Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SATGAS Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang penting untuk mengajarkan anak dalam pengambilan keputusan yang tepat sejak dini dan dilatih untuk mandiri sehingga tahu harus melakukan apa pada situasi kritis atau mendadak seperti bencana.
"Memang sebisa mungkin harus dilatih. Saya melihat belum banyak keluarga yang melakukan ini," kata I Nyoman Arie Purwana, dikutip Senin (25/9).
Dokter spesialis anak lulusan Universitas Udayana Bali itu mengatakan masyarakat perlu memahami pentingnya persiapan dan mitigasi dalam menghadapi bencana sebagai upaya untuk mengurangi dan mencegah risiko akibat bencana.
Baca juga: Anak Kecanduan Gawai Berisiko Depresi
Mitigasi merangkap pengurangan dan mencegah risiko bencana sedangkan persiapan berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan terkait bencana.
Ia mengatakan setiap rumah di lingkungan masyarakat harus mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi air minum, surat-surat penting, makanan ringan, masker, uang, alat pertolongan pertama atau P3K, pluit, senter dan lain-lain.
Tas ini diperlukan untuk perbekalan setidaknya 2-3 hari, karena biasanya dalam hitungan hari itu pertolongan sudah datang.
Baca juga: Tetap Tenang, Kunci Orangtua Bantu Anak Saat Bencana
Masyarakat dewasa maupun anak-anak harus ikut melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan kebencanaan seperti melindungi diri saat gempa harus merunduk, berlindung dan berpegangan dengan cari tempat atau meja yang bisa melindungi diri dan kepala sampai setidaknya gempa berhenti.
Selain itu tidak menggunakan lift jika berada di bangunan bertingkat dan mengikuti petunjuk evakuasi dan mengetahui lokasi yang aman salah satunya sudut bangunan.
Usahakan tidak keluar rumah atau bangunan sampai gempa benar-benar berhenti, kecuali di dalam justru membahayakan. Bila sedang berada di mobil dan gempa dirasa kuat menepi dan segera keluar dari mobil, hindari tebing-tebing tinggi.
Jika terjadi gempa, perlu untuk membekali diri dengan pengetahuan latihan dalam menghadapi gempa, dan sedari awal membangun rumah atau gedung yang tahan terhadap gempa.
"Memang harus didesain bahwa rumah, tempat tinggal, gedung, atau bangunan apapun harus tahan terhadap gempa, khususnya jika tinggal di daerah yang memang rawan gempa, memperhatikan daerah rawan gempa ada di mana saja, diikuti aturan dari pemerintah mengenai penggunaan lahan dan sebagainya," saran dia.
Sementara untuk menghadapi bencana kebakaran, Arie mengimbau kepada masyarakat untuk membaca peringatan yang dipersiapkan pengelola kawasan atau gedung dan mengetahui risiko apa yang bisa terjadi, serta arah jalan keluar ketika terjadi bencana.
Selain itu, jika melakukan aktivitas pembakaran sampah harus di tempat yang semestinya dan tidak bisa sembarangan melakukannya. Hindari melakukan pembakaran sampah saat cuaca panas dan berangin karena risiko menyebar akan lebih cepat.
Kebakaran tidak hanya menyangkut bahaya dari api namun juga debu dari abu kebakaran. Efeknya pada anak dapat menimbulkan iritasi mata dan pernafasan.
"Kalau memang ada kebakaran yang masif, maka jangan keluar rumah, akses udara yang berasap kalau bisa jangan sampai ada alias ditutup, kemudian perlu filtrasi udara sehingga udara di dalam rumah itu bersih, kalau kita mengalami keluhan, misalnya pada anak-anak ada riwayat asma, sakit paru lainnya maka segera bawa keluar rumah dan lakukan pemeriksaan," jelas Arie.
Dokter yang berpraktik di RS Murni Teguh Tuban Bali ini mengatakan perlu untuk mencukupi cairan dan cukup makan pasca terkena kebakaran dan menggunakan masker khususnya N95.
Ia juga mengingatkan untuk jangan berlari karena berisiko akan menghirup banyak asap dan debu. Buat perencanaan yang matang untuk keluar dari daerah asap atau debu dan jangan lupa mempersiapkan makanan dan obat-obatan.
Arie juga mengingatkan untuk selalu menyimpan nomor darurat saat menghadapi situasi bencana seperti nomor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemadam kebakaran, kantor polisi, PLN dan lain-lain. Mengenali potensi bencana di masing-masing wilayah tempat tinggal dan lakukan mitigasi bencana untuk pencegahan risiko untuk anak dan keluarga. (Ant/Z-1)
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Sebanyak 19 warga Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved