Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Partikulat Matter atau PM tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya indikator untuk menentukan baik atau buruknya kualitas udara. Dosen Kimia FMIPA UI Agustino Zulys mengungkapkan, pengukuran kualitas udara harus dilakukan secara holistik, dengan menyertakan tingkat senyawa lainnya seperti karbon monoksida (CO2), sulfur dioksida (Sox), nitrogen oksida (NOx), ozon hingga timbal.
“PM ini kan dalam proses pengukurannya bukan hanya zat pencemar yang merugikan. Bahkan zat yang lain pun ikut terukur olehnya. Karena itu penentuan PM menjadi pencemar udara ini masih debatable. Kita harus melihat secara keseluruhan,” kata Agustino dalam kuliah umum Universitas Indonesia bertajuk Pandangan Ilmu Lingkungan terhadap Polusi Udara di Indonesia, Senin (25/9).
Ia menjelaskan, PM merupakan campuran partikel padat dan cairan yang ada di udara, di antaranya debu, tanah, logam, zat organik, smog dan sebagainya. PM dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran, yakni PM 10 berukuran kurang dari 10 mm dan PM 2,5 berukuran 2,5 mm.
Baca juga: Pengamat: Percayakan Penanganan Polusi Udara pada Pemerintah
Adapun, alat pengukur PM ialah beta attenuation monitor (BAM). Cara kerjanya ialah, alat itu. Mengukur semua partikulat yang dihisap, kemudian dilakukan pemutaran sehingga partikel berukuran besar dan kecil terpisahkan.
Lalu, partikel kecil dilewatkan antara lembar karbon radioaktif yang mengeluarkan partikel beta dan detektor sinar beta. Partikel kecil akan menghalangi partikel beta menuju detektor. Semakin banyak partikel, detektor akan lebih sedikit menerima sinar beta.
Baca juga: Jangan Salah, Polusi Udara Tidak Hanya Terjadi Di Luar Ruangan
Sinar beta yang ditangkap detektor dikonversi ke satuan mg/m2 dengan prinsip spektrofotometri hukum Lambert Beer. Nilai tersebut kemudian dikonversi menjadi indeks kualitas udara (AQI) yang kini banyak digunakan sebagai tolak ukur.
“Kita lihat dari data 2020 sampai 2022 PM2,5 ini puncaknya di Mei sampai September. Ini kan pada musim panas, temperatur tinggi, banyak angin dan sebagainya,” ucap dia.
Butuh Parameter Lain
Menurut dia, untuk melihat pengukuran kualitas udara yang komprehensif, dibutuhkan parameter lain, bukan hanya PM saja. Perlu ada pengukuran CO2 yang disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna, SOx yang merupakan senyawa dari pembakaran batu bara serta abu vulkanik, NOx dari pembakaran sektor transportasi dan industri hingga ozon.
Di samping itu, ada juga partikulat lain yang menjadi indikasi buruknya kualitas udara, yakni VOC yang dihasilkan dari bahan pelarut dan pembersih yang terlepas ke lingkungan hingga senyawa yang ditimbulkan akibat pembakaran sampah seperti dioksin, karsinogen, benzena, poliaromatik hingga logam berbahaya.
“Untuk itu, diperlukan kontrol kualitas udara real time yang lebih reliable,” kata dia.
Lebih jauh, untuk mengatasi polusi udara dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, industri dan masyarakat. Mulai dari pembuatan regulasi yang komperhensif, kebijakan clean energy, pengembagan riset di lembaga dan kampus hingga mendorong masyarakat mengurangi emisi dengan beralih ke transportasi publik.
(Z-9)
Dasar hukumnya Pergub 10/2022 yang mengatur bagaimana penanganan limbah cair dan padat yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan.
TRAUMA warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), masih belum hilang ketika terjadi pencemaran air pada 2017 silam.
Cari tahu penyebab pencemaran lingkungan! Pelajari faktor-faktor utama yang memengaruhi kualitas alam dan dampaknya bagi kehidupan.
MENTERI Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan akan meninjau sejumlah tambang di pulau-pulau kecil. Ia mendapat aduan mengenai pencemaran lingkungan
Pelajari penyebab & dampak pencemaran lingkungan. Temukan solusi inovatif untuk bumi yang lebih sehat & lestari!
"Pemerintah tidak tegas terhadap tambak udang vaname ini. Dikhawatirkan akan semakin merusak lingkungan jika tetap dibiarkan,"
Ledakan di pabrik US Steel Clairton, Pennsylvania, mengakibatkan satu orang tewas, 10 orang terluka, dan 1 pekerja masih dinyatakan hilang.
Penghijauan merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved