Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis ortopedi Prof Ferdiansyah menjelaskan ada dua jenis kanker tulang umumnya terjadi pada anak-anak.
Pertama, osteosarcoma yaitu jenis kanker tulang yang paling sering menyerang anak-anak dibandingkan jenis kanker tulang ganas lainnya.
"Osteosarcoma adalah tumor tulang yang paling sering di antara semua tumor ganas primer," kata Ferdiansyah dalam sebuah sesi diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di platform Zoom, Selasa (4/7).
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Tulang dengan Mengetahui Gejalanya
Dibandingkan penyakit kanker lain seperti kanker payudara dan kanker leher rahim, kata Ferdiansyah, tingkat kasus osteosarcoma lebih rendah yaitu sekitar 5% sampai 12% per 1 juta orang.
Namun, dia mengatakan kanker ini tetap memiliki ancaman berbahaya karena termasuk kategori kanker ganas dan mayoritas terjadi pada anak-anak dan remaja.
"Tumor ini sangat ganas dan melibatkan anak-anak pada dekade satu dan dua artinya pada umur mulai lima tahun sampai masa remaja," ujar Ferdiansyah.
Baca juga: Ada Pilihan Lain Bagi Pasien Kanker Paru Selain Kemoterapi
Kanker tulang osteosarcoma umumnya muncul pada anak-anak usia mulai 5 tahun hingga menginjak masa remaja. Kanker tersebut tumbuh di betis bagian bawah, paha bagian bawah, sekitar sendi lutut, lengan atas, dan panggul.
Gejala yang muncul pada penderita osteosarcoma adalah benjolan yang menimbulkan rasa nyeri yang sulit hilang serta mudah menyebar ke berbagai organ lain.
"Gejala yang paling sering adalah benjolan yang nyeri sekali, tidak hilang walaupun diterapi. Kemudian dia bisa menyebar ke mana-mana ke jaringan sekitar bahkan bisa ke paru-paru yang paling sering," kata Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) itu.
Jika telah menderita osteosarcoma tingkat harapan hidup penderitanya berkisar antara 30% hingga 80%. Harapan hidup 80% bisa dicapai jika kanker dideteksi lebih awal serta penderita mendapatkan terapi yang komprehensif.
Kanker tulang kedua yang menyerang anak adalah ewing sarcoma. Kanker tulang tersebut memiliki jumlah kasus terbanyak kedua setelah osteosarcoma.
Layaknya osteosarcoma, ewing sarcoma juga sering terjadi pada anak-anak dan remaja usia dekade pertama dan kedua. Kanker ewing sarcoma tumbuh dari sel reticuloendothelial yang berada di sumsum tulang.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu menjelaskan perawatan utama bagi penderita kanker tulang adalah dengan cara operasi seperti operasi cangkok tulang, implan tumor, dan pembekuan tulang yang diserang tumor untuk mematikan sel kankernya.
Selain operasi, tindakan perawatan pendukung lainnya yang dapat mengendalikan kanker tulang adalah kemoterapi untuk mencegah penyebaran kanker ke organ lain dan metode radiasi.
Ferdiansyah mengimbau untuk segera memeriksakan anak ke dokter jika muncul benjolan dan rasa nyeri yang tidak hilang meski sudah diobati agar kanker tulang dapat terdeteksi lebih awal dan segera dilakukan penanganan medis. (Ant/Z-1)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan akibat pengobatan kanker yang berisiko pada risiko infeksi bakteri.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Sebuah analisis menemukan pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan mengurangi risiko kematian dini akibat kanker, dan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved