Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Belum lama ini, seorang bayi yang berasal dari Paseban, Jakarta Pusat mengalami luka bakar akibat lem korea. Dia langsung dilarikan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pakar bedah plastik, Dr. dr. Aditya Wardhana, Sp.B.P.R.E., Subsp. L.B.L.(K) pun memberikan penjelasan terkait masalah tersebut.
Dokter Aditya mengatakan lakukan pertolongan pertama bagi anak yang mengalami luka bakar akibat lem korea. Intinya, orangtua jangan panik. "Sebenarnya cukup dialirkan pada air mengalir saja pada kulit yang kena lem korea tersebut. Air itu bersifat menetralkan melepaskan daya rekatnya, mungkin butuh waktu lama. Sebaiknya langsung bawa ke rumah sakit," jelasnya saat di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Kuncinya orang tua jangan panik. Air sifatnya menetralisir, saat masih lengket langsung alirkan air, akan terkelupas sendiri. Sebenarnya penangananannya mudah, tapi karena panik jadi luka bakar," lanjutnya.
Ketika menangani bayi tersebut, Aditya menyebut luka bakar yang dialami bayi cukup parah karena terjadi di area pipi. "Anak-anak cenderung memegang barang, lalu tanpa ia ketahui memegang lem korea yang teksturnya lembut dan beraroma, kena ke wajahnya. Karena ketidaktahuan orangtua, sang ibu panik lalu diangkat paksa, terkelupaslah sebagian kulit, hilang. Kulit hilang itu sama dengan luka bakar," katanya.
Menurut Aditya, lem korea mengandung bahan kimia beracun seperti Methylene Chloride, Ethyl acetate, methylbenzene cyclohexane. Zat tersebut membahayakan kulit. "Luka bakar tidak hanya disebabkan oleh panas, tapi juga bahan kimia, radiasi dan listrik. Setiap perlukaan yang menyebabkan kerusakan kulit bahkan sampai dalam lagi," jelasnya.
Selain membantu penanganan bayi terkenal lem korea, Aditya juga melakukan kegiatan sosial operasi bibir sumbing di RS Islam Cempaka Putih. Mereka menggandeng Lets Share Indonesia dalam kegiatan bakti sosial. "Kita memang rutin menggelar kegiatan bakti sosial dengan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Kami ingin selalu mensupport anak-anak Indonesia yang membutuhkan, terimakasih juga untuk seluruh donatur yang tidak dapat disebutkan nama-namanya," kata dr. Rininta Christabella selaku founder Lets Share Indonesia. (B-4)
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Pameran yang akan berlangsung selama tiga hari, Rabu hingga Jumat, 20–22 Agustus 2025, ini dikurasi secara khusus untuk menampilkan berbagai produk yang mencerminkan tren global.
Pemberian vaksin RSV pada ibu hamil menunjukan penurunan hingga 72% risiko Bayi alami infeksi paru-paru berat.
Selama empat minggu setelah konvoi, sebanyak 6.500 paket Hansaplast dibagikan oleh mitra pengemudi kepada penumpang dan masyarakat.
SUASANA Kampung Tunagan, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pukul 14.00 WIB masih terlihat seperti biasanya.
CPR dan First aid training ini ditujukan untuk memberikan pelatihan mengenai dasar-dasar pertolongan pertama
ketika melihat seseorang sedang tenggelam, korban harus segera dievakuasi dari air secepat mungkin
Mimisan dapat terjadi karena beberapa faktor seperti cedera, udara kering, hingga sebagai gejala penyakit berat. agar tak panik ini yang bisa dilakukan ketika mengalami mimisan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved