Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
MENGINJAK usia 80 tahun Indonesia merdeka dan berdemokrasi, Laboratorium Indonesia 2045 menilai hubungan partai politik dan konstituen semakin memburuk.
Analis politik keamanan sekaligus peneliti Laboratorium 2045, Omar Farizi Wonggo mengatakan di tingkat akar rumput (konstituen), partai politik dinilai masih sulit menggunakan pendidikan politik untuk menarik dan memengaruhi masyarakat.
Hal ini katanya, mengindikasikan adanya masalah dalam strategi komunikasi, relevansi konten pendidikan politik, dan kemampuan infrastruktur partai dalam menjangkau serta melibatkan pemilih secara efektif.
“Kalau dilihat dari data budaya politik di Indonesia, itu masih cenderung rendah dibandingkan budaya politik dari negara lain,” jelasnya dalam seminar Nasional Refleksi Delapan Dekade dan Proyeksi Indonesia 2025 di Jakarta pada Rabu (20/8).
Selain itu, Omar menyoroti permasalahan internal partai politik di mana kantor pusat (DPP) partai tidak mampu menetapkan dan mengimplementasikan arah kebijakan yang seragam serta mengoordinasikan anggotanya secara efektif.
“Hal Ini berimplikasi pada ketidakjelasan visi, lemahnya disiplin internal, dan potensi terjadinya konflik antar kader yang dapat menghambat kinerja partai secara keseluruhan,” tuturnya.
Omar juga menjelaskan kualitas pelembagaan partai politik di Indonesia yang cenderung tinggi bukan didasari pada kuatnya basis konstituen melainkan karena didukung oleh peran dominan regulasi dan panjangnya sejarah praktik berdemokrasi di Indonesia.
“Kita melihat pelembagaan dari partai politik yang cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan Indonesia cenderung menggunakan pelembagaan yang secara cepat melalui regulasi dan kelembagaan dari pemerintah,” ungkapnya.
Menurutnya, regulasi dapat meningkatkan struktur dan fungsi partai sehingga pelembagaan partai menjadi sangat terstruktur dan tunduk pada arahan pemerintah.
“Sehingga partai-partai politik diharuskan untuk mengikuti prasyarat-prasyarat yang dikehendaki oleh pemerintah agar diperbolehkan untuk berdiri dan beraktivitas,” jelasnya.
Kendati partai politik memiliki struktur kelembagaan yang cukup baik, Omar menyebut kemampuan partai untuk terhubung (berjejaring) dengan konstituen belum efektif. Menurutnya, ini memperlihatkan kesenjangan komunikasi dan interaksi antara partai dan masyarakat yang mereka wakili.
“Dari indeks kelembagaan partai yang ada, yang paling terpukul adalah indikator jejaring partai politik. Hal itu merefleksikan antara hubungan partai politik dengan konstituennya belum berjalan dengan baik. Hal tersebut bisa dilihat cukup menurun di masa demokrasi terpimpin dan kemudian berlanjut hingga masa pasca reformasi,” katanya. (Dev/M-3)
Partai politik di Indonesia saat ini juga mengalami permasalah yang sama yakni konstituen lebih terikat pada tokoh daripada pada program atau ideologi partai.
PAKAR Hukum Tata Negara mempertanyakan urgensi pembentukan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, di tingkat global, tidak ada praktik serupa.
Gunjingan banyak orang bahwa NasDem adalah partai pragmatis, lagi medioker, sebenarnya dilandasi dua alasan mendasar.
KETUA DPR RI Puan Maharani menyinggung soal munculnya fenomena Negara Konoha, Indonesia Gelap, hingga bendera One Piece dalam kehidupan berdemokrasi saat sidang tahunan MPR
GEJALA kemunduran demokrasi di Indonesia dinilai semakin nyata dan mengkhawatirkan. Tanda menguatnya pola kekuasaan ala Orde Baru berpotensi menyeret ke otoritarianisme
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved