Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MASYARAKAT harus terus membangun kepedulian pada berbagai persoalan anak. Hal tersebut diperlukan mengingat berbagai persoalan anak terus mencuat dan sekaligus masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini.
Hal itu ditegaskan Farid Kasim Judas, Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB), Kota Palopo, Sulsel, terkait momentum Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli. Saah satu masalah anak yang harus ditangani serius, jelasnyam adalah kasus stunting.
"Meski untuk kasus stunting dalam beberapa tahun terakhir Kota Palopo mampu menurunkan angka kasusnya, namun kita tidak boleh abai dan cepat puas. Ini dikarenakan merupakan adalah kerja kolaborasi bersama seluruh stakeholder, bukan kerja parsial atau orang perorangan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Minggu (23/7).
Tidak hanya stunting, Farid yang merupakan tokoh muda Palopo ini juga menyoroti persoalan lain yang dihadapi anak seperti perkelahian pelajar, cyber bullying, dan termasuk pemerataan akses anak-anak dalam memperoleh hak belajar dan bermainnya. Ia menegaskan, penanganan persoalan tersebut tidak bisa dijalankan hanya pada satu sisi saja.
"Pemerintah, orang tua, tokoh adat dan agama, dan sekolah harus terus bersinergi. Dengan sinergitas yang dibangun, kita yakin persoalan anak yang sering mencuat perlahan-lahan akan bisa dituntaskan," ujarnya.
Ditambahkan Farid, sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak, semua pihak berkewajiban untuk melindungi anak-anak dan wajib memenuhi hak-hak anak dengan maksimal. "Melalui kolaborasi yang maksimal, membangun = kepedulian pada persoalan anak merupakan bagian dari upaya menyelamatkan masa depan bangsa dalam menyambut Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Apa yang dikatakan Farid senada dengan yang disampaikan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah. Dikatakan, melindungi anak Indonesia sama artinya dengan melindungi bonus demografi dan sekaligus melindungi generasi emas Indonesia 2045.
"Masih banyak kasus-kasus terhadap anak yang belum terungkap secara optimal. Padahal mereka ini generasi emas yang akan menjadi pemimpin-= pemimpin Indonesia di masa depan," jelasnya. (RO/R-2)
Sedangkan sebesar 32,1% anak membagikan informasi pribadinya di media sosial. Itu berdasarkan Kajian Unicef pada 2023 yang bertajuk Pengetahuan dan Kebiasaan Daring Anak.
TANGGAL 23 Juli bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN). Penulis melihat bahwa HAN seharusnya menjadi momentum reflektif, bukan hanya perayaan semata.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional 2925, Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menilai upaya perlindungan anak penuh tantangan terutama isu konsistensi penegakan hukum.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan saat ini masih ada banyak tantangan dalam upaya perlindungan anak.
Upaya perlindungan anak dari dampak negatif dunia maya harus menjadi perhatian semua pihak.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan meyakini langkah Polri dalam menangani laporan kekerasan akan lebih cepat, tepat dan berpihak kepada korban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved