Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SELAMA kurang lebih 1.000 tahun, tato wajah telah menjadi tradisi bagi sebagian besar perempuan, yang hidup di berbagai suku di Myanmar. Akan tetapi, kini jumlahnya semakin berkurang, terlebih setelah pemerintah setempat mengeluarkan larangan atas praktik tato wajah pada 1962.
Generasi terakhir perempuan dengan tato di wajah itu, baru-baru ini telah diabadikan oleh fotografer Italia, Marco Vendittelli. Selama tujuh hari, Vendittelli melakukan perjalanan di berbagai wilayah di Myanmar untuk mengunjungi sejumlah klan, mulai dari Dai, Muun, Yindu, Upu, Mkaan, dan Ngaya.
Vendittelli mengatakan, Myanmar, khususnya di negara bagian Chin adalah tempat yang luar biasa. Penduduknya lekat dengan alam dan belum banyak terpengaruh oleh industri pariwisata.
Sejumlah perempuan yang ia jumpai dalam perjalanan dan yang sempat menato wajahnya, kini menjadi sesepuh suku atau klan masing-masing. Motif tato di wajah mereka cukup unik dan sebagian besar memiliki pola geometris.
Salah satu perempuan dari klan Dai, misalnya, ditato dengan motif titik-titik kecil yang hampir menutupi seluruh wajah. Ia juga menggunakan perhiasan yang terbuat dari rebung berukuran besar di daun telinganya. Perempuan lain dari klan Yindu ditato dengan garis hitam tipis sehingga menciptakan ilusi optik di kulit wajah.
Sebagaimana diketahui, kini kurang lebih ada 60 klan yang hidup di seluruh wilayah Negara Bagian Chin. Rata-rata, perempuan di sana sudah menato wajahnya sejak usia 12 tahun.
"Banyak orang yang saya ajak bicara mengatakan mereka mulai menato wajah mereka agar menjadi 'jelek' sehingga mereka bisa menghindari penculikan," kata Vendittelli, seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa, (26/1).
Menurut Vendittelli, sejauh ini belum diketahui bagaimana awal mula dari praktik tato wajah tersebut dimulai. Dari cerita penduduk setempat, konon tato wajah dibuat untuk menghindari penculikan perempuan oleh penguasa atau raja dari daerah tetangga.
“Yang lain mengatakan mereka melakukannya untuk menunjukkan identitas atau asal suku mereka. Semua orang baik dan ramah. Mereka akan membuat Anda merasa seperti bagian dari keluarga dengan memperkenalkan Anda pada tradisi klan," ujar Vendittelli. (AFP/M-4)
Melalui Polantas Menyapa, kampanye keselamatan diwujudkan dalam format dialog yang santai dan kreatif di tengah pusat keramaian.
MENGINJAK usia 80 tahun Indonesia merdeka dan berdemokrasi, Laboratorium Indonesia 2045 menilai hubungan partai politik dan konstituen semakin memburuk.
Indonesia tercatat memiliki 2.213 warisan budaya tak benda, meski baru 16 yang diakui UNESCO mulai dari wayang, batik, keris, hingga jamu dan reog.
Direktur SIPA Irawati Kusumorasri menyebut Patricia Arstuti sebagai representasi generasi Z yang mampu menjembatani nilai-nilai tradisional dengan ekspresi kekinian.
Thai Trade Center Jakarta, di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) Ministry of Commerce Thailand resmi membuka acara Thailand Week 2025 di Jakarta.
Penasihat Festival Bedhayan dari Swargaloka, Suryandoro, mengatakan, Bedhayan merupakan seni tari yang memiliki makna mendalam dan berbeda dengan tarian lainnya.
Putu Supadma Rudana mengingatkan, kebudayaan harus menjadi sokoguru pembangunan bangsa dalam momentum peringatan HUT ke-80 RI.
Lebih dari hiburan semata, Festival Budaya Nusantara dirancang sebagai wahana edukasi lintas generasi, menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Indonesia.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tekanan dominasi bahasa-bahasa besar dunia, bahasa daerah menghadapi ancaman yang semakin konkret
FILM Turang, yang pertama kali tayang sekitar 67 tahun silam di Festival Film Asia Afrika di Tashkent, Uzbekistan pada 1998 kini kembali dirayakan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved