Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Matching Fund 2024 Miliki Skema Pendanaan Multi Years

Syarief Oebaidillah
28/10/2023 19:36
Matching Fund 2024 Miliki Skema Pendanaan Multi Years
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudritek, Kiki Yuliati(HO)

SELAMA tiga tahun pelaksanaan program Matching Fund (Dana Padanan) telah memberikan dampak peningkatan pada Global Innovation Index (GII) serta Score University-Industry Collaboration di Indonesia. Tahun ini, program Matching Fund hadir dengan terobosan baru. Selain lebih awal, Matching Fund 2024 juga melakukan terobosan dengan adanya pembiayaan multi years untuk menjamin keberlanjutan penelitian.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudritek), Kiki Yuliati, saat peluncuran program Matching Fund Vokasi 2024 mengatakan selain dapat menjamin keberlanjutan riset, skema pendanaan multi years juga diharapkan mendorong pelaksanaan teaching factory atau teaching industry di perguruan tinggi vokasi.

"Salah satu yang ingin kami kejar dari multiyear ini adalah pembangunan teaching factory atau teaching industry di kampus-kampus vokasi. Karena pada dasarnya pendidikan vokasi adalah industrial based learning," ujar Kiki dalam keterangan yang diterima, Sabtu (28/10).

Dengan skema pendanaan multi years tersebut, diharapkan industri dapat bekerja sama dengan satuan pendidikan vokasi untuk mendukung pembelajaran sekaligus memproduksi barang atau jasa.

Lebih jauh, Kiki mengatakan, sebagai program terobosan, berbagai capaian Matching Fund tidak hanya membawa manfaat bagi dosen maupun industri saja, namun juga terhadap reputasi Indonesia di kancah global. "Kita ingin menimbulkan kepercayaan masyarakat global tentang kesiapan kita menjadi negara yang mampu secara aktif dan produktif ikut dalam berbagai aktivitas ekonomi global," kata Kiki.

Menurut Kiki, dengan reputasi yang baik di kancah global, maka kepercayaan para investor terhadap Indonesia akan meningkat. Dengan demikian, diharapkan dapat berdampak signifikan terhadap kemajuan ekonomi bangsa Indonesia.

Di sisi lain, dosen dan juga peneliti dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Prof. Dedid Cahya Happyanto, menyambut baik terobosan baru skema pendanaan multi years tersebut. Selain menjamin keberlanjutan penelitian, skema ini akan sangat menguntungkan bagi industri sehingga diharapkan dapat menarik minat industri yang lebih banyak.

"Fungsi skema pendanaan ini sangat diperlukan karena penelitiannya bisa berkelanjutan sehingga penelitian akan menjadi lebih sempurna” kata Dedid.

Di sisi lain, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbudristek, Beny Bandanadjaja mengatakan bahwa skema pendanaan multi years diperuntukan untuk penelitian skema A yakni hilirisasi inovasi hasil riset untuk tujuan komersialisasi, hilirisasi kepakaran untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), pengembangan produk inovasi bersama DUDI/mitra inovasi, dan peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau produk substitusi impor melalui proses reverse engineering.

Beny juga menyampaikan bahwa selama tiga tahun ini, penyelenggaraan program Matching Fund Vokasi mendapat antusiasme yang tinggi dari perguruan tinggi vokasi. Pada 2021 ada 258 proposal yang masuk, 2022 sebanyak 552 proposal, dan 2023 ada 1.026 proposal. "Kami berhasil mengeskalasi minat para dosen vokasi dan juga industri untuk terlibat dalam program Matching Fund Vokasi ini," kata Beny.

Pada 2023 total ada 1.292 dosen yang terlibat dalam program Matching Fund Vokasi dengan jumlah mahasiswa yang diikutsertakan mencapai 5.370 mahasiswa. Artinya, para mahasiswa tersebut telah merasakan langsung proses penciptaan sebuah inovasi yang diharapkan akan meningkatkan kompetensi mahasiswa.

Menurut Beny, dari sisi dana padanan kolaborasi yang dikeluarkan, baik oleh DUDI maupun Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, juga terus mengalami peningkatan, dengan dana dari DUDI yang lebih tinggi. "pada 2023 total ada sekitar Rp200 miliar dana kolaborasi yang dikelola melalui program Matching Fund, di mana dana dari industri lebih besar dari dana yang diberikan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi,” kata Beny. (RO/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya