Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SARAF motorik halus dan kasar memiliki peran yang berbeda dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, metode pelatihan keduanya juga berbeda. Meskipun begitu, kedua jenis saraf ini sangat penting dan perlu dilatih sejak anak usia dini agar dapat berfungsi dengan baik saat dewasa.
Motorik halus umumnya mengacu pada kemampuan melakukan gerakan dan tugas-tugas sehari-hari yang memerlukan penggunaan otot-otot halus dan otot-otot kecil, terutama pada pergelangan tangan dan jari. Otot-otot ini berperan penting dalam aktivitas yang melibatkan gerakan jari dan tangan, seperti menggenggam pensil, memotong, bermain dengan lego, mengancing pakaian, dan menulis.
Motorik halus pada anak berkembang sesuai dengan usianya. Mulai dari usia 0-6 bulan, anak mulai mengamati gerakan jarinya dan mulai memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lainnya. Pada usia ini, mereka juga mulai meraih tangan dan mengambil mainan.
Baca juga: Pentingnya Kenali Tanda-Tanda Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini
Pada usia 6 bulan hingga 1 tahun, anak mulai meremas benda-benda dan belajar memasukkan sesuatu ke dalam wadah. Mereka juga belajar membalik halaman buku dan memegang makanan.
Motorik kasar mengacu pada keterampilan atau kemampuan yang melibatkan gerakan seluruh tubuh. Aktivitas yang melibatkan otot inti seperti kaki dan lengan termasuk dalam motorik kasar. Kemampuan duduk, berdiri, berjalan, dan berlari sendiri memerlukan kemampuan motorik kasar.
Baca juga: Cara Menerapkan Metode Montessori untuk Kegiatan Belajar Anak di Rumah
Dengan melatih motorik kasar, anak akan mengembangkan kemampuan seperti bersepeda dan berenang. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan berbagai keterampilan lain yang melibatkan motorik kasar.
Ketika saraf motorik kasar aktif, tubuh akan mencapai keseimbangan dan terjadi koordinasi antara anggota tubuh yang digerakkan berdasarkan perintah otak. Kinerja yang baik dari saraf motorik kasar menunjukkan perkembangan otak yang baik.
Perkembangan motorik kasar anak juga berbeda seiring bertambahnya usia. Pada umumnya, anak dapat mengangkat tangan dan kaki pada usia 3-6 bulan, sebagai langkah awal dalam pembelajaran motorik kasar.
Terdapat beberapa indikator yang dapat muncul jika seorang anak mengalami gangguan motorik halus, antara lain:
Pengembangan keterampilan motorik halus sangat penting dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan kemampuan motorik halus memiliki hubungan dengan perilaku, emosi, dan masalah sosial pada manusia.
Dengan merangsang perkembangan motorik halus sejak dini, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, serta menjadi lebih proaktif, kreatif, dan memiliki empati. (Z-3)
MAINAN untuk anak-anak memang beragam dan bisa dipilah sesuai usia. Dalam memilih mainan anak tidak boleh sembarangan, sebab mainan juga bisa mendukung tumbuh kembang.
Sekitar 90% perkembangan otak manusia terjadi di masa balita. Anak memerlukan kecukupan nutrisi dan stimulasi agar proses tersebut berjalan optimal.
Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan bersama dengan ukuran ubun-ubun besar.
Dengan bermain, anak juga bisa mempraktikkan apa yang mereka sudah ketahui, mencoba hal-hal baru, menemukan solusi dari permasalahan, dan membentuk kepercayaan diri.
AA dan DHA adalah nutrisi yang memiliki efek langsung pada perkembangan otak anak.
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
SAKSI ahli dari Rumah Sakit Medika Permata, Dokter Aisyah Anofi menyebutkan korban penganiayaan Mario Dandy Satriyo, David Ozora sempat mengalami kejang-kejang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved