Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Penanganan kanker tulang di Indonesia masih menemui sejumlah hambatan. Salah satu hambatan terbesar ialah keterbatasan dokter spesialis onkologi ortopedi, atau dokter ahli bedah yang memiliki spesialisasi dalam pengobatan tumor tulang jinak maupun ganas.
Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) Ferdiansyah mengungkapkan, saat ini, Indonesia hanya memiliki sebanyak 32 orang dokter spesialis onkologi ortopedi.
"Banyaknya pasien yang tidak tertangani itu sudah pasti, karena jumlah kita masih sangat terbatas sekali," kata Ferdiansyah dalam media briefing yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (4/7).
Baca juga: Yuk Ketahui Jenis, penyebab, dan Gejala Kanker Tulang
Secara rinci, ia menyebut dokter spesialis onkologi ortopedi yang berlokasi di Aceh ada satu orang, di Medan satu orang, Sumatra Barat satu orang, Sumatra Selatan empat orang, Makassar dua orang, Denpasar satu orang dan sisanya tersebar di Jawa.
Di samping itu, keterbatasan fasilitas menjadi masalah dalam penanganan kanker tulang. Misalnya saja, tidak semua rumah sakit, termasuk rumah sakit tipe A yang memiliki fasilitas magnetic resonance imaging (MRI).
Baca juga: Ini Aneka Twibbon Untuk Memperingati Hari Kanker Tulang
Selain keterbatasan SDM dan fasilitas, ia menyatakan banyak pasien kanker tulang yang datang terlambat. Oleh karena itu, penanganan akan menjadi semakin rumit, angka kesembuhan menipis dan pembiayaan menjadi lebih tinggi.
"Pasien kita umunya datang terlambat jadi operasi butuh biaya besar. Meskipun ada paket BPJS, tapi di beberapa rumah sakit ada kebijakan kuota, ada pembatasan layanan," ucapnya.
"Operasi tulang itu termasuk operasi sulit. Operasi kanker tulang juga butuh waktu panjang, stamina tinggi dan angka stresnya yang cukup besar."
Berdasarkan data global, prevalensi kanker tulang di dunia ialah 4% sampai 10% per 1 juta penduduk. Dengan demikian, di Indonesia diperkirakan ada sebanyak 2.700 kasus kanker tulang. Untuk mengatasi permasalahan itu, Ferdiansyah menilai perlu adanya penguatan deteksi dini kanker tulang. Dalam hal ini, diharapkan pemerintah menyediakan fasilitas dan SDM yang memadai.
"Jadi kami mengimbau pemerintah untuk melengkapi sarana fasilitas bagus untuk onkologi ortopedi, terutama RS tipe A. Selain itu, penanganan pembiayaan juga penting agar banyak masyarakat yang semakin bisa ditangani," tandasnya. (Z-11)
Meskipun sel punca tidak secara langsung bisa membunuh virus HIV atau menghentikan pertumbuhan kanker, terapi tersebut bisa membantu meregenerasi jaringan yang rusak.
Sarkoma tulang merupakan jenis kanker yang berkembang dalam tulang dengan berbagai alasan penyebabnya. Berikut beberapa faktor pemicunya.
Melalui akun instagram, drummer Blink 182, Travis Barker menuliskan pesan emosional kepada penggemarnya Alex Etheridge, yang meninggal karena kanker tulang.
Ferdiansyah mengimbau untuk segera memeriksakan anak ke dokter jika muncul benjolan dan rasa nyeri yang tidak hilang meski sudah diobati.
Gejala dari penyakit kanker tulang adalah timbulnya benjolan disertai rasa nyeri yang tidak hilang meskipun telah diobati.
Masyarakat harus berhati-hati apabila anak mengalami rasa nyeri dan benjolan pada tulang.
Terapi sel punca (stem cell) ortopedi telah dijamin kehalalannya karena menggunakan sel punca yang diperoleh dari plasenta.
Kemajuan teknologi kedokteran membuka peluang baru dalam pengobatan ortopedi, salah satunya melalui penggunaan terapi sel punca (stem cells).
SPESIALIS ortopedi satu-satunya di Gaza utara, Dr. Saeed Joda, ditembak mati oleh pesawat nirawak Israel pada Kamis (12/12/2024).
Bedah Dengan Teropong Sendi yang memanfaatkan artoskopi untuk diagnosis dan perawatan masalah persendian tanpa perlu sayatan besar, sehingga pemulihan lebih cepat.
PENANGANAN cedera ortopedi bagi atlet memerlukan pendekatan komprehensif dan terintegrasi guna memastikan pemulihan cepat serta mengurangi risiko cedera berulang.
Cedera pada otot, tulang dan sendi merupakan hal yang biasa terjadi pada beberapa orang, termasuk para atlet.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved