 di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah merupakan sosok pencari ilmu yang luar biasa. "Terima kasih telah menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Kita ingin mengakhiri perdebatan politik lampau. Tidak cukup dengan konsensus bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, tapi kita harus membangun Indonesia ini menjadi negara daarul ahdi wassyahadah yaitu Indonesia berkemajuan," imbuh Haedar.
Pengukuhan Guru Besar disaksikan oleh Wakil Ketua MPR RI Nur Hidayat Wahid, Jazilul Fawaid, Arsul Sani, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Anggota DPR Hasto Kristiyanto, Wali Kota Tangerang Selatan Drs Benyamin Davnie, dan sederet tokoh penting lainnya serta sivitas akademika UMJ.
Ulama besar Ustaz Adi Hidayat, menutup pengukuhan dengan doa bagi Prof Ma'mun agar memiliki pengetahuan untuk kebaikan dan kemanfaatan kehidupan bangsa dan negara. Peraih Doktor Honoris Causa dari UMJ ini turut mendoakan UMJ agar menjadi kampus yang dapat menghasilkan generasi terbaik yang dapat memakmurkan bangsa. (RO/S-3)
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
BELAKANGAN banyak universitas menyuarakan kritik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kondisi layanan kesehatan hingga UU Kesehatan.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Prof Sri Wahyuni menguraikan bahwa keberhasilan merek di era saat ini tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi, namun juga oleh komitmen terhadap lingkungan dan nilai-nilai sosial.
Salah satu yang menjadi sorotan utamanya adalah peran kejaksaan yang sebelumnya dianggap dominan dalam perkara pidana (Dominus Litis).
Universitas Yarsi melakukan pengukuhan dua Guru Besar dan luncurkan rangkaian peringatan Milad ke-58.
Rektor menekankan bahwa Guru Besar tidak boleh menjadi “pertapa” tetapi justru sebaiknya, mereka harus tetap bergaul dan membumi serta terlibat dalam berbagai kegiatan akademik.
Guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi yang bukan hanya guru bagi murid-murid, tetapi juga bagi bangsa dan negara.
Berbagai program pendampingan, dukungan riset, serta kolaborasi dengan institusi global terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan inovatif.
E-Government berperan penting dalam meningkatan kualitas layanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved