Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BIKSU muda Bhante Dhirapunno mengatakan bahwa toleransi adalah membangun peradaban bersama di dalam perbedaan.
"Toleransi adalah ketika kita bisa bersama membangun peradaban dalam perbedaan. Pada saat itu kita akan lebih mudah menyebarkan kebaikan pada orang lain," kata Bhante Dhirapunno seperti dilansir Antara di Jakarta, Kamis (12/10).
Untuk itu, kata dia, generasi muda maupun pemuka agama apa pun latar belakangnya perlu menyebarkan konten yang berisi pesan perdamaian dalam perbedaan.
"Walaupun terlihat seperti bercanda ria, namun konten yang seperti ini memberikan dampak positif dalam harmonisasi Indonesia sebagai sebuah bangsa," ujarnya.
Dia juga menyebut tantangan ideologi transnasional dengan segala bentuknya harus dijawab dengan semangat perdamaian dalam keberagaman.
"Jika ayat-ayat agama tidak mampu membuat kita damai dalam kebersamaan, mungkin ayat-ayat cinta lah yang bisa mempersatukan kita. Hiduplah dengan damai dan cinta kasih hingga tidak ada lagi perasaan kita untuk membenci," tuturnya.
Baca juga: Kebudayaan Diharapkan Beri Sumbangsih pada Agenda Penyelamatan Bumi
Dia menilai bahwa kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila umat manusia bisa menghargai semua kehidupan dengan menunjukkannya lewat toleransi yang tinggi, serta memenangkan hati para orang-orang yang belum toleran.
"Salahnya, terkadang kita justru membenci orang yang intoleran. Kebencian yang dibalas dengan kebencian akan melahirkan kebencian yang lebih besar lagi. Kita harus bisa menerima kehadiran mereka. Perlahan kita coba untuk menyadarkan teman-teman kita tanpa perlu menghujat-nya atau memberikan perlakuan buruk lainnya," ujarnya.
Bhante juga menilai bahwa segala bentuk kekerasan sejati-nya tidak berlandaskan pada nilai-nilai luhur dalam agama, sekalipun para pelakunya menjual jargon-jargon agama dalam tindak kekerasan yang dilakukannya.
"Kebaikan sejati tidak akan pernah bercampur dengan keburukan," ucapnya.
Terakhir, dia mengingatkan agar Indonesia tidak menjadi bangsa yang masyarakatnya terpecah belah karena saling membenci. Dia mencontohkan, Kota Medan, Sumatra Utara, adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki pluralisme sangat baik.
"Di sana terdapat Masjid Al Osmani yang jaraknya cukup berdekatan dengan Vihara Siu San Keng. Masyarakat di sana bisa pergi dan pulang ke rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus takut akan kehadiran kelompok agama yang berbeda," ujar dia. (Ant/I-2)
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan dalam agama, budaya, dan ras untuk menciptakan kehidupan yang damai. Berikut contoh sikap toleransi.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
SETIAP 3 November, Indonesia merayakan Hari Kerohanian Nasional. Momen ini menjadi pernyataan komitmen menghargai keberagaman agama yang ada di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved