Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KETUA Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hartono Gunardi menyarankan agar para calon ibu melakukan vaksinasi tetanus toxoid guna melindungi bayi yang baru lahir dari risiko penyakit tetanus.
Vaksinasi ini dapat dilakukan saat ibu memasuki masa kehamilan di trimester kedua. Namun, alangkah lebih baik apabila ibu mendapatkan vaksin tetanus sebelum masa kehamilan.
"Kita mesti mempersiapkan diri kita (untuk calon pengantin) antara lain (vaksin) tetanus toxoid. Kalau sekarang mungkin lebih bagus Td (tetanus dan difteri). Kalau mau lebih lengkap lagi (vaksin) Tdap (tetanus, difteri, pertusis)," kata Hartono, dikutip Senin (15/5).
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Ibu Hamil Perlu Vaksin Influenza
Hartono mengingatkan risiko dan bahaya infeksi tetanus yang mungkin dapat terjadi pada bayi jika calon ibu tidak pernah mendapatkan vaksin tetanus semasa kecilnya, ditambah tidak juga mendapatkannya saat masa hamil.
Risiko tetanus rentan terjadi saat proses pemotongan tali pusar bayi dengan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
Bahkan, di beberapa daerah, masih ada masyarakat yang melakukan tradisi perawatan tali pusar bayi dengan mengoleskan abu dapur. Padahal, tradisi ini rentan menimbulkan infeksi terutama jika ibu tidak mendapatkan vaksin tetanus.
Baca juga: Orangtua Dipastikan tidak Perlu Takut Efek Samping Imunisasi Anak
Hartono menganjurkan agar para ibu dapat mengakses vaksin tetanus jenis Tdap mengingat kombinasinya yang lengkap, terutama juga untuk mencegah pertusis atau batuk rejan pada bayi baru lahir.
Dia menjelaskan bayi memiliki antibodi yang masih relatif rendah apalagi jika bayi belum mendapatkan imunisasi sama sekali sehingga akan lebih mudah tertular pertusis. Penyakit pertusis dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas atau tidak bernapas sama sekali.
"Pada saat bayi belum diimunisasi, bayi tersebut rentan. Kalau (misalnya) kakaknya sekolah lalu ketemu anak pertusis, (dia) bawa kumannya ke rumah, dia batuk di depan bayinya, dia (bayi) bisa terkena pertusis," kata Hartono.
Selain vaksin tetanus, Hartono juga menambahkan pentingnya bagi calon ibu untuk mendapatkan vaksin MR (measles dan rubella) yang dilakukan sebelum masa kehamilan atau minimal tiga bulan sebelum program kehamilan.
Di luar vaksin, calon ibu menyiapkan aspek kesehatan lainnya sebelum hamil termasuk kecukupan gizi dan suplementasi asam folat untuk mencegah bayi lahir cacat.
"Jangan lupa sebelum hamil harus mempersiapkan diri. Calon ibu itu tidak boleh kurang gizi, anemia, kemudian mesti diberikan suplementasi asam folat. Dan imunisasinya minimal dua itu (vaksin tetanus dan MR), kalau mau dilengkapi yang lain itu alangkah baiknya seperti HPV dan yang lain juga," pungkas Hartono. (Ant/Z-1)
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Selain vaksin primer, yang wajib diberikan, orangtua juga bisa mempertimbangkan memberikan vaksinasi tambahan, misalnya vaksin influenza.
Di dua lokasi uji coba yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banjar, cakupan vaksin PCV1 untuk pencegahan pneumonia meningkat.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved