Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DOKTER spesialis mata Nina Asrini Noor mengatakan menatap layar elektronik seperti ponsel, televisi, dan komputer terlalu lama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mata menjadi kering.
Ia menjelaskan, semakin lama seseorang menatap layar, otak akan menyuruh mata untuk fokus terhadap layar tersebut sehingga mata terus terbuka, alih-alih berkedip.
"Kalau mata terbuka terus karena kita lihat layar, pasti lama-lama air yang ada di permukaan mata menjadi kering, Agar basah lagi, ya berkedip. Semakin banyak kita lihat ponsel, otak akan menyuruh, 'Sudah deh, jangan sering-sering kedip, fokus aja kerja'. Jadi otomatis ketika mata lama terbuka, akhirnya akan kering matanya," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, dikutip Selasa (1/8).
Baca juga: Jangan Dibiarkan! Mata Kering Bisa Merusak Permukaan Mata
"Jadi, dengan adanya kita menatap aktivitas layar komputer atau ponsel yang sangat tinggi, frekuensi berkedip itu akan secara alamiah menurun, sehingga risiko mata kering menjadi lebih banyak," tegasnya.
Oleh sebab itu, dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia itu mengatakan mata kering merupakan penyakit yang sangat erat dengan masyarakat di era digital.
Penelitian National Library of Medicine pada 2021 mendapati gejala mata kering yang parah lebih umum terjadi pada kalangan yang menggunakan layar elektronik selama lebih dari empat jam per hari.
Baca juga: Hai Millenial Jaga Mata Yuk! Simak 3 Tips Berikut Ini
Sementara itu, Headphones Addict pada 2023 mengungkap rata-rata durasi tatap layar (screen time) masyarakat Indonesia saat menggunakan ponsel adalah 5 jam 39 menit per hari, yang menjadi durasi terlama di dunia.
Kemudian, screen time masyarakat Indonesia melalui berbagai perangkat elektronik baik televisi, komputer, tablet, ponsel, dan sebagainya, berada di peringkat kesebelas terlama di dunia yakni 7 jam 42 menit.
Nina mengatakan, mata kering terjadi akibat tiga mekanisme yakni Meibomian Gland Dysfunction (MGD) atau kerusakan kelenjar meibom pada kelopak mata, Evaporative Dry Eye (EDE) atau penguapan air mata berlebih, dan Aqueous Deficient Dry Eye (ADDE) atau penurunan produksi air mata.
MGD menjadi penyebab tersering mata kering. Pada populasi Asia, persentase MGD lebih besar dibandingkan kelompok penduduk di wilayah lain, yakni berkisar 46%-70%. Beberapa studi juga mendapati kalangan dengan durasi tatap layar lebih dari 4 jam lebih berisiko mengalami MGD.
Nina kemudian menyarankan modifikasi kebiasaan penggunaan perangkat elektronik guna mencegah mata kering.
"Bukan berarti harus berhenti bekerja dengan komputer, tapi coba memodifikasi posisinya, durasinya, atau perbanyak jedanya," ujar Nina.
Adapun jeda yang direkomendasikan adalah setelah menatap layar 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat benda lain yang berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.
"Lalu kalau kita bicara pengobatan, kita bisa juga menjaga agar istirahat cukup, konsumsi air yang cukup. Jika masih dalam tahapan awal, masih mungkin melakukan pengobatan sederhana melalui obat tetes mata yang tersedia di apotik sesuai peringatan yang ada di situ. Jika tidak membaik, harus diperiksakan ke dokter," pungkas Nina. (Ant/Z-1)
Indonesia mencatatkan angka kematian akibat tuberkulosis atau TB sebesar 134 ribu jiwa per tahun atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
Terapi ini menggunakan lensa khusus yang dipakai saat tidur dan hasilnya memungkinkan anak melihat jelas keesokan harinya tanpa perlu pakai kacamata.
Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan atau ujian mata yang sederhana dapat segera mewujudkan deteksi parkinson lebih awal.
Sekarang banyak lagi suka padel, itu kan cepat sekali bolanya. Saya sudah berapa kali dapat kasus mata karena bola padel, itu bisa kompleks sekali.
Aplikasi ini bekerja dengan menganalisis pergerakan mata pengguna dalam waktu kurang dari 40 detik, sehingga dapat memberikan gambaran tentang kesehatan otak.
Lebih dari setengah warga Amerika Serikat (AS) berusia 80 tahun ke atas mengalami katarak atau telah menjalani operasi pengangkatan katarak, menurut data dari National Eye Institute.
Mata kering adalah kondisi di mana lapisan air mata sedang tidak stabil sehingga itu menyebabkan gejala ketidaknyamanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved