Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dorong Budaya Sensor Mandiri dalam Bermedia Sosial

Media Indonesia
19/6/2023 18:46
Dorong Budaya Sensor Mandiri dalam Bermedia Sosial
Ilustrasi media sosial.(AFP/Denis Charlet.)

MUNCUL keprihatinan terhadap merebaknya beragam isu yang cukup mengundang kegaduhan di media sosial akhir-akhir ini, khususnya pernyataan dari pemimpin pondok pesantren di Indramayu, Jawa Barat. Diharapkan ada langkah cepat dari para pemimpin bangsa agar arus informasi yang menyesatkan dan meresahkan segera diluruskan.

"Kita tidak boleh berdiam diri ketika ajaran agama disampaikan melalui medsos dengan tidak benar. Medsos ini sangat mudah diakses semua kalangan, berdampak sangat luas dan sangat cepat. Terutama bagi anak-anak, sudah sangat mendesak peran dan pendampingan orang tua mengendalikan penggunaan medsos. Untuk seluruh masyarakat Indonesia, ayo kita gotong royong membangun budaya sensor mandiri mulai dari diri dan keluarga sendiri," ulas Founder Rumah Syaamil Quran (RSQ) Pintu Surga Ita Luthfia.

Menurut Ita, narasumber yang banyak bicara agama tanpa dasar ilmu yang benar perlu segera ditangani. Kalau tidak, kehidupan beragama dan kesehatan mental masyarakat akan terganggu. Menanggapi beberapa pernyataan pemimpin Ponpes AZ di Indramayu, Ita mengajak semua mendoakan negara segera hadir untuk meluruskan ajaran Islam yang tidak sesuai Al-Qur'an dan yang bersangkutan segera diberi rahmat dan hidayah oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Baca juga: Ridwan Kamil Bentuk Tim Investigasi Ponpes Al-Zaytun

Kita dan anak-anak kita, lanjut Ita, perkuatlah sensor mandiri, bentengi diri dari ajaran keliru dan informasi yang mengalir deras di media sosial. Batasi waktu penggunaan medsos hanya untuk hal-hal yang jelas manfaatnya. Beralih ke membaca buku, olahraga, atau hal-hal kreatif jauh lebih baik. 

"Banyak melihat postingan orang juga bisa berpeluang menimbulkan keresahan, kebingungan, iri dengki, tidak mensyukuri yang dimiliki, sibuk mengejar atau beli follower dan likes, timbul hasrat ingin eksis di medsos seperti orang lain hingga menyusahkan orangtua. Bahkan seorang psikolog klinis di HaloDoc mengaku makin kebanjiran generasi Y dan Z yang mengalami depresi karena tertekan konten-konten di medsos. Kita tidak boleh berdiam diri. Harus gercep selamatkan anak-anak kita," papar Ita.

Baca juga: Ciptakan Konten Keren dengan Perencanaan Strategis

Ita menyarankan, sambil menunggu langkah serius dari para pemimpin di daerah dan pusat terhadap pemimpin Ponpes AZ, para orangtua bersegeralah mendampingi anak-anak untuk kembali ke Al-Qur'an. "Bukan sekadar baca atau menghafal, memahami arti bacaan justru penting. Dengan cara itu, keimanan kita akan tetap terjaga. Kita jadi tahu persis pesan dan ajaran Allah subhanahu wa ta'ala yang sebenarnya. Mau cari info dan solusi soal apapun terkait kehidupan, semua ada di Al-Qur'an, bukan di medsos," tandas Ita.

Namun, lanjutnya, harus hati-hati juga dalam menggunakan Al-Qur'an. Pilihlah mushaf Al-Qur'an yang dicetak dan diterbitkan oleh penerbit yang bertanggung jawab dan amanah. "Pastikan mushaf Al-Qur'an kita dicetak dengan adab memuliakan Al-Qur'an, menggunakan bahan kertas, tinta, lem, pita, dan lain-lain yang halal. Dan yang terpenting isinya murni, tidak ada hasil editing manusia," ujarnya.

Menanggapi pernyataan bahwa Al-Qur'an bukan kalamullah, Ita mengimbau kepada masyarakat untuk membuka Al-Qur'an Surah Ali Imran ayat 3-9, 19-22, 138; An-Nisa ayat 59, 166, 174-175; Al-Maidah ayat 15-16, 48; Al-An'am ayat 155-157; Al-A'raf ayat 157, 196, 203-205; Yunus ayat 37-38, 57; Hud ayat 1-2; Yusuf ayat 111; Ar-Ra'd ayat 1 dan 37; Ibrahim ayat 1 dan 52; Al-Hijr ayat 1; An-Nahl ayat 89, 102, 104; Al-Isra' ayat 9, 41, 82, 89, 105; Al-Kahf ayat 27; Taha ayat 100 dan 113; Al-Anbiya ayat 10, 50, 106; Al-Hajj ayat 16 dan 54; Asy-Syu'ara ayat 192-201; Al-Qasas ayat 53-55; Al-'Ankabut ayat 48-51; Sad ayat 29; Az-Zumar ayat 1-2, 23, 27-28; Fussilat ayat 41 dan 44; Al-Jasiyah ayat 11 dan 20; Al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40; Ar-Rahman ayat 1-2; Al-Haqqah ayat 52; Al-Ma'arij ayat 40-51; Al-Jinn ayat 1-2; Al-Insan ayat 23-24; Al-A'la ayat 6; Al-Qadr ayat 1; Al-Bayyinah ayat 2-3. "Kalau tak mau tersesat, lindungi diri dengan sensor mandiri saat bermedsos dan baca saja Al-Qur'an," pungkas Ita. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya