Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
POLUSI plastik yang berasal dari wilayah Asia Tenggara mengancam ekosistem dan hewan besar yang ada di laut. Asia Tenggara menyumbang sepertiga dari total polusi plastik laut secara global.
Hal itu diketahui dari penelitian bertajuk Interactions Between Marine Megafauna and Plastic Pollution in Southeast Asia yang di publish di jurnal Science of The Total Environment pada Mei 2023.
"Dampak dari polusi plastik paling banyak adalah hewan-hewan besar yang ada di laut. Dibanding hewan di udara, hewan laut ini paling banyak terdampak," kata Dosen di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Padjadjaran Buntoro Pasaribu di Museum Macan, Jakarta Barat, Jumat (2/6).
Baca juga : RI, ASEAN dan Jerman Perkuat Kerja Sama Penanganan Sampah Laut
Disebutkan bahwa ada dua kasus mengenai polusi plastik yang berdampak langsung pada hewan laut hingga mengakibatkan kematian, yakni hewan yang terikat sampah jaring nelayan dan hewan yang tidak sengaja mengkonsumsi sampah plastik.
Baca juga : Zero Waste, Zero Emission Jadi Babak Paru Pengelolaan Sampah di Indonesia
Pada kasus hewan yang terikat jaring nelayan, kasus tertinggi terjadi pada spesies burung laut yakni 18,1%, diikuti mamalia laut 12,9% dan spesies ikan bertulang rawan 9,6%.
Selanjutnya, untuk kasus hewan yang mengkonsumsi plastik paling banyak ialah reptil laut 34%, burung laut 31,6%, mamalia laut 24,6%, ikan bertulang rawan 6,5% dan spesies taksonomi 3,1%.
Temuan itu menjadi hal yang mengkhawatirkan, karena sebanyak 380 spesies vertebrata laut yang ada di Asia Tenggara diidentifikasi sebagai red list of threatened species atau spesies yang terancam punah oleh IUCN.
Mengenai kondisi sampah di laut Asia Tenggara, Jenna Jambeck, peneliti asal Amerika Serikat menyebut bahwa di 20 negara, sebanyak 83% sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik di daratan kemudian masuk ke lautan.
"Yang terbesar adalah negara berkembang, terutama di Asia, yang infrastruktur pengelolaan sampahnya tidak sejalan dengan meningkatnya konsumsi barang yang kemudian menghasilkan sampah plastik," tutur Buntoro.
Beberapa negara yang sampah plastiknya paling banyak memasuki laut di antaranya ialah Tiongkok yakni 3,53 juta ton per tahun, disusul Indonesia 1,29 juta ton pertahun, Filipina 0,75 juta ton per tahun, Vietnam 0,73 juta ton per tahun, Sri Lanka 0,64 juta ton per tahun, Thailand 0,41 juta ton per tahun, Mesir 0,39 juta ton pertahun dan Malaysia 0,37 juta ton per tahun.
Buntoro mengakui, urusan sampah laut memang tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri oleh masing-masing negara. Di samping memperbaiki fasilitas pengelolaan sampah, setiap negara juga harus memiliki mekanisme untuk menangani sampah plastik 'kiriman' negara tetangga.
"Kalau sampah tidak berasal dari daratan, sampah itu bisa berasal dari negara tetangga. Sistem arus Indonesia itu angin berhembus dari utara ke selatan kalau ada sampah dari wilayah utara, itu akan terbawa masuk semuanya ke Indonesia. Sehingga masalahnya sangat kompleks yang disebut sebagai transboundary. Setiap negara harus punya mekanisme sendiri terkait dengan penanganan sampah," beber dia.
Pada kesempatan itu, Hendi Suhandoko dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan, berdasarkan data KKP, ada sebanyak 270-590 ribu ton sampah laut pertahun di Indonesia.
Adapun, pada 2018-2022 pemerintah berhasil mengurangi sebesar 35,5%. "Dan kami membuat target pengurangan sampah laut sebesar 70%. Kami optimistis bisa mencapai target ini," ucap dia.
Hendi membeberkan, cara yang ditempuh ialah dengan meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan, menghentikan sampah yang masuk ke laut, membersihkan sampah yang ada di laut dan melakukan pemantauan serta penegakan hukum.
"Kegiatan yang dilakukan diantaranya gerakan partisipasi nelayan Bulan Cinta Laut ( BCL) di mana nelayan mengumpulkan sampah plastik selama satu bulan," ungkap dia.
Selain itu pembangunan TPS/PDU di pesisir pulau-pulau kecil melalui program Desa Pesisir Bersih dan pembangunan sarana dan prasarana penanganan sampah di setiap PPS, PPN, PPP dan PPI. (Z-8)
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Perubahan iklim dapat mengganggu ketahanan dan hasil tangkapan ikan, serta memengaruhi komunitas pesisir, karena dapat menurunkan produktivitas perairan.
Upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi Gili Matra ini tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk BRI.
Pentingnya pengembangan kapal induk otonom sebagai solusi modern untuk menjaga keamanan laut Nusantara.
Paus tidak hanya berperan sebagai predator besar di lautan, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam siklus nutrisi laut.
Penertiban gabungan ini menyasar 10 titik pelanggaran di dalam kawasan hutan TWA Mega Mendung dan DAS Batang Anai.
Tanaman air invasif Lukut, meskipun bukan asli dari danau-danau ultra-oligotrofik di Sulawesi, telah menyebar dengan cepat dan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
PP 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan yang seharusnya menjadi tonggak penguatan sistem kesehatan nasional justru dinilai minim koordinasi antarkementerian dan berpotensi merugikan
Anggota DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo menilai pulau kucing yang diwacanakan dibuka di Kepulauan Seribu berisiko mengganggu ekosistem. Menurutnya, wacana itu tak perlu diteruskan.
BPKH dan Islamic Finance News (IFN) berkolaborasi dalam gelaran IFN Indonesia Dialogues 2025 untuk membahas perkembangan, tantangan, dan peluang industri keuangan syariah
Kalau dengar kata serangga, yang terlintas di benak orang biasanya semut, kecoa, atau nyamuk. Padahal serangga memegang peran kunci dalam hampir semua proses ekologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved