Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PAPUA merupakan wilayah bagian paling Timur Indonesia yang terkenal akan keindahan alam dan memiliki keunikan pada pakaian adat, yakni koteka atau holim, serta pada rumah adat asli. Mungkin rumah adat Papua yang diketahui oleh kita adalah rumah honai. Namun, ternyata masih terdapat beberapa rumah adat lainnya yang perlu kita ketahui.
Nah, bagi kamu yang penasaran apa saja rumah adat yang terdapat pada wilayah bagian paling Timur, Papua ini? Simak penjelasan sebagai berikut:
1. Rumah Honai
Baca juga : Cara Melestarikan Budaya Bangsa Indonesia
Rumah adat Papua yang sering muncul pada saat masih sekolah adalah rumah Honai yang dihuni Suku Dani. Rumah ini membentuk lingkaran yang terbuat dari kayu-kayu kuat dan tersusun sejajar. Rumah Honai hanya terdapat satu pintu tanpa jendela dengan ketinggian 2,5 meter serta lebar 5 meter.
Atapnya terbuat dari tumpukan daun sagu, jerami, dan ilalang dengan membentuk kerucut tumpul yang bertujuan membuat rumah tetap hangat dan mencegah air hujan langsung turun masuk ke rumah.
Baca juga : Potret Generasi Terakhir Perempuan Bertato di Myanmar
Nama Honai memiliki arti khusus, 'Hun' yang berarti laki-laki dan 'ai' berarti rumah. Jadi, dapat diartikan bahwa rumah ini khusus untuk laki-laki yang sudah dewasa.
Rumah ini hanya memuat 5-6 orang, biasanya Honai berada di pegunungan papua yang berhawa dingin. Untuk menangkal hawa dingin karena berada di daerah pegunungan, maka semakin semakin sempit dan banyak penghuni di dalam rumah akan semakin bagus.
2. Rumah Kariwari
Baca juga : FTUI Luncurkan Film Dokumenter Rumah Adat Ngadha NTT
Rumah ini dihuni Suku Tobati-Enggros. Rumah adat ini memiliki bentuk atap segi delapan yang bertingkat dan dipercaya menjaga rumah dari cuaca dingin terutama angin kencang.
Lantai pertama sebagai tempat untuk melatih para remaja laki-laki untuk siap menjadi dewasa, bertanggung jawab, terampil, dan kuat.
Baca juga : 10 Rumah Adat Jawa Barat dan Keunikannya
Lantai kedua sebagai tempat pertemua kepala adat untuk membicarakan hal penting, sedangkan lantai ketiga dikhususkan untuk sembahyang kepada Tuhan dan leluhur. Rumah adat ini terbuat dari kayu besi, daun sagu, bambu, dan pohon lainnya.
3. Rumah Jew
Baca juga : Anies akan Bangun Rumah Kebudayaan Indonesia di Seluruh Dunia
Rumah yang memiliki ukuran dengan panjan 15 meter dan lebar 10 meter dihuni oleh Suku Asmat. Rumah adat ini memanfaatkan akar-akar rotan pilihan sebagai pondasi rumah.
Rumah adat Jew disebut sebagai rumah bujang, karena hanya boleh ditempati laki-laki yang belum menikah dan anak laki-laki yang berumur di bawah 10 tahun. Perempuan tidak boleh masuk ke dalam.
Para bujang menjadikan rumah adat ini untuk belajar dari senior yang sudah menikah, biasanya mereka melatih keterampilan dan pendidikan, seperti menari dan memainkan musik.
Baca juga : Alam Ganjar Sambangi Rumah Duka Upacara Adat Kematian Warga di Toraja
Rumah Jew juga dijadikan sebagai tempat musyawarah tentang kehidupan warga suku asmat, upacara adat, perselisihan, dan lain sebagainya.
4. Rumah Ebei
Baca juga : Pukau Tarian Nusantara dalam Gugur Gunung Tri Kala
Rumah ini hanya dihuni oleh perempuan Suku Dani kebalikan dari rumah hanoi, anak laki-laki kecil dapat tinggal di rumah ini hingga mereka menjadi dewasa dan siap pindah ke rumah Hanoi.
Ebei berarti tubuh perempuan yang mempunyai filosofi sebagai tubuh kehidupan bagi semua orang sebelum lahir ke dunia. Oleh karena itu, rumah ini dijadikan tempat belajar untuk menjadi istri dan ibu yang baik bagi perempuan yang beranjak dewasa dan siap menikah.
Para perempuan yang beranjak dewasa akan belajar menjahit, memasak, membuat kerajinan tangan, dan lainnya.
Baca juga : Basboi Angkat Budaya Indonesia Melalui Musik
5. Rumah Hunila
Rumah Suku Dani yang lain adalah Hunila. Rumah ini memiliki bentuk panjang dan lebih luas daripada rumah adat lainnya serta digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan masak dan bahan makanan.
Baca juga : Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu
Rumah Hunila ini dijadikan sebagai dapur umum untuk beberapa rumah Honai dan Ebei guna melakukan produksi makanan ke seluruh rumah.
Sagu dan ubi menjadi bahan makanan yang sering digunakan oleh masyarakat Papua Suku Dani, ketika makanan sudah matang mereka mengantarkan kepada keluarga masing-masing dan pilamo (laki-laki dewasa).
6. Rumah Wamai
Baca juga : Literasi Keagamaan Lintas Budaya Fokus Edukasi Bahaya Intoleransi
Suku Dani memang tidak ada habisnya untuk dibahas, berikutnya terdapat Rumah Wamai. Rumah Wamai digunakan untuk hewan ternak, seperti ayam, kambing, babi, dan anjing.
Rumah Wamai ini juga lebih fleksibel dalam segi bentuknya, mulai dari lingkaran atau persegi panjang, hal ini lebih fleksibel karena menyesuaikan dengan jumlah hewan yang akan masuk ke dalamnya.
Baca juga : Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023, Penghargaan untuk Para Perawat Harmoni
7. Rumah Rumsram
Rumah adat ini berlokasi di pantai Utara Papua milik Suku Biak Numfor. Rumah Rumsram ini dijadikan sebagai tempat belajar khusus untuk para laki-laki. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan atap membentuk perahu terbalik. Tinggi bangunan ini sekitar 6-8 meter dan terbuat dari bambu air, pelapah sagu, kulit kayu, dan pohon sagu.
Baca juga : Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023 Digelar Besok
8. Rumah Pohon
Suku asli Papua pedalaman yaitu Korowai memilih membangun rumah di atas pohon sebagai rumah adat. Letak ketinggian dari rumah pohon ini sekitar 15-50 meter yang bertujuan menghindari hewan buas dan gangguan roh jahat yang disebut "Laleo".
Baca juga : Rekam Jejak Pekan Kebudayaan Nasional Sejak 2019 Hingga Kini
Laleo adalah makhluk iblis kejam yang menyerupai mayat yang berjalan pada malam hari.
9. Rumah Kaki Seribu
Baca juga : SangiRun Night Trail 2023, Upaya Memperkenalkan Warisan Budaya
Rumah ini juga dikenal sebagai Mod Aki Aksa yang merupakan rumah adat milik Suku Arfak, Papua Barat. Pondasi tiang yang sangat banyak menjadikan rumah ini terlihat seperti hewan kaki seribu, sekilas terlihat seperti rumah panggung. Namun, rumah ini tidak memiliki ruang memadai dibagian bawah.
Mod Aki Aksa terbuat dari kayu yang menyilang secara vertikal, sedangkan yang horizontal kayu tersebut berguna untuk mengikat. Atap rumah ini terbuat dari rumput ilalang dan lantai rumah dari anyaman rotan. (Z-1)
Baca juga : Muhadjir Yakin Masalah Papua tidak Bisa Diselesaikan dengan Bunyi-Bunyian Saja
Jelajahi keunikan arsitektur rumah adat Indonesia! Temukan filosofi, sejarah, dan ciri khas setiap bangunan tradisional yang merefleksikan kekayaan budaya Nusantara
Gambar Rumah Adat yang Mudah: Tutorial & Inspirasi. Pelajari cara mudah menggambar rumah adat! Temukan tutorial langkah demi langkah & inspirasi desain unik untuk hasilkan karya seni memukau.
Rumah Adat Dayak: Kekayaan Budaya Lokal. Eksplorasi Rumah Adat Dayak: simbol arsitektur unik, warisan budaya Kalimantan. Temukan filosofi & keindahan lokal!
Jelajahi keindahan rumah adat Jawa Timur! Temukan arsitektur unik, filosofi mendalam, dan warisan budaya yang memukau di setiap detailnya.
Jelajahi keindahan rumah adat Jawa Barat! Temukan filosofi mendalam di balik arsitektur tradisional Sunda yang kaya makna dan warisan budaya.
Noie Studios memperkenalkan kekayaan Indonesia lewat rancangan koleksi busana terbaru mereka bertemakan Heart of Home.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
ADA hal yang menarik dalam penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2025. Desainer fesyen, Eni Joe, menjadikan ajang tersebut sebagai ruang edukasi budaya.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved