Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jadi Kota Dengan Indeks Toleransi Terendah, Cilegon dan Depok Diminta Berbenah

Rifaldi Putra Irianto
08/4/2023 18:15
Jadi Kota Dengan Indeks Toleransi Terendah, Cilegon dan Depok Diminta Berbenah
Tugu Selamat Datang di Kota Cilegon(Dok. Kabar Banten)

KOTA Cilegon dan Kota Depok menjadi dua kota yang mendapat skor toleransi paling rendah dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 versi SETARA Institute. Kota Cilegon menduduki peringkat 94 atau paling bawah sementara Depok berada diposisi 93.

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan menyebutkan, baik di Cilegon maupun di Depok tidak tampak kepemimpinan toleransi, terutama pada sisi kepemimpinan politik dan kepemimpinan birokratik, hal itulah yang kemudian membuat Cilegon dan Depok menjadi kota dengan nilai toleransi terendah.

"Bersamaan dengan itu, dinamika masyarakat sipil disana tidak berkontribusi signifikan bagi perbaikan praktik dan promosi toleransi. Secara umum, ekosistem toleransi di kota-kota itu belum terbentuk, relatif jauh jika disandingkan dengan aspek ekosistem toleransi di kota-kota yang menempati peringkat 10 teratas," tutur Halili saat dihubungi, Sabtu (8/4).

Baca juga : Singkawang Pertahankan Predikat Kota dengan Indeks Toleransi Tertinggi

Berdasarkan catatan SETARA Institute, pada 2022 masih terdapat kasus-kasus intoleransi yang terjadi di Cilegon dan Depok, termasuk terkait penolakan pembangunan gereja HKBP Maranatha di kota Cilegon.

Dengan tidak diizinkannya pembangunan gereja HKBP Maranatha oleh pemerintah kota Cilegon, kobdisi itu membuaat umat kristiani yang berdomisili di wilayah Salira  harus menempuh perjalanan jauh sekiitar 50 km untuk dapat beribadah di gereja terdekat yakni gereja HKBP Serang.

Baca juga : Ramadan Harus Jadi Momentum Perkuat Takwa dan Toleransi

"Bila dicek di masing-masing dua kota itu, di Cilegon sepanjang 2022 banyak kasus-kasus intoleransi, kasus HKBP dan Maranatha adalah dua yang menonjol. Di Depok masih banyak kebijakan dan tindakan yang tidak toleran dan itu mengkonsolidasi kelompok intoleran dan dapat sewaktu-waktu mengaktivasi tindakan intoleran, seperti penyegelan masjid Ahmadiyah," terang Halili.

Kendati Cilegon dan Depok mendapatkan skor IKT 2022 terendah, namun Halili menekankan kedua kota tersebut masih dapat terus berbenah dan meningkatkan skor IKT di tahun-tahun mendatang.

Halili menerangkan, banyak hal yang dapat dilakukan Cilegon dan Depok untuk meningkatkan skor IKT, termasuk di antaranya pembenahan pada sisi political leadership.

"RPJMD dan SKP tahunan harus menggambarkan visi toleransi dan kebinekaan, mobilisasi program dan anggaran yang memadai untuk memperkuat praktik dan promosi toleransi," ucap Halili.

"Selain itu, Hapus kebijakan yang bersifat diskriminatif dan intoleran, serta jamin kesetaraan seluruh warga negara, terutama minoritas, untuk dapat menikmati kebebasan beragama atau berkeyakinan dan hak atas peribadatan," tegasnya.

Sementara Cilegon dan Depok menempati skor IKT 2022 dua terbawah, kota Singkawang menjadi kota dengan skor IKT tahun 2022 tertinggi, disusul Salatiga di posisi kedua dan Bekasi di posisi ketiga. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya