Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KAMPANYE Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali digelar.
Program literasi digital nasional sektor pendidikan digekar di wilayah Sulawesi yang diikuti 4.000 siswa dari 25 SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Kamis (6/4) dimulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WITA.
Pencegahan Perundungan di Media Sosial
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Cyberbullying: Apa itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya,”.
Baca juga: Siswa SD di Bogor Diajak Mengenal Literasi Digital Sejak Dini
Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Tingkat Literasi Digital Masyarakat Berada di Level Sedang
Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00.
Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman ini, menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca juga: Perempuan Juga Harus Cakap Digital
Kali ini program #literasidigitalkominfo menampilkan sejumlah narasumber, di mana narasumber pertama yakni Dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta dan penggiat Japelidi, Yolanda Presiana Desi, M.A., membawakan materi Kecakapan Digital.
Cyberbullying, Bentuk Kekerasan Modern
Menurut Yolanda, cyberbullying adalah bentuk kekerasan modern yang terjadi melalui media sosial dan memiliki efek yang sangat besar.
Karenanya, diperlukan kecakapan dalam bermedia digital dengan mampu menggunakan perangkat lunak dan keras dalam lanskap digital dan memahami cara melindungi identitas pribadi agar tidak menjadi korban bullying.
“Untuk mengatasi bullying, kita harus memiliki kesadaran terkait cyberbullying dan menjadi cakap bermedia digital," katanya.
Baca juga: Kuasai Literasi Digital Cegah Plagiarisme
"Kita bisa melindungi identitas pribadi kita dan menggunakan fitur blokir serta laporkan saring sebelum sharing. Kita juga bisa mengunggah konten positif dan menerapkan etika bermedia digital,” ujar Yolanda.
Lalu materi terkait Etika Digital disampaikan seorang Creative Entrepreneur, Ibnu Novel Hafidz.
Dituturkannya, jika dalam platform chatting WhatsApp dan media sosial lainnya dapat juga terjadi cyberbullying.
Hati-hati Sampaikan Pesan di Media Sosial
Karena itu, menurut Ibnu, harus selalu berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu yang dapat menyinggung perasaan orang lain dan tidak memaki di media sosial.
“Kita harus menggunakan media sosial dengan bijaksana dan menciptakan atmosfer yang positif di dalamnya," kata Ibnu.
Baca juga: Literasi Digital Harus Berkelanjutan
"Media sosial dapat menjadi tempat yang baik untuk membangun hubungan sosial dan bisnis, tetapi kita harus memahami karakteristiknya dan membatasi penggunaannya agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.
Sedangkan narasumber ketiga yakni Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Plg.
Ia menyampaikan materi terkait Budaya Digital, di mana dijelaskannya dalam beraktivitas digital harus memiliki kompetensi digital sebagai landasan dengan saling menghormati satu sama lain dan menjaga ruang digital menjadi aman dan nyaman bagi setiap pengguna.
“Digitalisasi budaya sangat penting karena ruang digital sangat terbuka dalam mengekspresikan diri, tetapi kita harus menjaga konsistensi bahwa di ruang digital kita merupakan bangsa yang berbudaya," jelasnya.
Baca juga: Kemenkominfo Gelar Pekan Literasi Digital di Balikpapan
"Kita harus mencintai dan menciptakan produk dalam negeri, dan tugas kita adalah mempromosikan produk dalam negeri dengan mulai menggunakannya dan kemudian memasarkannya," ucap Setiawan.
"Dalam budaya digital, kita harus selalu berupaya untuk membangun budaya kita,” jelasnya.
Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Stefanny S.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.(RO/S-4)
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
Memberikan pengalaman baru dengan melukis di atas nylon bag bisa membantu mengembangkan daya kreativitas sejak dini.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
KEGIATAN belajar mengajar kembali digelar di wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Senin (8/1). Para siswa menjalani kegiatan dengan metode beragam cara.
Kegiatan belajar mengajar dengan cara lesehan sudah dilakukan sejak 2014. Meja dan kursi di kelas itu rusak dan tidak kunjung diperbaiki.
Selain pembatasan usia, minimnya siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar tersebut juga akibat akses menuju sekolah yang berada di daerah terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved