Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AHLI Hemato-Onkologi Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Hikari Ambara Sjakti mengatakan ada beberapa tanda yang harus diwaspadai sebagai gejala kanker pada anak.
"Tentu ada banyak yang harus diwaspadai, kita lihat saja gejala dari jenis-jenis kanker yang paling sering (menyerang anak)," kata Hikari, dikutip Minggu (14/5).
Hikari menjelaskan ada dua jenis kanker yang paling sering menyerang anak, yakni kanker darah seperti leukemia atau kanker sel darah putih dan retinoblastoma atau kanker mata.
Baca juga: Kini Pengobatan Kanker Payudara Lebih Spesifik, Kesembuhan Pasien Capai 75%
Gejala leukemia yang harus diwaspadai di antaranya ketika anak yang biasanya aktif mendadak pucat dan lemas serta tanda-tanda pendarahan seperti mimisan, lebam, dan bintik-bintik merah di kulit.
Anak juga bisa mengeluh nyeri pada tungkai, sendi, dan lutut, serta perut yang membesar karena terjadi pembengkakan hati.
"Secara umum, biasanya kalau leukemia akut itu terlihat sekali. Anaknya mendadak terlihat sakit, lemas, malas bergerak. Ini harus diwaspadai," kata Hikari.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Mammografi Harus Dimulai pada Usia 40 tahun
Sementara itu, gejala kanker retina mata menurut Hikari lebih mudah untuk dikenali, yakni munculnya mata kucing saat mata terkena sinar.
"Jadi matanya terlihat putih. Di bagian tengah mata yang hitam itu, kalau disenter, itu ada bagian yang disebut retina yang normalnya tidak memantulkan cahaya atau menjadi putih," ujar Hikari.
Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, Hikari mengatakan tidak ada skrining untuk kanker pada anak.
Untuk itu, orangtua diharapkan mampu memahami gejala-gejala kanker pada anak agar bisa melakukan deteksi dini dan segera melakukan pengobatan lebih awal jika memang anak menderita kanker.
Hikari mengatakan, kanker yang dialami anak biasanya terjadi karena faktor genetik bawaan dari kedua orangtuanya dan tidak banyak dipengaruhi oleh pola hidup atau makanan tertentu.
"Kanker pada anak bisa terdiagnosa sejak lahir. Jadi, kalau dari lahir sudah muncul kanker, pasti bukan karena faktor lingkungan melainkan karena kelainan genetik," ungkap Hikari.
Meski kanker pada anak biasanya terjadi karena faktor genetik, Hikari tetap mengingatkan orangtua agar terus memastikan anak menjalani pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Pastikan juga anak berada di lingkungan yang sehat, guna menghindari paparan tambahan yang juga dapat menjadi pencetus kanker. (Ant/Z-1)
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved