Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HAMPIR setiap individu pernah mengalami fenomena yang dikenal sebagai déjà vu. Saat mengalami deja vu, kita merasakan peristiwa tertentu dengan sensasi yang aneh, karena merasa peristiwa tersebut sudah terjadi sebelumnya.
Santo Agustinus, seorang filsuf kuno, pertama kali mengemukakan konsep yang disebut déjà vu pada 400 M sebagai "memori yang salah". Namun, filsuf Perancis Emile Boirac adalah orang pertama yang menggunakan istilah déjà vu pada 1890. Penggunaan pertama frasa ini dalam konteks ilmiah diprakarsai FL Arnaud, seorang ahli saraf.
Penelitian awal menunjukkan déjà vu dapat menjadi petunjuk yang membantu dokter dalam mendiagnosis epilepsi. Namun, penelitian terbaru menunjukkan fenomena ini mungkin terkait dengan masalah persepsi atau ingatan.
Baca juga: Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu
Secara umum, tidak ada alasan untuk khawatir mengenai fenomena ini. Meskipun déjà vu dapat terjadi bersamaan dengan kejang pada orang yang menderita epilepsi lobus temporal, fenomena ini juga dapat dialami orang yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Tidak ada bukti yang meyakinkan tentang seberapa umum déjà vu terjadi. Namun, para ahli berpendapat bahwa lebih dari 97% populasi dunia diperkirakan pernah mengalaminya setidaknya sekali.
Baca juga:Mengapa Orang yang Mengalami Sakratul Maut seperti Melihat Cahaya?
Teori ini menjelaskan déjà vu dapat terjadi ketika seseorang melihat sesuatu yang sama pada waktu yang berbeda. Otak kita membentuk ingatan dalam sekejap meskipun dalam waktu singkat. Mungkin saja kita hanya melihatnya sebentar lalu fokus pada hal lain.
Sebagai contoh, ketika naik transportasi umum, kita melewati sebuah bangunan tua namun tidak terlalu memperhatikannya karena sedang menggunakan ponsel. Keesokan harinya, ketika naik transportasi yang sama dan melewati bangunan itu lagi, tiba-tiba kita berpikir, "Eh, sepertinya pernah melihat rumah ini sebelumnya, tapi di mana ya?" Itulah saat déjà vu terjadi.
Sementara jika terjadi pada tempat yang berbeda namun dengan suasana yang mirip, disebut teori pengingatan memori. Misalnya, ketika pergi ke sebuah kedai kopi bergaya Jepang di kawasan Blok M, kita merasa familiar dengan bangunan tersebut. Ternyata, interior kedai tersebut mirip dengan kafe asli di Jepang yang pernah kita kunjungi saat kecil.
Teori pengingatan memori menyatakan bahwa déjà vu disebabkan respons otak terhadap peristiwa yang telah kita alami sebelumnya. Kenangan masa kecil, liburan singkat, atau bahkan aroma parfum dapat membangkitkan ingatan tentang masa lalu.
Déjà vu juga dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi otak atau gangguan kecil pada sirkuit otak. Otak kita memiliki dua tempat penyimpanan memori, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Déjà vu terjadi ketika otak salah merespons kejadian yang sedang terjadi.
Seharusnya, apa yang kita lihat saat ini seharusnya disimpan dalam memori jangka pendek. Namun, otak malah menyimpannya langsung ke dalam ingatan jangka panjang. Ketika kejadian tersebut berulang, kita merasa seolah-olah itu terjadi di masa lalu, padahal sebenarnya baru saja kita alami beberapa menit yang lalu.
Perlu diingat kondisi ini umumnya hanya dialami penderita epilepsi, stroke, tumor, atau kelainan pembuluh darah di otak. Lobus temporal bertanggung jawab dalam memproses emosi dan menyimpan ingatan jangka pendek.
Kejang pada lobus temporal menyebabkan respons seseorang terhadap lingkungan sekitar menurun. Mereka mungkin melakukan hal yang sama secara berulang. Ketika terjadi kejang, mereka dapat mengalami halusinasi dan merasakan déjà vu. (Z-3)
Selama ini diyakini neuron hanya tumbuh saat kecil, namun penelitian baru menunjukkan otak orang dewasa mungkin masih bisa menumbuhkan sel otak baru.
Peneliti menemukan otak perempuan mengalami perubahan signifikan selama pubertas, kehamilan, dan perimenopause akibat fluktuasi hormon.
Saat teh celup dengan kantong teh yang terbuat dari kertas dimasukan ke air panas, sifat kertas ialah menyerap air dan akan robek saat teh diseduh atau dicelupkan di air panas.
Durasi tidur yang dibutuhkan oleh anak per harinya berbeda-beda tergantung dari usia masing-masing.
Penelitian dari MLU menemukan stimulasi listrik ringan melalui metode tDCS dapat memengaruhi kecepatan dan fleksibilitas seseorang dalam mengambil keputusan.
Kurkumin diyakini dapat meningkatkan faktor neurotropik yang berasal dari otak (BDNF).
Tingkatkan daya ingatmu dengan metode visual! Pelajari tips efektif mengingat informasi lebih lama dan mudah. Temukan cara kerja otak visual di sini!
Makan makanan yang sehat penting untuk kesehatan secara umum, tetapi mungkin juga bermanfaat dalam pencegahan dan penundaan perkembangan penyakit Alzheimer.
MENGHAFAL sering kali menjadi tantangan bagi banyak orang. Namun, ada beberapa teknik yang bisa membuat proses ini lebih mudah dan efisien.
TANAMAN pegagan (Centella asiatica) saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi defisit memori di hipokampus dan kesehatan mental.
INDONESIA berhasil menyabet dua gelar Grandmaster of Memory dari ajang kejuaraan daya ingat se-Asia yaitu, Asia Open Memory Championship (AOMC) 2023 di De Lasalle University,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved