Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ketum IDI Merasa Ada Upaya Memecah Belah Profesi Dokter

Henri Siagian
14/5/2023 18:04

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengajak Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (Ikabi) tidak terlibat dalam upaya memecah belah profesi dokter.

“Kami harapkan Ikabi terus membantu IDI mengelola permasalahan di tingkat bedah. Buktikan kepada pemerintah, negara, dan masyarakat bahwa dokter Indonesia selamanya menjadi benteng profesi kedokteran. Jangan sampai kita masuk kepada upaya memecah belah profesi,” jelas Adib saat pelantikan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (Ikabi) di Jakarta, Sabtu (13/5).

Baca juga: RUU Kesehatan Mudahkan Dokter Ambil Pendidikan Spesialis, Benarkah Demikian?

Dia meminta Ikabi kembali ke ruh profesi dokter yakni kesejawatan berdasarkan kepentingan bersama, menonjolkan teamwork, kolaborasi, dan kesetaraan.

Adib menegaskan IDI tidak menolak Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan, melainkan hanya meminta penundaan pembahasan.

Baca juga: RUU Kesehatan Permudah Dokter Asing Buka Praktik di Indonesia

“Bahasa kami bukan menolak, tapi menunda. Masih banyak substansi lebih mendalam yang harusnya bisa dimasukkan. Misalnya soal peningkatan anggaran kesehatan, keamanan data kesehatan, aborsi, dan hal-hal terkait pelayanan transformasi kesehatan lainnya,” kata dia.

Baca juga: Menkes Minta Perbedaan Pendapat RUU Kesehatan Diselesaikan dengan Beradab

Adib menekankan sikap IDI agar menjadikan RUU Kesehatan ini untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan bisnis kesehatan.

“Jangan terlalu terburu-buru. Kami tidak ingin ada upaya sengaja mempercepat RUU Kesehatan. Agar tak ada produk regulasi yang cacat secara hukum konstitusi, tidak mendatangkan manfaat bagi rakyat, dan legitimasinya lemah karena tak didukung tenaga kesehatan kita,” urainya.

Adib berpesan agar Ikabi makin intensif menggelar pertemuan-pertemuan di lingkup dokter bedah, untuk mengkanalisasi permasalahan internal bedah. “Tingkatkan gairah menjaga profesi kita demi kepentingan pelayanan kesehatan Indonesia. Selamat untuk pengurus baru, semoga terus memberi manfaat bagi anggota,” pungkasnya.

Baca juga: IDI Tidak Punya Dewan Pengawas, Terbuka Celah Korupsi

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah dokter spesialis bedah yang dilantik dalam PB Ikabi antara lain adalah Ketua Umum Yusirwan Yusuf, Sekretaris Jenderal Heber Bombang Sapan, dan Bendahara Dedy Pratama.

Kepengurusan ini diperkuat dengan Dewan Pertimbangan dan Mantan Ketua Ikabi yaitu Puruhito, Aryono Pusponegoro, Idrus Paturusi, Muchlis Ramli, serta Paul Tahalele.

Kebersamaan Harga Mati

Ketua Umum Ikabi Yusirwan Yusuf menyebut tiga tantangan utama para ahli bedah saat ini. Pertama, memastikan terjaganya kebersamaan sebagai harga mati untuk sebuah organisasi. Kedua, menjamin aspek perlindungan hukum bagi profesi. Ketiga, menyelesaikan masalah kesejahteraan, termasuk disparitas pendapatan dokter di berbagai daerah di Indonesia.

“Hal-hal itu merupakan tanggung jawab dan beban kita bersama ke depan. Karenanya, kami membentuk Kelompok Kerja Remunerasi untuk menyelesaikan persoalan ini.  Kami sepakat duduk bersama dan berjuang bersama,” kata Yusirwan.

Baca juga: 6 Penyebab Tidak Meratanya Dokter di Daerah

Ketua Dewan Pertimbangan Ikabi Arjono Djuned Pusponegoro yang terkenal dengan slogan motivasi ‘zero mortality’ pada tindakan medis dokter bedah menyatakan betapa negara ini sudah punya segala-galanya. Rata-rata tiap provinsi punya 30 RSUD.

“Sayangnya, semua masih berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada kerja sama. Masih fragmented, not well organized dan untraining,” paparnya. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya