Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN: Modifikasi Cuaca untuk Tangani Polusi Udara Belum Efektif

Andhika Prasetyo
30/8/2023 22:16
BRIN: Modifikasi Cuaca untuk Tangani Polusi Udara Belum Efektif
Ilustrasi polusi udara di DKI Jakarta(MI)

Periset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan mengakui bahwa upaya modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi udara di DKI Jakarta belum maksimal. Itu terjadi lantaran kondisi awan yang belum matang dan durasi modifikasi yang singkat.

"Belum tepat untuk penyemaian baik dari segi awan maupun arah. Kecepatan angin juga tidak mendukung," ujar Eddy di Jakarta, Rabu (30/8).

Peneliti Ahli Utama itu mengungkapkan hujan yang mengguyur Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi selama beberapa hari terakhir bukan hasil dari modifikasi cuaca. HUjan itu dipicu oleh Siklon Tropis Saola yang berada di Filipina.

Baca juga: Inilah Dampak Berolahraga di Luar Rumah Saat Kondisi Udara Buruk

Siklon Tropis Saola memiliki kecepatan angin maksimum sebesar 85 knot atau setara 155 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum sebesar 955 miliar.

"Badai itu menarik awan dan uap air dari berbagai tempat dengan cepat, salah satunya dari perairan selatan Pulau Jawa," tuturnya.

Baca juga: Demi Kurangi Polusi, IESR Setuju Pertalite Dihapuskan

Eddy juga menyoroti upaya pemerintah yang menyemprotkan air dari gedung-gedung tinggi untuk mencuci udara agar kadar polusi turun. Menurut dia, cara itu bisa dicoba karena tidak ada lagi solusi instan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

"Kalau menunggu Jakarta diguyur hujan, kita tunggu monsun Asia mulai masuk atau kapan Indian Ocean Dipole (IDO) itu mulai mendekati fase netral," imbuh Eddy.

Fenomena osilasi suhu air permukaan laut atau Dipol Samudra Hindia bergerak ke posisi netral baru akan terjadi pada akhir Desember, Januari, dan Februari 2024.

Edy meyakini dampak El Nino masih cukup kuat terasa di Indonesia bahkan hingga Maret, April, dan Mei 2024.

"Ini yang perlu kita waspadai. Memang sifat El Nino kali ini tidak kuat, tetapi durasinya cukup lama sekitar 9-12 bulan," tandasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya